•Penasaran

2.5K 108 0
                                    

JANGAN LUPA SEBELUM DI MULAI BIASAKAN VOTE DAN FOLLOW DULU YA GUYSS⚠️

BUAT YANG UDAH MAMPIR MAKASIHH🥰

JANGAN LUPA DI KOMEN KALAU ADA TYPO BIAR LANGSUNG DI REVISI OK?!!

HAPPY READING SEMUAAA❤️❤️

🦋🦋🦋

Aku lah pendongeng handal itu..
Menjadikanmu peran utama, mengukir banyak kisah, dan menata hidup yang penuh tawa.

Nyatanya...
Kita berbeda, diriku terlalu memaksa akan akhir yang bahagia. Namun pada dasarnya kamu hanyalah nyawa yang kurajut dalam do'a.

Tak bisa kumiliki. Sebab dirimu hanyalah fatamorgana yang hakiki.

🦋🦋🦋

Kini Tasya sedang duduk di kursi gantung yang ada di balkon kamarnya. Fokus memandang keatas, menatap langit yang tampak lebih cerah.
Bintang bintang bertaburan, bulan melingkar sempurna. Ah, Tasya jadi tidak ingin menyingkir dari sini.

Ting..
Ting..

Dua notifikasi masuk dari ponsel Tasya yang sedari tadi di genggamnya erat. Tasya mengintip pesan dari no yang lagi-lagi tak dirinya kenal. Tasya membuka pesannya, keningnya mengerut.

08**********

Hai? Apa kabar, semoga baik
percaya tidak percaya, aku selalu memgawasimu.
Baik itu kau melihat ku atau tidak.
-GEA

Rasanya, waktu terlalu cepat berputar.
Hingga disaat kita berkumpul, aku tak bisa
melihat wajah mu lebih lama.
-GEA

Berkumpul? Ah, Tasya benar-benar pusing memikirkan ini. Tak tau kah bahwa Tasya orang yang mudah sekali kepo.

Cklek...

Tasya menoleh, Galang masuk dengan susu cokelat hangat bergelas mawar seperti biasanya.
Tasya tersenyum manis, menyambut gelas dari tangan Galang. Galang mengelus sekilas kepala Tasya, lalu ikut menatap lurus kedepan. Memegang pembatas balkon. Fikirannya menerawang jauh.

"Abang.." Galang menoleh, Tasya sudah menghabiskan susu cokelatnya. Tasya meletakkan gelas itu diatas meja bundar yang ada disana.

"Kenapa hm?" Galang berjongkok di depan Tasya, memandang Tasya yang duduk diatas kursi gantung.

"Abang tau ga, Tasya sayanggggg banget sama abang" Ucap Tasya, memainkan rambut Galang dan memilin-milinnya dengan jari.

Galang tersenyum, lantas menggenggam tangan Tasya lalu menciumnya berkal- kali. Ah, Galang sangat manis. Galang terlalu takut jika Tasya sudah memilih pasangannya sendiri. Begitu pun Tasya, dirinya masih membutuhkan Galang. Contohnya untuk membawakan susu cokelat setiap malam.

"Abang juga sayang Tasya" Tasya cekikikan, lalu mengalungkan tangannya di leher Galang. Tasya berdiri, lalu tiba-tiba meloncat kedalam gendongan Galang.

"Astaga sayang, untung gak jatoh" Tasya menyengir, lalu membenamkan wajahnya didada bidang Galang. Galang tersenyum kecil, Tasyanya tak pernah berubah. Galang memegang erat pinggang Tasya agar tidak jatuh.

Lalu dirinya menyanyikan lagu pengantar tidur, suara merdu Galang menyapa pendengaran Tasya.
Sembari menggoyangkan dirinya dengan Tasya yang ada di gendongannya, sesekali Galang mengelus belakang Tasya.

Detik RuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang