SEBELUM MEMBACA, AYO DI VOTE DULU!
HAPPY READING SEMUAA❤️❤️
KALAU ADA SALAH JANGAN LUPA DI KOMEN BIAR DI REVISI OKEE!🦋🦋🦋
Semakin hari, bait bait aksaraku semakin pilu. Diksiku semakin tak karuan dan tak bernyawa seperti dulu. Begitu pula tintaku, sudah tak bersahabat lagi memakiku dan membuat raga ini terbujur kaku.
Pada akhirnya, lembaran itu menjadi rumah kosong tak berpenghuni dan gentayangan di pelupuk hati.🦋🦋🦋
Kini Galang sedang duduk di kursi tunggu depan ruangan Tasya di periksa. Matanya menelisik tajam kearah lima pemuda yang ada di depannya ini.
Sedangkan kelima orang yang sedang di tatap itu hanya acuh, apa lagi Raja. Orang yang menyebabkan Tasya harus kembali terbaring di rumah sakit."Cklek..."
Bunyi dari pintu ruangan yang terbuka membuat ke enam nya langsung berdiri, menatap dokter
berName tag rendi itu."Gimana adek saya dok?" Tanya Galang tak sabar, dokter tersebut tersenyum tipis.
"Adek nya gak papa, tapi usahain jangan kebanyakan menghirup asap terutama roko. Adek nya punya asma kan?" Galang mengangguk kaku.
"yaudah, saya permisi" Dokter tersebut menjauh dari sana. Ini lah yang membuat Galang tak pernah meroko, semua keluarga besar nya tak ada yang meroko karna menjaga putri satu-satunya ini.
"Kalian, boleh pulang" Ucap Galang sambil membalikkan badannya menatap mereka dengan tatapan tak santai.
"Oke, bilangin maaf dari kita semua" Ucap Kevin mewakili, Galang tersenyum tipis lantas mengangguk pelan.
"makasih ya udah bawa adek gue kesini" Ucap Galang lalu menepuk pelan bahu Raja, dan berjalan memasuki ruangan Tasya. Meninggalkan mereka yang masih menatap nanar pintu yang perlahan tertutup.
"Besok kita harus kesini lagi pokoknya! Minta maaf secara langsung!" Tekat Varo membuat Raja memandangnya males.
"Kita gak salah!" Sentak Raja, salah siapa datang kesana. Sudah tau disana tempatnya para lelaki menongkrong.
"Ck, hilangin kebiasaan buruk lo itu. Gak selamanya lo selalu benar" Ucap Devan sambil berjalan mendahului yang lain meninggalkan Raja yang terdiam, asik dengan pikiran nya sendiri.
"Pulang Ja" Ucap Fikri sambil menepuk bahu Raja membuat Raja kembali ke alam sadarnya.
🦋🦋🦋
Lain di ruangan Tasya, kini Galang menatap sendu wajah Tasya dengan hidung yang di pasang selang oksigen. Hatinya berdenyut nyeri. Ini yang dirinya takutkan dari Tasya, Tasya tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan seperti itu.
Bahkan sampai kini, Galang belum berani memberi tau kedua orang tuanya tentang kondisi Tasya. Apa lagi mengingat bundanya yang sangat mudah menangis. Pasti kedua orang tuanya sedang bingung mencari mereka.
tring...
Ponsel Galang yang berada di dalam kantong celana nya bergetar, membuatnya mau tak mau harus melihat siapa yang menelfonnya sekarang."Ayah..." Gumam Galang. Angkat gak ya?
"Galang? Dimana kamu? Mana Tasya?"
"Tasya yah..."
"kenapa sama Tasya? JAWAB GALANG!"
"Tasya di rumah sakit. Rumah sakit kasih bunda"
Galang langsung memutuskan telfonnya secara sepihak. Tak ingin mendengar ucapan Ayahnya
yang pasti sedang marah marah di sebrang sana.Galang menarik kursi, lalu duduk di samping brankar Tasya. Wajah tidur Tasya memang terlihat sangat damai. Galang tersenyum kecil, Tasya memang sudah besar namun bagi Galang Tasya masih anak kecil yang selalu memanggil nya abang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik Ruang
Teen Fiction[SELESAI] JANGAN LUPA DI FOLLOW DULU⚠️⚠️ PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!