5. LCC

787 76 2
                                    

"Memalukan, sungguh memalukan." Kalimat pertama yang dikeluarkan sang pembina pramuka saat melihat mereka bertiga, "Ini sudah jam berapa?" Tanya nya lagi.

Kali ini mereka bertiga sudah ciut nyalinya, pertanyaannya sangat mudah namun menjawabnya sangat sulit.

"Jam..." baru mau jawab, omongan Jaka sidah dipotong oleh sang pembina.

"Kenapa telat?"

"Siap maaf pak, kacu saya tadi hilang." Jawab Jaki dengan gugup tak karuan.

Mereka bertiga saling lirik-lirikan, seolah bisa berbicara menggunakan bahasa kalbu.

"Kalian telat karna nyari kacu?"

"Bukan kita pak," kata Harsa lalu menunjuk ke Jaki, "Jaki doang."

Jaki langsung melotot dan mengarahkan pandangannya ke Harsa.

"Jadi telat karna nyari kacu?" Guru pembina ngomong tepat didepan muka Jaki.

Jaki nya ketar-ketir nahan takut. Ketemu preman dijalan mah ga seberapa dari pada di interogasi pembina pramukanya.

Jaki mengangguk dan menjawab "Siap iya pak."

"Nanti pulang sekolah bersihin toilet pria kelas 12 ya."

Kalimat tersebut membuat trio telat ini terkaget-kaget, mata nya melotot dan berdecak pelan, namun sayangnya sang pembina mendengarnya.

"Kenapa? ga terima?"

"Bukan begitu pak, kami nyari kacu dulu biar ga disuruh bersihin toilet."

Harsa memberanikan diri, namun setelah berbicara ia menyesali kalimat bodohnya tersebut.

"Oh gitu ya? Maaf saya ga peduli tuh," Jeda sebentar lalu ia berbicara lagi "Kalian memang pakai kacu namun telatnya kebangetan."

Mereka bertiga hanya menunduk, tidak berani menatap, entah kenapa jiwa preman mereka hilang semua.

"Pulang sekolah bersihkan jangan lupa! Kalo kabur saya bilangin guru BK."

Mereka bertiga mendongakan kepala, "Siap baik pak." Katanya.

"Dah sana masuk kelas, memalukan saja, apalagi si Harsa nih, bikin onar mulu."

"Kok saya pak?" Harsanya langsung melotot dan menunjuk dirinya sendiri.

"Memang kamu." Kata Pembina pramuka lalu langsung pergi meninggalkan mereka.

"Kok gue si... kan yang salah Jaki." Kata Harsa pelan sambil menatap kesal Jaki.

"Tergantung amal ibadah aja Sa." Ucap Jaki lalu merangkul Harsa di sebelah kanan dan Jaka disebelah kiri.

Di koridor sudah jelas menjadi pusat perhatian, setiap kelas yang ia lewati pun nengok ke mereka semua.

Ada beberapa guru yang bertanya namun ada juga yang sudah tau jawabannya sendiri.

"Mau saya tanya siapa dan kenapa telat, tapi pas saya liat mukanya tiga semprul itu." Ucap guru PPKN yang sudah hapal betul dengan mereka.




"Eh gue duluan ya bye," kata Jaka yang sudah tiba didepan kelas 12 IPA 3 dibalas dengan dadahan juga oleh Jaki dan Harsa. Kelas mereka berdua masih harus menaiki satu lantai lagi.

"Susah ya jadi orang ganteng, lewat mana juga diliatin mulu." Jaki memang overproud sama dirinya sendiri.

"Muka lo belom pernah disetrika ya Ki."

J Sibling'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang