46.

2K 82 10
                                    

🍂🍂🍂

***

"Na, aku kapan boleh pulangnya? " Tanya Aya pada lana yang merebahkan tubuhnya di ranjang Aya sambil memainkan ponselnya.

Lana menoleh ke arah Aya yang duduk di sampingnya dengan wajah masam. "Sebenarnya lo boleh pulang sekarang, tapi kata dokter Andre besok aja, kondisi lo belum sepenuhnya pulih ay. " Jawabnya.

Aya mendengus. "Kenapa ya dokter Andre selalu ngeliatin aku na, apa muka aku jelek ya? " Ucap Aya membuat lana terbatuk.

"Uhuk! Ay, ay, muka lo cantik gini dikatain jelek. Mungkin dokter Andre suka sama lo. " Balas lana.

Mendengar itu Aya spontan memukul paha lana yang dibaluti celana jeans. "Kamu kalo ngomong suka ngaco ya, mana ada gitu. Hah, percuma nanya sama kamu na. " Desah Aya.

"Lagian, kalo bukan suka apa lagi. "

Setelah itu Aya hanya terdiam, ia memainkan kedua tangannya yang berada di atas lutut yang di tutupi selimut. Di sampingnya lana sudah hanyut dengan drama yang ia tonton.

Mikiran gadis itu terus saja Melana kemana-mana, memikirkan tentang Sagara. Sungguh, dirinya sangat merindukan laki-laki itu, merindukan dekapan yang dulu sering ia dapatkan, apalagi disaat dirinya sedang tidak baik-baik saja.

"Sekarang aku lagi nggak baik-baik aja gar, aku butuh kamu. " Batin Aya lirih.

"Na, keadaan Sagara gimana? Apa dia baik-baik aja? " Tanya Aya.

Lana menghela nafas panjang. "Iya, gara udah baikan. Lo mau ketemu dia? " Tanya lana balik.

Sontak Aya menggeleng cepat. "Engga, aku cuma nanya aja. "

"Ay, gue boleh nanya nggak? " Aya mengangguk. "Lo kenal sama Sagara dari kapan dan dimana? Gimana cara Sagara nembak lo waktu itu? " Tanya lana dengan cepat bangun dari posisi rebahan nya dan mensejajarkan dirinya dengan Aya.

Mendengar pertanyaan lana mampu membuat Aya menelan ludah kasar, ia terdiam sejenak, lalu mengeluarkan suara lagi. "Kamu serius mau tau? "
Lana mengangguk antusias.

Aya mengambil nafas dalam-dalam. "Aku kenal sama Sagara waktu SMP kelas satu, disaat kita baru-baru masuk sekolah, itupun dikenalin sama caca. "

"Hah? Lama juga ya. Terus terus, kenapa bisa kalian jadian? " Tanya lana lagi.

"Jujur aja, aku sama Sagara pacaran dulu karena terpaksa. Dia sengaja ngeklaim aku sebagai pacar dia di depan temen-temen sekolah, waktu itu kita baru naik kelas sembilan, pas banget hari itu adalah hari ulang tahunnya Sagara yang ke lima belas. " Jawab Aya jujur.

Lana yang mendengar itu langsung terbatuk karena kaget, dirinya cengo saat mendengar jawaban dari mulut Aya. "Seriusan lo? Berarti kalian pacaran dari SMP? Gila lama banget!. Terus kenapa lo Terima ay? Kan bisa aja waktu itu lo tolak secara halus. "

"Aku nggak bisa nolak karena paksaan dari caca. Dia maksa aku buat nerima Sagara supaya dia juga bisa pacaran sama Regan. " Jawab Aya lagi-lagi membuat lana terkejut.

"Apa?! Caca sama Regan pernah pacaran?! Kok? Bisaa. Jadi kalian double date gitu? Wahh gila, gue nggak nyangka kalo kalian dari dulu memang deket. Tapi kenapa hubungan Regan sama caca kandas? Sedangkan lo sama Sagara masih aja bertahan? "

"Bertahan apanya, orang udah putus na. "

"Yakan bisa aja balikan, kalian kan masih sama-sama suka. Gue boleh nanya lagi nggak ay? Penasaran nih. " Ujar lana.

Aya mengangguk. "Dulu lo sama Sagara gimana? Waktu pertama-tama jadian? Apa Sagara sweet? " Pertanyaan macam apa ini.

"Ck, kamu kepo banget sih. Dulu waktu pertama kali kita pacaran, Sagara dinginnn banget, kayak es. Aku sering diajak jalan-jalan sore sama dia, walaupun kita nggak ada yang saling bicara, dia cuma traktir aku makanan, udah. Tapi waktu kelas sepuluh sikap dia yang dingin sedikit berubah, sampe lama kelamaan dia nggak lagi bersikap dingin sama aku. "

Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang