•Jum'at

1.6K 73 0
                                    

JANGAN LUPA DI VOTE DAN KOMEN DULU SEBELUM MEMBACA YA GUYSS⚠️

BUAT YANG UDAH MAMPIR MAKASIHH🥰

JANGAN LUPA DI KOMEN KALAU NEMU TYPO, BIAR CEPAT DIREVISII!!!

HAPPY READING SEMUAAA🥰❤️❤️❤️

🦋🦋🦋

Aku kira aku ga asik
Ternyata kalah fisik.

🦋🦋🦋

Sudah 14 hari Tasya berlibur, ya karna paksakan kedua orangtuanya membuatnya harus mendekam didalam kamar selama itu. Bahkan menangis, merengek, jungkir balik pun tetap saja dirinya diacuhkan. Kesal!!

Dan hari ini, tepat dihari jum'at Tasya sudah masuk sekolah. Berangkat bersama Raja yang setia mengantar jemputnya setiap hari.

"Ayang.... Mam lagiii" Selain keposesifan cowo itu yang bertambah, manjanya juga bertambah.
Benar-benar seperti bayi gede.

Tasya menghela nafasnya pelan, lalu memaksa senyum termanisnya dan kembali menyuapi
nasi goreng masakannya kedalam mulut Raja yang masih fokus menyetir.

"Kamu juga makan ihhh.." Lagi-lagi Tasya hanya menampilkan senyum terpaksanya, ingin sekali rasanya dirinya menggeplak kepala cowo ini.

"Iya sayang iyaaaa..." Greget Tasya, dirinya dengan kasar menyuap nasi goreng itu kemulutnya. Sembari menatap sang pacar yang meliriknya dari ujung mata.

"Lagi??" Tanya Tasya, nasi gorengnya masih tersisa setengah. Dirinya sengaja membuat banyak karna tak diperbolehkan memakan-makanan kantin untuk sementara. Hei! Dirinya sudah sehat. Bahkan sudah sehat sejak 1 minggu yang lalu.

"Nda mauuuu, Ayang aja yang makann" Ucap Raja, membuat Tasya mendengus. Lalu menyimpan kotak makannya kedalam tas.

Sialan! Ayang-Ayang, dikira gue Mayang apa?

"Ka Raja kenapa siii? Aneh tau gaa" Bingung Tasya, sembari menatap Raja secara intens dari samping.

"Kenapa? Ga suka?" Ah, Raja semakin sensitif saja. Tangan Tasya bergerak menyentuh rahang kokoh itu, lalu menjalar kebawah. Bergerak kearah jakun yang bergerak keatas-kebawah. Astaga!!!

"Jangan mancing" Tegur Raja, tangannya menahan tangan Tasya yang membuat hasratnya terpancing. Ada sesuatu yang mendesak dibawah sana, menyadari itu Tasya pun langsung menjauhkan tangannya. Dirinya langsung memalingkan wajahnya menjadi menghadap kaca mobil, pipinya bersemu merah.

Malu!!!! Kenapa ni tangan ga bisa diajak
kompromi siii??

Sebelum turun, Tasya menyempatkan diri untuk berkaca dan memperbaiki poninya. Lalu mengukir senyum terbaiknya disana. Sedangkan pemuda dengan seragam acak-acakan serta bandana merah yang setia melingkar dikepalanya itu, kini sudah berdiri didepan mobil dan bersandar disana. Sembari memasukkan tangannya disaku celana, ah jangan lupakan kaca mata hitam yang berteger dihidungnya.

Ganteng sekali!! Mirip tukang urut.

Tasya keluar dari mobil dengan menyandang tas ransel berwarna hitamnya dibahu. Lalu menghampiri Raja yang masih menatap lurus. Tak peduli dengan beberapa murid yang kini menatapnya tanpa henti dan kagum.

Detik RuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang