Ciara tidak bisa diam, sedari tadi dia sibuk main dokter-dokteran yang dia bawa ke Jio yang lagi tidur. Jaki juga gak keatas lagi soalnya dia bantuin Cika masak.
Karna merasa sedikit terganggu, Jio akhirnya terbangun dari tidurnya. Ia memejamkan mata perlahan kemudian meregangkan tubuhnya mengulat dan melihat Ciara yang sedang bermain.
"ABANG?" Teriaknya semangat karna Jio akhirnya bangun juga.
Ia langsung memeluk tubuh Jio agresif tapi Jio dorong perlahan karna dia lagi sakit, takut Ciara ketularan.
Ciara langsung cemberut.
"Jangan deket-deket aku dulu," Ucapnya sembari menutup mulut. "aku lagi sakit."
Tapi Ciara keras kepala seperti Jio. Dia gak peduli, dia malah langsung memeluk Jio lebih kencang.
"Aku kan kuat." Katanya gak peduli.
Jio tersenyum tipis dan membiarkan Ciara menemplok ditubuhnya, kemudian ia mengambil botol minum didekatnya dan melihat ada bingkisan kecil disebelahnya.
"Apaan nih?"
Ciara mendongakan kepalanya dari tubuh Jio dan melihat apa itu.
"Ah!" Teriaknya kemudian menyerobot barang tersebut, "Ini dari aku buat Abang." Kemudian ia memberikan ke Jio.
Jio baru saja berniat mengambil hadiahnya namun ditarik cepat oleh Ciara lagi.
"Aku yang bukain deh..." Ujarnya tertawa meledek.
Kemudian dia membukanya brutal, paper bag berwarna pink itu langsung dibuka atasnya dan dibalik sehingga isinya berjatuhan.
Ada boneka menggemaskan yang jatuh dan—jepitan?
"Abang suka gak?" Tanya nya setelah unboxing.
"Bonekanya lucu banget." Jawab Jio sambil mengambil boneka, kemudian dia berlaih ke jepitan, "Kenapa aku dikasih jepitan?"
"Ya untuk dirambut dong?" Ciara berdiri dan memasangkan jepitan berwarna pink itu dirambut Jio.
Jio tertawa, ya dia juga tau kali buat dirambut.
"Ya maksudnya aku kan cowo, gak pake jepitan." Jawabnya namun ia tiba-tiba takut anak itu marah, "Tapi aku pake deh kalo dari kamu..." Ujarnya pasrah.
Ciara tersenyum senang kemudian ia turun dari kasur dan mengelilingi kamar Jio.
"Aku tuh sebenernya niatnya mau kerumah kamu kan hari minggu, eh malah kamu duluan yang kesini." Kata Jio yang dihiraukan oleh Ciara, dia sibuk melihat seisi kamar Jio yang penuh dengan barang.
Banyak gambar yang ditempel di dinding, lego, boneka, sepatu bola, slime, miniatur mobil-mobilan dan banyak lagi.
Kemudian Jio teringat sesuatu, ia turun dari kasur dan berjalan pelan menuju lemarinya. Ia meraih baju kecil ditumpukan bajunya.
Ciara ikut mengintili Jio dan sok mencari barang dilemari juga.
"Nih buat kamu." Ucap Jio memberikan baju bola kecil berwarna biru dengan tulisan Ciara dibelakangnya dan nomor punggung 99.
Ciara masih melihat bajunya, kemudian Jio ambil dan dia pakein ke adiknya.
Ciara langsung berlari jingkrak kecil ke kaca. Ia berkaca dan memutaran tubuhnya dengan gembira.
"Makasih Abang!" Katanya masih dengan senyuman yang menggemaskan.
Jaki menambahkan sentuhan terakhir dimasakannya, kemudian Cika mencicipinya dengan sendok.
Ia melototkan mata, "Enak!" Ujarnya kemudian meletakan sendok tersebut diwastafel.
KAMU SEDANG MEMBACA
J Sibling's
Fiksi PenggemarKisah keseharian empat bersaudara, yaitu Jia si cantik sebagai anak pertama, kemudian si kembar yang paling menyebalkan yaitu Jaka dan Jaki, dan terakhir ada anak paling menggemaskan yaitu Jio.