***
Suara petir menggelegar begitu kencang sehingga membuat gadis cantik berkuncir kuda ini ketakutan, hujan sangat lebat bersamaan dengan angin yang sangat menusuk jika terkena badan.
Aya, gadis yang kini sedang berada di halte menunggu taksi ataupun angkot lewat. Tapi sudah satu jam dia menunggu di sini, angkutan umum tak kunjung datang. Karena hujan lebat dia harus terpaksa berdiam diri di sini. Padahal hatinya sedang khawatir dengan keadaan kakek dan neneknya di rumah.
"Kok hujan nya gak berenti ya? Kasian kakek sama nenek dirumah sendiri, mereka belum makan siang" Monolog Aya khawatir, sambil memeluk tubuhnya yang kedinginan.
JDARR!
Aya meringuk ketakutan, dia menutup telinga tak kuat dengan suara kencang. Awan menggelap dan menyala-nyala, angin bertiup kencang.
"Aya takut.. Tuhan.. Bantu Aya.. " Lirih Aya masih setia dengan posisi nya. Untung saja tadi ia membawa jaket walau tak terlalu tebal.
Tiba-tiba dari arah sana terdengar suara deruman motor mendekat ke arah Aya, Aya menatap jalan sejenak lalu melihat sebuah pengendara motor yang ia kenal sudah berada di depan nya.
"Naik!! Gue anter pulang!! " Suara bariton tersebut bersumber dari seorang cowok berperawakan atletis yang bernama Regan Samudra Franklin atau kerap di panggil Regan.
Aya masih setia menatap Revan, belum menjawab tawaran cowok itu. Sedetik berikutnya ia mengangguk meng iya kan dan langsung berdiri dari duduknya, sebelum hujan semakin menjebak dirinya di sini.
Gadis itu naik dengan hati-hati tanpa menyentuh tubuh Regan. "Makasih" Ucap Aya sedikit meninggikan suara nya. Regan hanya mengangguk, lalu fokus dengan jalan yang buram akibat hujat lebat.
Berikutnya Regan menjalankan motornya, tak lupa menggunakan jas hujan ya. Aya bersembunyi di balik jas hujan tersebut seperti anak kecil, sesekali ia melihat jalan yang begitu sepi.
Regan yang melihat kelakuan Aya hanya terkekeh geli, tapi beberapa kali juga ia kepikiran dengan pacar nya, siapa lagi kalau bukan Salsabila atau caca.
Beberapa menit di jalan akhirnya mereka sampai di rumah kakek Aya, rumah itu terlihat sepi. Revan tau rumah Aya karena ia sering mengantarkan caca kesini jika gadis itu ingin bermain dengan temannya.
Aya turun tak lupa mengucapkan terimakasih pada Regan, lalu tak ada lagi percakapan di antara mereka. Aya yang mengerti hubungan caca dan Regan dan begitu juga sebaliknya, Regan tak mau membuat hubungan pertemanan Aya dan caca hancur. Walaupun hati Aya ingin sekali berbincang lebih lama, tapi dia harus mengalahkan ego demi temannya.
Di dalam rumah Aya terus memanggil kakek dan nenek, takut ada apa-apa dengan keduanya. Sebelum nya Aya sudah mengganti seragam dengan pakaian yang lebih tebal dan nyaman.
Lalu Aya belenggang ke kamar nenek, disana, di atas ranjang terdapat kedua insan yang tertidur dengan saling berpelukan memakai selimut. Aya melihat pemandangan seperti itu lantas tersenyum, di usia yang terbilang tua ini kakek dan nenek masih bisa seromantis ini.
Tak ingin mengganggu, Aya langsung berjalan menuju dapur untuk masak. Di sana sudah lengkap bahan masakan yang sebelumnya Aya menyetok sebanyak itu karena takut jika malam kakek ataupun nenek kelaparan.
Simpel saja, Aya hanya memasak sup dan juga ayam goreng. Lantaran kakek dan nenek sangat suka ayam buatan Aya yang katanya sangat enak. Setelah selesai bergulat dengan dapur Aya langsung kembali memanggil dua insan yang tertidur dengan pulas itu.
"Nek, kek. Bangun yuk, aya udah masak, pasti nenek sama kakek laper kan? Aya udah masakin ayam goreng loh. " Panggil Aya membuat kakek dan nenek membuka mata, terbangun dari tidurnya sambil tersenyum hangat pada sangat cucu.
![](https://img.wattpad.com/cover/292051208-288-k733436.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]
Teen FictionSETITIK LUKA UNTUK AYA OPEN PO DARI TANGGAL 8-23 MARET 2023! Beberapa part telah dihapus. Ini semua tentang Chelsya Alania Aya tentang luka yang Aya dapati dari orang sekitar dan juga orang tuanya. Tiada hari tanpa masalah, seolah masalah itulah m...