28.

1.3K 62 4
                                    

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit lalu. Kini para murid berhamburan keluar dari gerbang sekolah dengan wajah berbinar. Jam menunjukkan pukul tiga sore, pantas saja wajah mereka berbinar seperti itu. Siapa yang tak lelah jika harus bersekolah berjam-jam.

Sagara masih berada di parkiran menunnggu kedatangan Aya yang belum juga turun, entah kemana gadis itu. Dengan penuh kesabaran Sagara berdiri di samping motornya yang mahal itu.

"Aya... Aya.. Cepet dong.. Gue lagi buru-buru.. " Gumam Sagara sambil menyapu pandangannya ke seluruh arah. Tangannya sibuk mengetuk-ngetuk motornya dengan kunci motor.

Sampai dimana Sagara melihat Aya yang melambai-lambai ke arahnya. Senyum  laki-laki itu seketika terbit walau sangat tipis karena sudut bibirnya masih sedikit nyeri untuk sekedar tersenyum.

Aya berlari ke arah sambil memegangi tali  ranselnya yang setia berada di pundak gadis itu. Saat sedang berlari santai, Tiba-tiba saja sebuah motor melesat cepat hingga menyerempet Aya hingga terjatuh.

Melihat itu Sagara terlonjak kaget, lantas ia berlari ke arah Aya yang sudah meringis kesakitan. Sagara berjongkok agar setara dengan Aya.

"Ahkk"

"Ay-ay, lo baik baik aja? Sakit? " Tanya Sagara. Aya mengangguk sebagai jawaban.

"WOI ANJING!! KALO NAIK MOTOR YANG BENER LO! LAMA-LAMA GUE BAKAR TUH MOTOR YA! ANJING! BALING GAK LO!! " Teriak Sagara meneriaki si pengendara motor yang menyerap Aya.

"Udah, nggak usah, lagian nggak terlalu sakit. Biarin aja mungkin dia lagi buru-buru. " Ujar Aya.

"Buru-buru nggak gitu juga. Anjing emang, kalo gue tau tuh orang gue penggal palanya. " Kesal Sagara.

Mendengar ucapan Sagara yang kotor, Aya langsung menampar bibir laki-laki itu. "Mulutnya ya gara, nggak boleh ngomong kasar kayak gitu, dari tadi mulutnya gak bisa dijaga.. " Omel Aya.

"Iya iya maaf. Yaudah bangun, gue bantu" Ujarnya membantu Aya bangun perlahan. Aya sangat tak suka mendengar kata kotor keluar dari mulut siapapun, apalagi dari Sagara, jika laki-laki itu ngomong kotor maka Aya akan menampar mulutnya seperti tadi.

"Kita obatin dulu ya? " Tawar Sagara mendapat jawaban gelengan dari Aya.

"Nggak usah, lagian nggak terlalu parah lukanya, cuma dikitttt" Tolak Aya.

"Yaudah kita pulang" Ujar Sagara namun dihentikan oleh Aya.

"Aku nggak mau langsung pulang" Balas Aya menahan pergelangan tangan Sagara yang ingin menaiki motornya.

"Terus?"

"Aku mau jalan-jalan bentar sampe jam waktu aku kerja, boleh kan? " Tanya Aya pelan.

Sagara menggeleng. "Nggak, lo harus istirahat dulu sore ini, ntar kalo malem nggak terlalu capek. Gue juga nggak bisa nemenin lo sekarang, soalnya gue ada urusan penting." Jawabnya.

"Yaudah kalo gitu aku sendiri aja gimana? Biar kamu ngurus urusan kamu." Kata Aya lagi-lagi mendapat gelengan kepala dari Sagara.

"Nggak boleh, lo harus pulang istirahat, gue cuma bentar perginya, jadi nanti pulangnya gue langsung ngajak lo jalan, palingan cuma dua jam, sebelum lo kerja. " Ucap Sagara tak mengizinkan Aya pergi sendiri.

"Nggak asik ah, cuma sebentar doang, aku bisa jaga diri, boleh ya? Kalo pulang, bukannya istirahat buat ngilangin capek, tapi malah nambah capek, nggak akan bisa istirahat. Aku mau cari udara segar sebentar doang, boleh ya? " Kekeuh Aya.

Sagara seketika jleb mendengar ucapan Aya. Detik berikutnya Sagara mengangguk pelan. "Boleh, tapi lo inget nggak boleh jauh-jauh, kalo lo ada apa-apa telfon gue. " Dengan wajah berbinar Aya mengangguk cepat.

Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang