•Perkara guci

1.4K 61 0
                                    

JANGAN LUPA DI VOTE DAN FOLLOW AUTHOR SEBELUM MULAI MEMBACA⚠️

BUAT YANG UDAH MAMPIR AKU UCAPIN MAKASIHHH🥰🥰

AYO ABSEN SEKOLAH KALIAN👉🏻

PASANGAN MANA NIH YANG PALING COCOK MENURUT KALIAN??

KALAU NEMU TYPO JANGAN LUPA DIKOMEN BIAR CEPAT DIREVISI!!!

HAPPY READING SEMUAAAAA🥰❤️❤️❤️

🦋🦋🦋

Seseorang dapat berubah karna dua hal.
Fikirannya yang terbuka Atau
karna hatinya yang terluka.

🦋🦋🦋

Tasya kini tengah bermanja diatas pangkuan Galang yang baru saja pulang dari nongkrong karna besok libur. Sedari tadi anak itu tidak mau turun meskipun paha Galang sudah keram karna sudah hampir 1 jam adiknya itu betah disana.

Tasya menyandarkan kepalanya didada bidang Galang. Tangannya membuat pola abstrak disana dengan jari mungilnya. Galang sudah pasrah sekarang, duduk diatas sofa sembari memangku Tasya. Tangannya berposisi memeluk Tasya sambil memainkan game diponselnya.

Sudah pukul 11 malam, namun Tasya masih setia berjaga. Sedangkan Galang memang sering tidur malam. Galang beberapa kali mengumpat tertahan karna kalah atau tertembak musuh. Sedangkan Tasya masih anteng duduk disana tanpa mempedulikan suara Galang.

"Shittt!!" Kesal Galang, dirinya langsung melempar ponselnya ke sofa yang ada disampingnya.

"Tidur Dek.." Ucap Galang, dirinya berdiri dari duduknya sembari menggendong Tasya dari depan. Tangannya dengan sigap memeluk pinggang Tasya, begitupun Tasya yang melingkarkan kedua tangannya dileher Galang.

"Emh..." Tasya bergumam tak jelas, kepalanya kini menelisik masuk kedalam ceruk leher Galang. Galang menggerakkan badannya kesana-kemari, sembari menepuk pelan pantat Tasya. Pekerjaan yang selalu dilakukannya ketika Tasya tak dapat tertidur.

Perlahan, deru nafas hangat Tasya menyapu leher Galang dengan teratur. Deru nafas Tasya terdengar pelan, membuat Galang mengukir senyum tipisnya. Galang perlahan membaringkan badan Tasya keatas kasur, lalu menarik selimut hingga menutupi leher Tasya.

Galang mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur yang ada diatas nakas. Lalu dirinya menutup pintu balkon yang ada disana. Matanya kembali menyipit, orang berpakaian hitam itu tentu selalu mengawasi Tasya dari jauh. Senyum miring Galang terukir, lalu mengangkat jari tengahnya keatas tinggi-tinggi. Membuat orang yang dibalik pohon besar itu langsung ngacir begitu saja.

Setelah mengatur remote Ac, kini Galang memilih untuk kelantai bawah. Memijak tangga satu persatu, Tasya dan Galang kalau sedang malam seperti ini memang lebih memilih turun lewat tangga. Kan ngeri kalau di lift sendirian, apa lagi kalau tiba-tiba lift mati begitu saja.

Ada masih banyak pengawal yang berjaga disana, juga beberapa maid yang masih membereskan rumah. Rata-rata para pekerja disini memang tinggal disatu rumah yang sama. Didekat rumah Tasya memang ada rumah yang juga cukup besar, disanalah beberapa pekerja yang tak punya rumah tinggal. Sedangkan para pengawal yang ada akan bergantian untuk berjaga.

"Eh Den Galang, mau ngambil minum?" Galang hanya menoleh, lalu mengukir senyum tipisnya dan mengangguk kecil. Dirinya mengambil segelas air didalam gelas kaca bening, lalu meminumnya disana.

Detik RuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang