27. Mulung

365 44 0
                                    

Setelah mengantarkan Jio kerumah temannya, Vanilla. Jaka dan Jaki kemudian bingung ingin melakukan apa.

"Nanti ngapain ya enaknya Ki?"

Jaki berhenti menyedot kopi super pahitnya, "Kaya biasa."

Jaka memutar bola matanya malas, kaya biasa yang Jaki maksud tuh yang mana ya.

"Mulung yuk, bosen nih." Ajak Jaki ke kembarannya.

Oiya, mereka udah lama gak melakukan pekerjaan itu.

"Ayo."

Mereka berdua emang suka ngelakuin hal-hal aneh. Dari mulai; jadi pengamen, tukang parkir, mulung, tukang anter galon, joki tugas, joki games, model, pemain iklan, penonton bayaran, pemeran figuran, balap liar. Udah pernah dicoba.

Katanya sih karna mereka gabut gak ada kerjaan, yaudah deh ngelakuin itu.

Tapi Jia pernah nanya kenapa mulung juga kan bau gitu ya pikirnya. Dan jawaban Jaki 4 tahun lalu masih menempel diotak Jia.

"Latihan dulu jadi orang susah, biar kalo mendadak miskin gak kaget."

Kalimat singkat tersebut membuat Jia menghela nafas kasar. Yaudah lah yang penting bukan tukang jual bakso pake boraks.

Tapi dibalik ke gabutan mereka berdua itu hasil uangnya mereka kasih ke orang yang membutuhkan kok. Ya emang kalo uang jajan mereka sih cukup bahkan lebih, makanya uangnya mereka bakal kasih lagi keorang.

"Abis pulang mulung ajak anak-anak bakar-bakar dirumah mau ga?" Tawar Jaka kali ini.

Jaki pun mengangguk setuju, "Tapi yang cowo aja, gak ada Kakak, gue takut kalo ada cewenya."

"Iyalah gila."





Mereka pun tiba ditempat favorit mereka, sengaja naik motor yakan mau mulung ngapain juga naik mobil.

Plastik berisi baju mereka berdua yang sudah kekecilan namun masih bagus pun tak lupa dibawa, buat dikasih ketemennya. Kebetulan badan temannya lebih kecil dari mereka berdua.

Mereka memang punya tiga orang teman akrab namanya Pandu, Danu, dan Rudi.

"Kalian kalo bosen kaya bisa tukeran sama kita ya." Ucap Pandu sambil memilih baju yang dibawakan Jaka Jaki.

Si kembar hanya tertawa, temannya selalu bilang mereka kaya padahal biasa aja. Tapi mungkin kalau dilihat secara ekonomi dengan mereka memang terlihat cukup jauh.

Memang sikembar tidak sombong, karna itu semua juga harta kekayaan kedua orang tuanya, bukan penghasilan mereka sendiri. Yang penting bersyukur aja.

Sangking cukup dekatnya dulu mereka bertiga diajak untuk kerumah, karna waktu itu mereka dan Jaka Jaki lapar habis mulung seharian. Jadi sikembar inisiatif ngajak mereka kerumahnya aja soalnya sebelum berangkat mulung dirumah banyak makanan.

Tapi apa yang terjadi ketika mereka bertiga tiba didepan rumah sikembar.

Flashback on

Tepat didepan rumah kediaman Jaka dan Jaki. Pandu, Rudi, dan Danu berdiri ketakutan didepannya. Sebab Jaka dan Jaki selaku teman mulungnya tiga hari itu mengajak masuk kerumah besar dihadapannya.

 Sebab Jaka dan Jaki selaku teman mulungnya tiga hari itu mengajak masuk kerumah besar dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
J Sibling'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang