•Kembali

9.5K 310 1
                                    

Jangan lupa di komen kalau ada salah biar cepet di revisi ya guys❤️
Happy reading semua😻⚠️
Siap siap, jangan iri!!!

🦋🦋🦋

Partitur ini masih sama, terdapat note balok tentang renjana. Ingin rasanya ku tiup harmonika, dan mengeluarkan nada romansa. Agar kamu bisa menari mengikuti melodi yang kucipta.

🦋🦋🦋

Tasya keluar dari mobil yang di kendarai sang Ayah, lalu menyalami tangannya dan keluar dari sana. Tasya menatap mobil ayah nya yang sudah menjauh menuju kantor.

Tiba tiba 6 motor sport berhenti di depannya, menghalangi dirinya yang ingin berjalan memasuki kawasan sekolah. Kening Tasya berkerut.

Salah satu dari mereka membuka kaca full face yang menutupi wajah nya. Lalu menatap Tasya dengan wajah tengil nya, siapa lagi kalau bukan Varo. Laki laki fanboy pecinta jennie itu mengedipkan sebelah matanya kepada Tasya.

Tasya berdecih, lalu berjalan males meninggalkan mereka. Membuat mereka langsung kembali membawa motornya menghalangi jalan Tasya.

"Kalian ngapain sih ka?" Tanya Tasya kesal. Dirinya hanya ingin masuk. Kenapa jadi di halangin gini?

"Yaca jangan marah marah dong" Goda Rifki sambil melepaskan helmnya, lalu menyugar rambutnya kebelakang.

"Apa tadi? Yaca? Nama gue Tasya ya ka" Ucap Tasya sambil memutar bola matanya males. Wajah Rifki membuat mood Tasya seketika menurun.

"Itu panggilan sayang dari kita. Iya nggak?" Tanya Rifki sambil memandang temannya satu persatu. Membuat semua mengangguk antusias, tak terkecuali Raja. Bahkan Tasya heran, kenapa Raja jadi ikut ikutan gini sih?

"Tau tu! Kami mikirin namanya dari malem sampe pagi loh" Sombong Fikri, apaan tu nama? Cuman Yaca doang kan? Mikir gitu aja lama banget. Tasya menggelengkan kepalanya pelan, melihat tingkah kaka kelas di depannya ini.

Memang, sejak tragedi itu terjadi mereka menjadi dekat. Bahkan mereka tak pernah absen untuk menjenguk Tasya dan membawakan buah buahan.

"Emang Yaca apaan?" Tanya Tasya kepo, membuat tatapan genit di tujukan Kevin untuknya. Jangan tanyakan Devan dan Raja, kedua manusia itu hanya melihat mereka tanpa berniat untuk bergabung.

"Sayang Acha" Ucapan mereka di akhiri dengan gelak tawa, Tasya sendiri juga geli mendengarnya membuat dirinya juga ikut terkekeh pelan.

"Apa sih kalian, yaudah ayo masuk. Bentar lagi bel" Ucap Tasya, mereka mengidikkan bahunya.
Belajar? sepertinya itu tidak masuk kedalam kegiatan mereka.

Mereka memarkirkan motor sportnya di parkiran, Fikri bersiul sambil memandang genit ke arah adek kelas yang lewat. Dasar kadal.

"Ka, gue kekelas dulu ya" Ucap Tasya lalu berjalan santai ke arah kelasnya yang berada di lantai dua.

"Gue anter" intruksi dari Raja membuat semua bersiul, menggoda Raja yang sepertinya tak memperdulikan mereka.

"Ikut!!! Gue mau ketemu my bebeb Bianca" Ucap Kevin dengan semangat menggebu-gebu, tak lupa juga senyum yang menghiasi bibir manisnya.

Tasya hanya mengangguk kaku, selama perjalanan mereka terus berbincang ria. Tanpa memperhatikan sekitar yang terus menyorot kearah mereka, terutama Tasya. Sedangkan Tasya hanya hirau saja, karna memang dirinya sudah sering di tatap seperti ini.

Lain hal nya dengan Raja, dirinya memang tidak suka menjadi bahan sorotan seperti ini. Matanya memicing tajam, membidik siapa saja yang terus menatap mereka.

Detik RuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang