•Fakta

2.3K 82 0
                                        

SEBELUM MULAI MEMBACA JANGAN LUPA VOTE DAN FOLLOW AUTHOR DULU YA GUYS⚠️

BUAT YANG UDAH MAMPIR MAKASIH YA SEMUAAA🥰🥰

JANGAN LUPA DIKOMEN KALAU NEMU TYPO BIAR CEPAT DIREVISI!!

HAPPY READING SEMUAAA❤️❤️

🦋🦋🦋

Tunggu tanggal mainnya
dan akan ku jadikan kau bulan purnama yang selalu bersinar menemani hari hariku yang dulunya tampak suram karna masalalu.

🦋🦋🦋

"Wihhh, kenapa nih muka pagi-pagi udah kusam aje" Celutukan Varo pagi ini menyapa Kevin yang baru saja sampai di warung bu Riri setelah meletakkan tasnya didalam kelas.

Kevin hanya diam tak bergeming, dirinya memilih duduk disamping Devan yang tampak mengamati dirinya dari samping. Kevin menelusukkan wajahnya didalam lipatan tangan. Wajahnya benar- benar kacau, tampak seperti orang frustasi. Matanya hitam karna tak tidur, bahkan dirinya memilih tak sarapan dari pada bertemu sang Papa.

"Lo di tolak Bianca lagi?" Mendengar ucapan Fikri membuat semua anak laki-laki yang ada disana tergelak keras. Bukan rahasia umum lagi bahwa Kevin yang selalu ditolak mentah-mentah oleh gadis itu.

"Hahahahaha, kayak ga ada cewe lain aja lo bro"
Celutuk Arya, pemuda yang juga tengah menongkrong disana.

Kevin membenarkan duduknya, wajahnya tampak datar. Semua kini menghentikan tawanya menyadari suasana yang tiba-tiba tak nyaman.

"Lo kenapa?" Tanya Jefrin, memang paling peka.
Kevin mengacak rambutnya frustasi, kini semua faham ini bukan masalah sepele yang tengah melanda Kevin.

"Cerita, kita kan sahabatan!" Ucap Rifki, dirinya merangkul bahu Kevin sembari merekahkan senyumnya.

"Gue sama Bianca saudara" 4 kata yang mampu membuat suasana hening seketika. Mereka terdiam, memikirkan apa saja yang tiba-tiba melanda Kevin.

"APAA?? SAUDARAA?" Pekikan Varo terdengar, membuat mereka kembali tersadar. Semua tiba-tiba tertawa hambar, ini pasti lelucon. Ya fikirlah, tiba-tiba Kevin punya saudara gimana ceritanye?

"Cerita" Lalu, seluruh kisah dari Kevin terdengar. Semua terdiam mendengarkan keluh kesah Kevin, tiba-tiba hati mereka seolah ikut perih melihat Kevin yang berusaha menahan tangisnya.

"Lo kuat, dan pasti dia berarti bukan takdir lo" Ucap Devan, dirinya menepuk-nepuk bahu Kevin seolah memberi kekuatan. Kevin tampak berbeda, tak ada senyum yang merekah seperti biasanya. Atau berjalan kearah kelas 11 hanya untuk melihat Bianca. Atau mendengar teriakan Bianca karna godaannya.

Mereka tau, senyum yang biasanya ditampilkan laki- laki itu disaat ditolak mentah-mentah oleh Bianca adalah senyum palsu. Dibaliknya banyak luka yang terpendam.

"Gue ketemu Eva" Lagi, mereka kembali dibuat terkejut. Mereka semua sering mendengar nama Eva disaat Kevin sedang mabuk. Mereka tau, Eva kedudukannya lebih tinggi dibanding Bianca.

"Lo ketemu dimana?" Tanya Raja yang sedari tadi diam, dirinya tak menyangka kehidupan Kevin ternyata serumit ini. Persis dinovel.

Detik RuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang