33.

1.5K 66 7
                                    

Vote, vote, votee. Ayo votee. 😋✌

***

Sepulang sekolah, aya pulang bersama arkana, laki-laki itulah yang memaksa aya pulang bersama, dengan alasan takut kejadian kemarin terulang lagi. Aya hanya menurut, lagian tak ada salahnya kan.

Saat masih di perjalanan ke rumah aya, arkana menawarkan aya untuk jalan-jalan terlebih dahulu sebelum pulang. Awalnya aya sempat menolak , tapi setelah sekian lama arkana membujuk nya, akhirnya aya pun setuju atas tawaran itu.

Kini aya dan arkana sedang berada di sebuah taman indah yang sempat aya datangi kemarin, dimana tempat ia bermain dengan anak-anak kecil itu. Aya tersenyum simpul saat melihat sekelompok anak kecil yang sedang bermain sepak bola, yang tak lain adalah mawar dan teman-teman yang lainnya.

Sore ini, seperti biasanya mawar dan yang lain akan bermain ke taman ini. Rumah mereka tak terlalu jauh dari taman sehingga mereka menjadikan taman ini sebagai taman milik mereka, biasa anak-anak jika sudah terlalu nyaman dengan sesuatu makan seperti ini. Tak hanya bermain yang hanya di pikiran anak-anak itu, mereka juga sering membersihkan taman jika daun kering berserakan di sana secara gotong royong.

Aya mendekati mawar dan teman-temannya, begitu juga dengan arkana, melihat aya tersenyum membuat hatinya terasa damai.

"Hai.. " Sapa aya melambaikan tangan nya sambil tersenyum lebar.

Sontak anak-anak itu langsung menoleh dan mendongak, betapa terkejutnya mereka melihat kakak cantik sudah ada di depan mereka. "Kakak cantik!!! " Seru mereka bersamaan. Suara mawar dan kedua temannya lah yang paling kencang.

Senyum aya semakin melebar melihat raut wajahnya berbinar dari mereka, terutama wajah mawar yang terlihat sedikit sedih dengan mata yang berkaca-kaca.

Aya langsung berjongkok menyamai tingginya dengan mawar, aya mengelus pucuk kepala anak itu seraya bertanya. "Mawar kenapa? " Tanya aya lembut.

Mawar tak menjawab pertanyaan aya melainkan memeluk gadis itu tak santai membuat tubuh aya hampir terjatuh, untung saja aya bisa menjaga keseimbangan dan juga berkat arkana yang setia menahan tubuhnya agar tak terjatuh.

"Huaaa! Kakak, maaf..! " Seru mawar sambil menangis.

Kedua alis aya menyatu karena bingung. "Maaf? Maaf karena apa? Emang mawar ada salah sama kakak? " Tanyanya.

"Iya, mawar ada salah sama kakak." Jawab mawar masih menangis.

"Salah apa? "

"Mawar salah karena ninggalin kakak sama kakak jahat itu pergi, mawar nyesel nggak nolongin kakak kemarin, karena mawar kakak di culik sama kakak jahat itu. Huaaa! " Balas mawar memeluk leher aya kencang, aya bisa merasakan tubuh anak itu bergetar.

Aya tersenyum sambil mengelus pundak kecil mawar menenangkan. "Mawar nggak salah, kan waktu itu mawar sama temen-temen sempat nyuruh kakak itu buat lepasin kakak, tapi dia kan nggak mau, malah ngebentak mawar sama yang lain. Nggak ada yang salah, jadi mawar berhenti ya nangisnya. " Tangisan mawar mulai mereda, ia melepaskan pelukan nya pada aya.

"Tapi mawar sedih nggak bisa nolongin kakak. Untung aja malam itu pacar kakak ke sini buat nyari petunjuk, kebetulan mawar lewat di sini, jadi mawar ceritain semuanya. " Ujar mawar begitu polos.

"Terus? " Tanya aya penasaran.

"Terus, kakak itu ngasih mawar dan temen-temen coklat banyak sebagai imbalannya, kakak mau tau coklat yang pacar itu kasih seberapa banyak? "

"Emang berapa banyak? "

Wajah mawar tak lagi sedih. "Banyaknya itu banyakkkk banget, satu dus kak! Satu dusss besarrr, banyak banget, sampe mamanya mawar kaget pas liat coklat sebanyak itu, selama ini mama nggak pernah liat coklat sebanyak itu. Mungkin mawar bisa menjadi coklat di dalam dus itu" Sambung mawar dengan wajah lucunya membuat aya gemas, begitu juga dengan arkana.

Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang