18.

1.8K 102 2
                                    

***

Seperti biasa, kantin sekolah akan ramai siang ini. Kali ini sepertinya akan berbeda dari biasanya, Aya yang sejak dulu sendiri kini ada teman makan yang tidak lain adalah lana. Teman baru Aya yang sudah sangat baik terhadap Aya.

Lana pindah dari satu minggu yang lalu sebenarnya, tapi dia tak sekelas dengan Aya saat itu. Tapi entah kenapa lana tiba-tiba dipindahkan ke kelas yang sama dengan Aya kemarin, jadilah kini mereka menjadi teman.

Kedua remaja itu kini sedang duduk di meja yang biasa Aya duduki saat masih sendiri, tepatnya di paling pojok kantin, adalah tempat yang paling nyaman untuknya. Untung saja lana tak mempersalahkan hal itu karena memang lana juga tak terlalu suka keramaian.

"Ay, emang dari dulu lo selalu sendiri ya kalo di sekolah? " Tanya lana sambil memakan baksonya.

"Engga selalu sih, jarang, kadang aku ditemenin sama caca juga dulu, tapi sekarang udah engga" Jawab Aya.

Lana mendengar nama caca seketika bingung. "Loh, caca yang kemarin itu ya ay? Bukannya dia keliatan gak suka ya sama lo? " Tanyanya lagi belum paham.

"Iya, caca yang kemarin. Memang dia gak suka sama aku, tapi baru di perlihatkan kemarin-kemarin. " Jawab Aya lagi menjelaskan.

"Emang dulu dia gimana? Sampe bisa keliatan kelakuan busuknya sekarang? Terus gara-gara dia begitu apa? "

"Dulu dia baik, suka main sama aku. Aku juga gak tau kenapa dia bisa sebenci itu sama aku sekarang. Aku juga bingung. "

Lana mengangguk-angguk sok mengerti, tapi tetap saja otak lemotnya tak bisa mencerna karena ini terlalu rumit pikirnya. "Rumit ya ay"

"Emang rumit kalo kamu pikirin terus. Jangan dipikirin lagi na, nanti kepala kamu bisa meledak. "

"Iya deh, lagian gue gak mau terlalu ikut campur kalo berurusan sama nenek lampir. Mending makan bakso aja, kan kenyang. " Putus lana kembali memakan baksonya, begitu juga dengan Aya.

Saat sedang asik makan, seseorang datang dengan tampang sombongnya. Regan datang mendekati meja Aya dan lana, melihat itu Aya menutup mata jengeh, sedangkan lana bingung melihat reaksi Aya.

"Hai ay. Udah lama gak ketemu, kabar lo gimana? " Sapa Regan tanpa malu duduk di depan Aya.

Gadis itu diam tak membalas sapaan Regan, dia malah kembali asik memakan baksonya. "Gue didiemin nih? Baru kali ini sih seorang Regan di cuekin" Ujar Regan tak percaya.

"Emang lo siapa sampe gak nyangka kalo lo dicuekin" Ketua lana tak suka melihat Regan.

"Bukan urusan lo! " Balas Regan tak kalah ketus.

"Aya, liat sini dong, lo kok makin hari makin ngehindarin gue sih" Rengek Regan tanpa malu membuat lana menatapnya jijik.

Tapi Aya tak menanggapi sedikitpun, dia menghabiskan makanannya dengan cepat lalu minum. "Aku udah gak ada urusan lagi sama kamu jadi stop kayak gini" Peringat Aya lalu berdiri diikuti oleh lana.

Regan tertawa remeh. "Gue gak akan pernah ngelepas lo gitu aja ay" Ujarnya. Aya tak peduli, dia menarik tangan lana untuk pergi dari kantin. Tapi Regan tataplah keras kepala, dia mengikuti Aya kemanapun.

"Ay, ayolah.. Gue mau ngomong sama lo" Seru Regan mengejar Aya dan lana. Lans yang yang masih tak mengerti apa yang terjadi hanya bisa mengikuti Aya seperti orang bodoh, Pelanga-pelongo.

"Ay, kita mau kemana? " Bisik lana.

"Ya kita mau ke kelas na, kamu mau di kejer sama orang gila" Balas Aya dengan nafas terengah-engah.

Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang