30.

1.9K 76 14
                                    

***

Sepanjang perjalanan Sagara tak hentinya memaki nama Regan, kedua tangannya memegang setir sambil menggerakkan gigi nya yang rapih hingga menimbulkan suara. Beberapa kali ia memukul setir tersebut dengan penuh amarah saat lampu merah terus menjebaknya.

Titt!! Titt!!

Sagara membunyikan klakson berulang kali saat seorang wanita menghalangi jalannya. Sagara paling benci hal ini, banyak ibu-ibu yang baru belajar bermotor sudah ugal-ugalan seperti orang yang sudah fasih.

Sagara membuka kaca mobilnya lalu berteriak, saat mobil hitam didepannya tak berjalan. Sungguh Sagara ingin sekali menabraknya, tapi untung saja ia masih punya akal sehat.

Setelah itu Sagara kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, laki-laki itu sudah seperti pembalap saja. Beberapa pengendara lainnya berteriak kesal karena ulah Sagara. Tapi Sagara tak peduli sedikitpun.

Beberapa menit di perjalanan, Sagara menghentikan mobilnya di sebuah rumah megah. Sagara cepat cepat keluar dengan wajah sangarnya. Tangannya masih mengepal kuat.

Brak! Brak!

Sagara menggedor pintu besar itu tak santai. Membuat pemilik rumah terusik, yah Sagara sengaja melakukan hal itu agar cepat dibukakan pintu.

"BUKAK!! " Teriak Sagara tak sabaran.

Tiba-tiba saja pintu itu terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya yang sudah menggunakan pakaian tidurnya, dan juga satu anak remaja berusia tiga belas tahun.

"Kenapa sih, nggak sopan banget, ada bel, kenapa harus gedor gedor! " Kesal wanita paruh baya tersebut.

"Regan mana? " Tanya Sagara dingin. Melihat raut wajah laki-laki di depannya ini membuat wanita paruh baya dan anaknya itu bergidik ngerti. Wajah Sagara begitu mengerikan.

"Regan mana!! " Sentak Sagara kesal karena pertanyaannya tak kunjung di jawab.

"A-anuu, k-kak Regan pergi dari tadi sore sampe sekarang belum pulang, nggak tau kemana. " Jawab anak remaja tersebut takut.

"Lo nggak lagi bohong kan? Jawab yang bener!! "

"Mau apakah nyari anak saya? Dia belum pulang dari tadi Sore jadi nggak ada di rumah" Sahut wanita paruh baya yang diakui adalah mama Regan yang bernama lisa.

"Saya ada urusan sama anak tante,dia udah berani nyulik pacar saya, dan sekarang nggak tau kemana. Kalo sampe terjadi apa-apa sama pacar saya, maka tante dan sekeluarga akan dapat akibatnya." Ancam Sagara menunjuk dua orang di depannya ini.

"Saya permisi. Kalo nggak mau terjadi sesuatu sama anak tante, bilang ke dia, jangan berani-berani nyelakain pacar saya, kalo memang dia pria sejati, suruh bye one sama saya. " Lanjutnya lalu melenggang pergi.

"Kakak kamu kenapa lagi inii, emang ya tuh anak! "

"Udah mah, nanti aja kalo pulang di omongin baik-baik. "

"Kenapa lagi dia pake nyulik pacar orang! Titisan dakjal emang!! "

"Udah mah, masuk aja, nggak baik di luar buat kesehatan mama. "

"Awas aja ya kamu Regan. Mamah pasung kamu. "

Kini Sagara tak tau harus mencari Aya kemana lagi, mau mencari ke rumah gadis itu tak akan ada gunanya, manusia di rumah itu tak ada yang peduli dengan Aya sedikitpun.

"Aaagghhh!!! Regan anjing!! Kalo sampe gue ketemu, gue bunuh lo!! " Desis Sagara semakin mempercepat laju mobilnya.

Sampai dimana laki-laki itu memberhentikan mobilnya tepat di depan segerombolan orang yang berkerumun di tengah jalan, karena penasaran Sagara keluar dari mobilnya, menembus segerombolan orang tersebut.

Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang