56.

2.2K 63 0
                                    

🍂🍂🍂

Typo bertebaran..

***

Kini, mereka sudah berada di kuburan almarhumah Alana, mereka terduduk sambil mengangkat tangan membacakan doa untuk almarhumah. Begitu juga dengan Aya, gadis itu berdoa dengan air mata yang berjatuhan dari mata indah itu sehingga membasahi pipinya.

Tak perlu di tanya lagi, seberapa terisak nya Aya saat ini, dadanya sampai naik turun karena sesak ia rasakan ketika membacakan doa untuk ibu yang belum sempat ia temui selama ia hidup di dunia ini.

Sagara dan lilis juga berdoa sembari menenangkan Aya yang berada di tengah-tengah mereka. Beberapa menit dalam keadaan sunyi di temani oleh tangis Aya, menit berikutnya, mereka kembali mengangkat kepala dan mengusap wajah dengan kedua tangan mereka.

Aya mengambil tanah kuburan itu dengan satu kepalan, menutup mata yang sedari tadi tak bisa berhenti mengeluarkan air mata. Dadanya sangat sesak melihat nama yang tertulis sempurna di nisan berwarna putih tersebut.

Alana Iskandar binti Syahril
Lahir: 04-01-1984
Wafat: 06-04-2003

Perlahan, tangan Aya menyentuh batu nisan itu, mengusap nya dengan lembut. Membaca nama yang ada di sana semakin membuat tangis Aya histeris, hatinya sakit, sangat sakit. Ibu yang tak pernah ia temui sejak kecil sudah tiada, tanpa dirinya tau.

"Bu, maafin Aya.. Aya telat.. Kuburan ibu udah nggak terawat lagi. Maafin Aya bu.. " Ucap Aya dalam hati, ia menutup mata tak kuat. Di sebelah nya, sudah ada dua orang yang ia sayangi sedang mengelus punggungnya untuk menenangkan dirinya.

"Bu, Aya udah bahagia di sini, jadi ibu nggak perlu khawatir.. Ibu istirahat yang tenang, ya. Di sini, Aya akan selalu kirimin ibu doa. " Setiap kata yang Aya keluarkan, selalu membuat cairan bening keluar dari matanya.

"Hikss.. Bu.. Aya pengen ketemu.. Aya pengen liat wajah cantik ibu secara nyata, bukan di mimpi aja.. Aya rindu bu.. " Hanya suara tangis yang bisa ia keluarkan, Kata-kata tak mampu ia keluarkan saat ini, hanya bisa ia katakan di dalam hati.

"Sekarang, ibu nggak akan muncul ke dalam mimpi Aya lagi kan? Karena Aya udah berhasil temuin ibu di sini. Ibu nggak perlu khawatir, Aya bakalan sering ke sini, buat ibu. " Dari beberapa hari ini, almarhumah sering muncul ke dalam mimpi Aya, hanya sekedar menyapa dan meminta agar di datangi ke rumahnya. Dan sekarang, Aya sudah berada di rumahnya, mungkin setelah ini, Aya akan sangat jarang bermimpi tentang sang ibu, karena beliau sudah tenang di atas sana. Tugasnya sudah selesai untuk menjaga Aya, kini, anak gadisnya akan selalu bahagia dan akan di kelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya.

Itu adalah ucapan terakhir Aya, sampai ia kembali mengangkat kepala dan membuka mata. Menghapus air mata dengan pelan.

"Nak.. "

Aya menoleh ke arah lilis, lalu mengangguk kecil. "Nggak papa, bunda. Aya udah selesai, ayo pulang. " Ajaknya sambil tersenyum simpul agar bunda dan yang lainnya tak khawatir atau merasa sedih.

"Beneran udah selesai? " Tanya Sagara memastikan, tentu Aya mengangguk pasti.

"Udah ikhlas, kan? " Tanya Sagara lagi. Aya terdiam sejenak, dan mengangguk lagi dengan tegas.

"Semuanya udah terjadi dan aku harus ikhlas." Jawab Aya kini benar-benar mengikhlaskan ibunya tenang di alam sana.

Sagara ikut tersenyum senang melihat gadisnya seperti ini. Ia menghapus air mata di pipi gadis itu dengan kasih sayang.

Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang