•Ketiduran

3.2K 112 0
                                        

JANGAN LUPA DI VOTE DAN KOMEN SEBELUM MEMBACA DULU⚠️

BUAT YANG UDAH MAMPIR MAKASIH YA GUYS🥰

KALAU ADA NEMU TYPO JANGAN LUPA DI KOMEN BIAR CEPET DI REVISI-!!!

HAPPY READING SEMUAAA❤️❤️❤️

🦋🦋🦋🦋

Jika menunggu itu membosankan
Apakah berpindah hati itu menyenangkan?

🦋🦋🦋

Bruk...

"AAAA PANTAT GUEEE" Jerit Tasya, terlalu cepat berlari membuatnya tak memperhatikan jalan.
Sampai menabrak seseorang yang kini menahan tawanya.

"Fhtttt.. BWAHAHAHAHAHA" Tawa Bianca menggelegar, bukannya menolong Tasya yang terjatuh karna menabrak dirinya. Bianca malah tertawa terbahak-bahak, sedangkan Raisya mendekil.

"Sini Sya" Dengan mata berbinar, Tasya menerima uluran tangan Raisya.

"Engkaulah kawan baik akuuuu" Ucap Tasya lalu memeluk Raisya dari samping. Tasya menjulurkan lidah nya ke arah Bianca, mengejek gadis itu membuatnya mendekil kesal.

"Ayo" Tasya menarik tangan Raisya, membawanya kearah kantin. Meninggalkan Bianca yang masih meresapi kejadian.

"Lah? gue di tinggal? HUAAAAA KOK GUE DI TINGGAL SIH" Bianca langsung berlari menyusul kedua sahabat nya. Nafasnya terengah-engah, lalu berjalan santai saat sudah berada di samping Raisya.

Mereka memasuki kantin yang tampak gaduh. Sangat mengganggu gendang telinga Tasya. Ini lah satu alasan yang membuat Tasya tak terlalu suka berada di kantin. Aneh memang, padahal dirinya juga tukang ribut. Hanya saja kalau mendengar suara yang begitu ribut dan gaduh selalu membuatnya tak nyaman.

"Duhh...gak usah dehhh" Rengek Tasya sambil menggoyangkan lengan Raisya yang berada di sampingnya.

"Ck, gue laper Sya" Kesel Bianca, membuat Tasya mengerucutkan bibirnya kedepan.

"WOY SINIIII" Kevin berteriak, berdiri sambil melambaikan tangannya kearah mereka.

"Ih....ga usah kesanaaa" Bianca menahan langkah Raisya yang ingin beranjak kearah meja Raja dkk. Alasannya ya karna tak ingin satu meja dengan Kevin.

"Katanya laperrr, ayo heh! Gue males berdiri lama-lama" Ucap Tasya, menarik tangan Bianca membuat Bianca pasrah diseret-seret seperti ini.

Devan dibantu Varo untuk menyusun meja menjadi satu, agar meja menjadi luas.

Rifki dan Fikri datang dengan nampan berisi bakso dan es jeruk. Meletakkannya diatas meja kantin.

"Wihhh, ada Yaca sama man temannya" Ucap Fikri sambil mengedipkan matanya sebelah. Membuat Jefrin menatap tajam kearah Fikri.

Jefrin menarik tangan Tasya untuk duduk di samping dirinya dan Raja. Jefrin mengelus rambut Tasya lembut, aroma wangi mawar dari tubuh Tasya benar-benar memabukkan.

"Gu-gue duduk dimana?" Tanya Raisya gugup, ya gimana ya tempat duduk yang tersisa kan cuman di samping Devan doang.

"Disini ajaaa" Tarik Bianca agar duduk disampingnya, dengan ragu Raisya mendudukkan bokongnya di atas kursi yang berada di samping Bianca dan Devan.

"Biasa aja" bisik Bianca lalu terkikik geli.

Kaki Raisya dibawah sana bergoyang-goyang tak nyaman, oh ayo lah dirinya sungguh malu.
Bahkan tanpa sadar pipinya kini bersemu merah.

"Makan apa?" Tanya Jefrin sambil menyelipkan rambut Tasya kebelakang telinga.

"Em......Mau bakso boleh?" Cicit Tasya, Jefrin menggeleng tegas. Membuat Tasya menekuk wajahnya. Sudah dirinya duga, pasti Jefrin akan melarangnya dengan tegas.

Detik RuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang