***Sepulang dari bekerja Aya bergegas pulang ke rumah. Jam menunjukkan pukul 22:00, pasti kakek dan nenek sudah tertidur. Terlihat dari lampu rumah yang mati, semua gelap, juga pintu yang terkunci, untung saja Aya membawa kunci cadangan.
Badan Aya terasa lengket sekali setelah setengah hari bekerja, tak perlu pikir panjang dia langsung menuju kamar mandi. Setelah selesai dengan ritual mandinya, perut Aya terasa lapar jadilah ia makan terlebih dahulu sebelum tidur. Ditemani oleh handphone yang menampilkan video lucu, rumah ini begitu sepi, hanya ada Aya dan kakek, nenek.
Beberapa menit menghabiskan waktu di meja makan, kini Aya langsung kembali ke kamar untuk tidur, badannya terasa sangat lelah. Luka ditangan nya masih terasa perih jika di sentuh dan terkena air.
Aya menidurkan dirinya pada kasur empuk miliknya. Tak butuh waktu lama akhirnya Aya tertidur pulas, sudah bergulat dengan mimpinya.
Keesokan paginya Aya terbangun seperti biasa ia akan memasak untuk kakek dan nenek. Rumah terlihat begitu sunyi dan sepi, seperti nya ada yang kurang ya.
Setelah selesai dengan aksi memasaknya Aya menuju kamar kakek dan nenek untuk membangun mereka. Saat sampai di ambang pintu Aya dikejutkan dengan ranjang yang kosong, dimana mereka?
Aya memanggil-manggil kakek,nenek tapi tak kunjung ada jawaban. Aya sudah keluar dari rumah untuk mencari mereka. Di warung tidak ada, di rumah tetangga apalagi, Aya sudah lelah berlari kensana kemari mencari keberadaan kakek dan nenek.
Sampai sampai Aya mencari mereka ke jalan besar, dimana banyak sekali kendaraan berlalu lalang disana. Aya kelimpungan, tenggorokannya sakit karena berteriak.
"KAKEK NENEK!! KALIAN DI MANA!! HIKS JANGAN PERGI!! AYA MASIH BUTUH KALIAN!! HIKS" Tangis Aya pecah seketika, para pengendara di buat bingung dengan aksi aneh Aya di tengah jalan.
"Gimana Aya bertahan kalo kalian gak ada... Hikss!! Aya sendrian di sini!! Nenek. Nenek suka ayam goreng kan? Iya kan, Aya bakal masak ayam goreng banyak banyak, tapi nenek harus pulang, hikss!! Kakek.. Aya rindu pijitan kakek... Badan Aya sakit, kepala Aya sakit, semuanya sakit kek, Aya mau kakek aja yang obatin, Aya gak akan nolak lagi, tapi kalian pulang ya? Hikss!! Aagghhh!! "
Tiba-tiba dari arah belakang sudah ada truk besar yang sangat bising Mengklakson agar Aya segera minggir, tapi gadis itu tak bergerak sedikitpun. Sudah banyak pengendara berteriak dan membunyikan klakson mereka, tapi tetap saja Aya tak kunjung bangun.
"Loh loh, kok rem nya. AWASSSS!!! "
BRAKK!!
Truk besar tersebut menabrak tubuh mungil Aya sampai terpental sangat jauh, gadis itu sekarang sudah terkulai lemah dengan darah segar yang mengalir tanpa henti.
Semua orang yang di sana teramat sangat kaget dengan kejadian ini, mereka langsung menghampiri Aya yang masih bisa membuka mata. Mereka mengerumuni Aya tanpa di tolong.
Aya meringis kesakitan, seluruh badannya terasa sangat amat sakit, tak bisa di gerakkan. Dia melihat banyak darah keluar dari badannya yang masih di lapisi baju tidur.
Gadis itu mengeluarkan air mata tak sanggup menahan sakit, bibirnya mencoba berbicara. Saat seperti itu seseorang datang dengan wajah panik, tak bisa di jelaskan lagi sudah. Sagara, lelaki itu datang.
Detak jantung Sagara terasa terhenti melihat keadaan Aya yang sangat mengenaskan. Dia dengan langkah tertatih-tatih mencoba mendekati Aya. Tubuh tegasnya gemetar hebat, air mata keluar tanpa henti. Dia terduduk ambruk tepat di depan tubuh Aya, bajunya ikut terkena darah.
Aya tersenyum kala matanya masih bisa melihat wajah Sagara. Di menyentuh pipi lelaki itu sambil tersenyum paksa.
"Sa-sa-gara.a-aku sayang k-kamu. Ma-ma-afin aku ya. Ka-rena gak. Bi-sa. Nemenin. Ka-mu. Sampe. Tua! Maafin. A-ku. Ka-rena. Te-lat, ja-tuh. Cin-ta. Sa-ma. Kamu. Aagghhh! "

KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]
Teen FictionSETITIK LUKA UNTUK AYA OPEN PO DARI TANGGAL 8-23 MARET 2023! Beberapa part telah dihapus. Ini semua tentang Chelsya Alania Aya tentang luka yang Aya dapati dari orang sekitar dan juga orang tuanya. Tiada hari tanpa masalah, seolah masalah itulah m...