47.

1.8K 72 0
                                    

🍂🍂🍂

Typo bertebaran....
Maaf kalo di cerita ini banyak typonya yaa.

***


Dua hari kemudian...

Setelah kejadian kemarin di rumah sakit, arkana sudah jarang menampakkan diri, mau itu di sekolah maupun luar sekolah. Laki-laki itu tiba-tiba saja menghilang seperti di telan bumi. Aya yang tak pernah melihat arkana sejak itu merasa tak enak hati. Laki-laki itu pasti sedang tidak baik-baik saja setelah menelan semua perkataan sagara kemarin. Aya bingung harus menemukan arkana di mana lagi.

Aya menghela nafas panjang, matanya tertutup sejenak untuk menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya yang penuh dengan keringat karena membersihkan kelas yang sangat kotor tadi.

Ia melamun, terduduk di kursi rooftop dengan satu botol air mineral dingin di tangannya. Rambutnya sudah basah oleh keringat juga. Beberapa menit melamun sendiri, akhirnya Aya terbangun dari duduknya dan turun ke bawah untuk menemui lana.

Aya berjalan sendiri di tangga yang sepi, sekolah ini begitu besar, tak heran jika tangga dari rooftop ke bawah ini sepi. Dan juga, jarang sekali para murid datang bersantai di rooftop.

Saat sudah mendekati kelasnya,tiba-tiba saja netra Aya mendapati sosok sagara yang ada di dalam kelasnya. Laki-laki itu berdiri membelakangi dirinya yang berada di depan jendela.

Mata Aya menyipit heran, lantaran sagara yang seperti berbicara dengan seseorang. Aya tak tau siapa orang itu karena terhalang oleh tubuh sagara. Gadis itu menyembunyikan dirinya di balik pintu yang setengah tertutup saat melihat sagara menundukkan tubuhnya.

"Lo nggak salah ngomong kan? Asal lo tau, gue nggak akan pernah sudi di jodohin sama cewek jalang kayak temen lo. Gue bakalan tolak perjodohannya nanti malem. "

Tubuh Aya rasanya membeku saat itu juga. Dirinya bisa mendengar samar-samar ucapan sagara dari balik pintu. Dirinya menutup mulut tak percaya saat sagara mengatakan bahwa dirinya akan di jodohkan. Dengan siapa?.

"Lo nggak akan pernah bisa nolak. Karena itu kemauan orang tua lo. Karena mereka nggak akan sudi kalo anak sulungnya bersanding sama cewek sialan kayak Aya. "

Brugh!

"Aakhh! Lo gila ya anjing! "

Plak!

"Sagara!! Lo gila ya! Maksud lo apa hah!! "

Plak!

"Ahh shit. Lo apa apaan sih!! "

"Gue cuma main doang. "

Dugh!
Sagara menendang tulang kering caca hingga gadis itu terjatuh. Tadi ia sudah sempat terjatuh karena Sagara mendorong keras kursi yang ja duduki.

"Cowok gila!! " Caca berniat mendorong tubuh Sagara. Namun, tangannya keduluan di tarik oleh Sagara dan langsung memojokkan nya ke tembok.

Tangan caca di genggam erat, saking eratnya, caca merasakan sakit yang luar biasa di pergelangan tangannya.

"Kalo gue gila, lo lebih gila. " Ujar Sagara dengan suara pelan, namun terdengar menakutkan.

Detik berikutnya, sagara dengan wajah penuh amarahnya mencecik leher caca kuat. Membuat gadis itu terbatuk tertahan, ia mencoba melepaskan cekikan sagara yang semakin lama semakin erat dan keras.

Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang