Harsa sedang berdiri di depan jendela kelas 7 yang sedang seleksi untuk lomba.
Kelakuannya 11/12 sama orang tua yang baru pertama kali ngeliatin anaknya menginjakan kaki pertama kali disekolah.
"Anaknya yang mana pak?"
Tanya Jaka yang tiba-tiba dateng di sebelah Harsa, ia pun mulai ikut ngintipin sambil makan sosis bakar yang ia beli didepan sekolah tadi.
"LO NGAPAIN?"
"Dih ngapain kek." Jawabnya enteng lalu ikut mencari adiknya yang ada di dalam kelas.
"Ngapain sih lu? Tumben amat inget punya adek." Harsa menghadapkan kepalanya ke Jaka dan menatapnya dengan pelototan.
"Ya ngapa sih? Adek-adek gue, gue juga mau liat lah."
"Biasanya lo ga pernah liat ih, ganggu gue aja lo."
"DIH ITU ADEK SIAPA SIH BUSET." Sampah sosis bakar yang ia makan ia lemparkan ke tempat sampah.
"YA BIASANYA LO GA INGET PUNYA ADEK YA." Harsa mendorong pelan pundak Jaka.
Jaka langsung menimpali dengan dorongan lagi.
Eh akhirnya main dorong-dorongan. Anak yang di kelas ngeliatin dari dalem. Jio yang liat menutup mukanya malu.
DUAKHG!
Pintu kelas yang tadinya tertutup tiba-tiba terbuka dan ada seseorang yang ikut masuk dengan posisi terjatuh di dalamnya.
Harsa.
Jaka yang di depan ngetawain aja sambil megangin perutnya.
Guru pengawas yang ngeliat langsung berdiri.
"Ya allah ini anak udah jadi alumni kelakuannya masih aja kaya gini."
Guru mana sih yang ga kenal Harsa? Hampir semua sekolah yang ia tempati pun pasti mengenalinya.
"Kalo mau ngeliatin tunggu diluar diem aja, gausah malu-maluin."
"I-iya bu maaf." Kata mereka berdua dan langsung di dorong keluar terus pintu kelas ditutup. Dikunci malah.
Jio sudah menyelesaikan seluruh soalnya, sekarang ia mulai merasa bosan ingin pulang.
Ia melihat ke jendela sudah tidak ada Harsa maupun Jaka. Huh lega.
ia menghadap kan tubuhnya kebelakang, berniat mengajak bicara temannya.
"Ini udah bisa dikumpulin belum si? Mau pulang deh." Tanyanya ke Vanilla, yang duduk tepat dibelakangnya.
"Boleh kalo dikumpulin doang, tapi kalau pulang katanya nanti nunggu jawaban kita dikoreksi dan dipilih siapa aja yang bakal di masukin top 10."
"Ck masih lama dong?" mukanya cemberut mendengar hal itu. Sungguh ia ingin menonton film di rumah, atau bermain dengan Jaki.
"Entah, emang kamu udah?"
"Udah, kamu?"
"Udah juga." Vanilla diam sejenak kemudian ia curhat.
"Tapi aku takut banyak yang salah." Ia mempautkan bibirnya.
"Gausah takut, ga gigit kamu juga."
Vanilla tersenyum melihat ke wajah Jio, dan ia melihat ada beberapa luka baret di wajah Jio.
"Kamu abis jatuh?" tanyanya sambil memegang luka tersebut.
Jio sontak memegang wajahnya juga, aw perih sedikit, mungkin memang luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
J Sibling's
Fiksi PenggemarKisah keseharian empat bersaudara, yaitu Jia si cantik sebagai anak pertama, kemudian si kembar yang paling menyebalkan yaitu Jaka dan Jaki, dan terakhir ada anak paling menggemaskan yaitu Jio.