•Perpisahan

1.9K 73 0
                                    

JANGAN LUPA DI VOTE DAN FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM MULAI MEMBACA YA SEMUAAA⚠️

BUAT YANG UDAH MAMPIR AKU UCAPIN MAKASIHH💕💕

JANGAN LUPA BAGIKAN CERITA INI KE ORANG TERDEKAT KALIANN🥰🥰

SILAHKAN DI KOMEN KALAU NEMU TYPO BIAR CEPET DI REVISII!!

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM AUTHOR: xxnai_ooo

HAPPY READING SEMUAAAA❤️❤️❤️

🦋🦋🦋

Semesta memang suka bercanda.
Mendatangkannya secara tiba tiba, dan membiarkannya pergi tanpa aba aba.

🦋🦋🦋

Selama beberapa hari ini, Tasya benar benar mengikuti Galang kemanapun. Galang juga tak merasa risih, menurutnya dirinya juga harus membuat kenangan dengan adiknya sebelum pergi keluar negeri untuk beberapa tahun kedepan.

Contohnya ya seperti sekarang. Tasya tengah duduk diatas pangkuan Galang sembari menyandarkan kepalanya didada bidang lelaki itu. Galang sedang menonton tv diruang keluarga sembari duduk diatas karpet bulu-bulu dengan Tasya yang duduk diatas pangkuannya. Tangannya terus mengelus surai panjang Tasya, menumpu dagunya diatas kepala adiknya.

"Sayang, kasian abang kram kakinya nanti"
Bunda datang sembari membawa kue kering yang berada didalam toples ditangannya. Lalu duduk disamping Galang yang tersenyum kearahnya.

"Gakpapa Bun, besok kan aku udah pergi" Tasya membuat pola abstrak diatas dada Galang. Matanya lagi lagi berkaca kaca saat Galang mengingatkannya tentang penerbangan Galang yang akan dilakukan besok.

Tasya mendusel didada bidang Galang. Menghirup aroma maskulin disana. Dirinya mengusap matanya kebaju kaos Galang, membiarkan air matanya membasahi baju Galang. Galang tersenyum kecil,
Tangannya kembali terangkat untuk menangkup pipi Tasya. Membawa wajah cantik gadis itu agar menatapnya. Tasya kembali berkedip, membiarkan air mata mengalir begitu saja.

"Sttt, Jangan nangis" Ucap Galang sembari menghapus air mata yang mengalir dikedua pipi gadis itu.

Cup..

Galang mendaratkan ciuman ringan dihidung mancung itu. Lalu menggesekkan hidungnya dengan hidung Tasya, membuat Tasya terkekeh pelan.

"Jangan nangis lagi ya" Bisik Galang sembari menarik kepala Tasya agar kembali bersandar didada bidangnya. Galang mendongak, menahan air mata yang kini menggenang dipelupuk matanya. Alasan singkat yang menyuruh Tasya agar berada didalam pelukannya adalah agar gadis itu tak melihat dirinya menangis.

"Bunda keatas dulu" Fiona bangkit dari duduknya setelah meletakkan kue kering itu diatas meja kaca. Membiarkan kedua kaka beradik itu agar memiliki waktu berdua. Fiona berjalan kearah lift, diam diam dirinya tersenyum hangat melihat anak anaknya tampak akur dan saling menyayangi.

Tak lama dari itu, bunyi dengkuran halus terdengar menyapa pendengaran Galang. Membuat Galang mengukir senyum tipisnya dengan tangan yang tak berhenti mengelus surai panjang Tasya. Sesekali menciumnya menghirup aroma mawar yang sungguh kentara.

Galang membenarkan duduknya, bersandar dikursi yang ada dibelakangnya. Perlahan, dirinya menjangkau toples yang ditinggal bundanya tadi. Dirinya memakan sembari menonton televisi, sesekali Galang melirik adiknya yang tertidur bersandar didepan dadanya.

Detik RuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang