47. Let Him Go

488 41 0
                                    

Sebulan berlalu dengan berat dan lambat, aura dirumah semakin memburuk.

Sekolah sudah mulai berjalan tiga minggu yang lalu, Jia, Jaki, dan Jio harus mendapatkan puluhan pertanyaan dari temannya yang kepo, dan juga mendengar beberapa misuh-misuh tentang keluarganya yang diomongin waktu hari pertama sekolah.

Semua orang jadi sok tau tiba-tiba tentang mereka, mereka ngasih nasihat, semangat, dan juga menanyakan kabar tentang keluarganya, tapi—itu tidak perlu. Jia, Jaki, dan Jio malah lebih suka jika semua berpura-pura tidak terjadi sesuatu.

"Keluarga lo apa kabar Ki?" Tanya teman sekelasnya, Farzan, yang tidak dekat dengan Jaki.

Jaki yang sedang berbincang dengan Juan dan Harsa langsung menjawab dengan singkat.

"Baik."

Farzan langsung membulatkan mulutnya.

"Abang lo belom balik juga?" Tanyanya lagi.

"Belom."

Sejujurnya Jaki malas menjawab pertanyaan itu, hampir setiap orang yang bertemunya disekolah selalu menanyakan hal tersebut ketika bertemu dengannya, dan Farzan adalah orang ke delapan yang bertanya hari ini.

"Kakak lo pulang malem mulu Ki sekarang-sekarang."

Jaki mulai menatap Farzan malas, "Biarin."

"Jam dua belas lewat loh Ki, ngapain tuh coba? Gue sering liat pulang bareng cowo lagi, ngelonte kali ya dia?"

BRAK!

Jaki menggebrak meja keras sambil berdiri dan memelototi Farzan.

"Jaga mulut lo ya bangsat!" Ancamnya dengan emosi yang hampir meledak. Sontak Juan dan Harsa langsung membantu menenangkannya, padahal dulu mereka berdua paling seneng kalo Jaki lagi berantem disekolah, tapi kalo situasi keluarganya kaya gini kayanya gak dulu deh.

Dan itu juga alasan Jaki tidak dekat dengan Farzan karna sifat kasar dan mulut sampahnya.

Farzan tersenyum menyeringai, ternyata tidak sulit memancing emosi Jaki. Dia sudah tidak sabar menunggu bagian perkelahian, dia ingin menunjukan ke cewe yang disukainya kalau dia mampu melawan Jaki. Farzan tiba-tiba ingin melakukan tindakan jahat ke Jaki karna cewe yang disukai nya suka sama Jaki.

"Gue kaget loh pas ada beritanya di tv, adek lo kasar juga mulutnya ya, mana nyokap lo kaya gak peduli banget lagi sama Jio, Btw daddy sugar nyokap lo kaya banget ya kayanya sampe lo semua dilupain. Terus nyokap lo sekrang udah tobat belom? Apa lo belom jenguk dia? Nyokap lu tuh sadar gak sih kalo dia, hkm maaf nih ya gak maksud nyinggung tapi kaya jalang gitu?"

Jaki tak menjawab, dia memilih diam, telinganya sudah sangat panas dan kepalan ditangannya sudah siap memukul wajah Farzan.

"Zan mending lo pergi." Perintah Juan sambil memasang wajah jutek.

Farzan mengangkat bahu tak peduli, "Mungkin juga Kakak lo udah gak perawan atau Abang lo udah gak perjaka karna pergaulan be—"

BUKH!

Jaki melayangkan pukulan kencang ke pipi Farzan hingga anak itu tersungkur dikelas, dan hal itu membuat seluruh murid dikelas menatap ke arah mereka.

Jaki keluar dari kursi tempat ia duduk, emosinya tak terkontrol sekarang, belakangan ini dia merasakan banyak pikiran dan campuran perasaan yang buruk hingga membuatnya sensian. Mungkin kalau wanita bisa disebut sedang PMS.

Farzan langsung berdiri dan sudah bersemangat membuat Jaki babak belur, secara badan dia lebih tinggi dan lebih besar.

"Sarapan apasih lo?" Tanya Jaki mendekati Farzan, "Mulut lo bau SAM-PAH."

J Sibling'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang