10. Night Study

577 57 0
                                    

"Dek, bangun ada temennya." Jia menepuk pelan bahu Jio agar anak itu bangun, namun nihil. Jangankan bangun bergerak sedikit pun tidak. Masih dipertanyakan kenapa adiknya yang ini jika tidur 11/12 seperti orang mati.

Karna hal tersebur, Jia pun menyuruh teman adiknya itu untuk keluar dulu sebab kalau membangunkan Jio hanya ditepuk-tepuk tidak akan membuahkan hasil.

Ia menepuk pelan pipi adiknya dua kali dan masih tidak berkutik.

Yasudah dia gunakan cara terakhir, yaitu mencipratkan sedikit air ke wajah adiknya.

Gelas berisi air sudah ada di genggamannya, tapi sejujurnya dia tidak tega melakukan hal ini. Sungguh.

Cipratan demi cipratan menetes dan mengenai wajah Jio, perlahan anak itu mengedipkan kelopak matanya lalu mengusap wajahnya perlahan.

"Jio itu kamu ada temennya tiga orang." Icap Jia ketika melihat Adiknya sedikit terbangun.

Jio mengangguk dan meregangkan tubuhnya masih dengan mata terpejam.

"Dek bangun dulu itu kasian temen Adek nungguin." Jia akhirnya menarik paksa tangan anak itu hingga terduduk.

Tapi Adiknya menjatuhkan tubuhnya lagi kekasur.

"Apa kak? Temen aku yang mana?" tanyanya sambil menenggelamkan kepalanya dikasur.

"Nih sebentar ya Kaka panggilin dulu." Jia berjalan ke pintu dan menyuruh mereka bertiga masuk, "Sini masuk, maaf ya lama."

Ketiga orang itu masuk dan berhasil membuat oknum bernama Jio itu membuka mata lebar-lebar dan kehilangan rasa ngantuknya.



"Ko kamu ga cerita ke kakak?"

Jio menoleh ke Kakaknya dan menggarukan kepalanya, "Ehehehe."

"Oh iya! kenalan dulu dong, aku gatau kalian siapa aja, soalnya yang biasa main kesini mah cuma temen futsalnya Jio." Ucap Jio memecahkan kecanggungan.

Sungguh terasa sekali perbedaan ketika yang main teman futsalnya Jio, dan teman barunya. Kalo teman futsalnya sih sudah tidak usah ditanya lagi kelakuannya, benar-benar brutal.

"Aku Zea kak."

Jia mengangguk, ternyata Zea yang dari tadi ngomong mulu ga berenti-berenti.

"Aku Vanilla kak." Ucap Vanilla sambil tersenyum malu.

"Aku Raka." Ucapnya sambil tersenyum.

Jio sebenarnya sangat amat tidak berminat mengikuti kegiatan LCC ini, terlebih temannya tidak ada yang seru. Kalau yang di ikuti lomba teman futsal nya sih dia semangat 45.

Dia hanya menguap berharap kapan mereka akan selesai belajar.

Belajar belum dimulai namun pikirannya kapan selesai.

"Okey, aku Kakak nya Jio ya, nama aku Jia. Kalian kalau diajarin sama aku mau ga? Atau mau belajar sendiri dulu?"

"Boleh kak!" Vanilla menjawabnya dengan semangat.

Jia senang akhirnya Jio memiliki teman yang otaknya cerdas juga, ya bukan dia ngatain namun teman futsalnya tidak ada yang pintar.

"Okey kita mulai dari sini ya, jad—" Baru dia ingin menjelaskan, terdengar suara orang bernyanyi besar sekali.

Rumahnya padahal cukup besar, seharusnya ia tidak bisa mendengar suara dari halaman depan rumahnya dari kamar.

Tapi ia lupa, ternyata jendela adiknya terbuka lebar.

J Sibling'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang