•Pantai

2.5K 89 0
                                        

SEBELUM DI MULAI JANGAN LUPA DI VOTE DAN FOLLOW AUTHOR DULU⚠️

BUA YANG UDAH MAMPIR, MAKASIHH🥰

JANGAN LUPA DI KOMEN KALAU NEMU TYPO BIAR CEPET DI REVISI!!

HAPPY READING SEMUAAAA❤️❤️

🦋🦋🦋

Jika ada yang berani menyentuhmu
Akan kupastikan tulangnya remuk saat itu.

🦋🦋🦋

Hari ini sehabis pulang sekolah, Tasya di ajak Raja untuk kepantai. Entah kenapa Raja mengajaknya, seperti tak ada hari esok untuk melakukannya.
Untung saja orangtuanya akan pulang malam, lagi pula Galang juga sudah mempercayai Raja 100%,
di tambah lagi cowo itu teman baik nya Jefrin.

Sedari tadi hanya keheningan yang melanda, Raja pun memilih bungkam. Rasanya selama dirinya hidup tak pernah merasa secanggung ini, dirinya tak berpengalaman memulai obrolan.

Sedangkan Tasya sendiri juga memilih menatap lurus keluar jendela, menatap jalanan dan beberapa pengendara yang lewat. Musik billie eilish memecah keheningan, membuat suasana tak terasa senyap.

Kening Tasya mengerut, jalannya aneh.
Seketika fikirannya tertuju ke hal-hal negatif, namun sebisa mungkin dirinya menahan diri untuk tak melontarkan pertanyaan kearah Raja.

Jalannya masuk kearah hutan, jauh dari pemukiman warga. Rasanya, Tasya tak pernah menemui tempat ini, atau memang karna tak pernah ada yang lewat sini? Tasya seketika merinding, hari sudah pukul 5 sore dan sejak pukul 4 tadi mereka sudah memulai perjalanan. Untungnya ternyata Raja memang sudah berencana mengajak Tasya kepantai, karna itu Raja sengaja membawa baju khusus untuk Tasya.

Tasya menoleh kearah Raja, Raja melirik sekilas. Lalu kembali fokus kearah jalanan, tak lama suara Raja pun keluar menjawab semua yang ada difikiran Tasya.

"Kita kepantai" Tasya mengangguk, namun dirinya tetap saja merasa aneh. Meskipun dirinya tak terlalu mengenal kota ini karna terlalu lama berada di Amerika, namun dirinya merasa jalan ini cukup angker. Pohon-pohon besar banyak mereka lewati, namun jalannya juga tak terlalu rusak. Anehnya, tak ada satupun rumah yang berdiam disana.

"Pantai pribadi" Tasya membulatkan mulutnya,
ohh ternyata pantai pribadi. Dirinya sempat berfikir negatif dengan apa yang akan dilakukan Raja.
Ah, sangat berdosa sekali.

"Masih lama ya ka?" Rasanya pinggang Tasya sungguh sakit, dirinya memundurkan kursinya kebelakang. Mencari posisi ternyaman untuk bersandar.

"Lo liat vila yang didepan kita, artinya kita hampir sampai" Tasya memicingkan matanya, dirinya dapat melihat vila bergaya modern yang cukup jauh dari mereka. Dari sini terlihat sudah bahwa vila itu cukup besar dan mewah.

🦋🦋🦋

Tasya melepas sepatunya, meninggalkannya dipinggiran pantai. Berlarian dipantai jernih tanpa sampah. Disana tak ada orang satu pun, namun pantai disana ternyata benar-benar dirawat dengan baik. Pohon-pohon besar yang sengaja di tanam agar keluarganya dapat berteduh memang fikiran yang bagus.

Disana juga ada tersedia banyak ayunan, ahhh Tasya menjadi betah lama-lama dsini.

"KAAAA AYO KEJAR TASYA HAHAHA" Tasya tertawa sambil berlarian, rambutnya bergoyang- goyang. Dirinya menoleh kebelakang, menatap Raja yang kini juga mengejarnya. Tasya menjulurkan lidahnya mengejek Raja yang tertinggal, Raja tersenyum samar.

Detik RuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang