54.

2K 85 4
                                    

🍂🍂🍂

Typo bertebaran..

***


Di malam harinya, tepat pada pukul 23:45. Aya sudah berada di dalam alam mimpinya saat ini, dia baru terlelap beberapa menit lalu karena Sagara yang memaksanya untuk tertidur. Sebenarnya Aya masih enggan untuk tidur, tapi saat melihat wajah Sagara, aga berubah pikiran, ia memilih untuk tidur saja.

Sedangkan Sagara, laki-laki itu masih terjaga, memandangi wajah gadisnya yang tinggal beberapa menit lagi akan memasuki umur sembilan belas tahun. Ia ingin menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun dari gadis itu.

Ia tersenyum kala Aya mengambil tangannya untuk di peluk, Sagara membiarkan gadis itu melakukan apapun sesukanya. Ia juga mengelus pipi gemas gadis yang tertidur itu.

"Cantik banget sih, " Ujar Sagara pelan sambil mencubit pipi Aya. "Cewek tercantik di dunia itu cuma, Aya, nggak ada yang bisa nandingin kecantikan cewek gua pokoknya. "

"Mmuah.. Pengen gue halalin. " Kecupan yang cukup lama mendarat di pipi Aya. Sagara gemas sekali dengan Aya, sungguh, gadis itu sangat lucu di matanya.

"Assalamu'alaikum."

Sagara berbalik sedikit, melihat siapa yang baru mengucapkan salam dan membuka pintu. Ternyata zeyan, remaja itu baru saja pulang dari bermain dengan temannya. Di tangan zeyan sudah ada paper bag berisikan sesuatu.

"Wa'alaikumussalam. Kenapa baru balik? " Tanya Sagara menatap adiknya itu.

Zeyan balik menatap Sagara sejenak, lalu menaruh paper bag tersebut di atas meja. "Ya berarti baru selesai main. Gitu aja nanyak. " Gumamnya.

Sagara menghela napas panjang. "Anak SMP pulang main jam segini, ya? Lo nggak liat jam berapa, hm? " Nada Sagara sudah seperti menginterogasi.

"Ya nggak papa, kak. Sekali-kali, kan nggak setiap hari. " Balas zeyan, mengambil satu kursi dan menaruhnya di dekat Sagara, lalu ia duduk.

"Sekali-kali, sekali-kali. Kalo ada apa-apa di luar gimana, hah? Siapa juga yang repot? " Kesal Sagara menatap jengah adiknya. Memang setelah kembali lagi ke Indonesia, zeyan menjadi sering melawan padanya.

"Kakak lah. Siapa lagi, emang mama, papa mau repot? Enggak kan. Gitu aja nanya. " Balas zeyan.

"Ngelawan terus ya kerjaan lo. "

"Orang punya mulut, ya ngelawan lah. " Ujar zeyan pelan.

"Itu lo bawa apa? " Tanya Sagara.

"Ahh, itu. Kue buat kak Aya. " Jawab zeyan membuat Sagara mengernyitkan mata.

"Buat? "

"Buat ulang tahun lah. "

Sagara berdecak. "Aya nggak suka kue, zeyan.. Lo kalo apa-apa tuh nanya dulu kek. "

Zeyan menganga. "Hah? Masa sih, orang dulu kak elsya suka banget sama kue. Ngadi-ngadi nih. "

"Terserah lo deh. Tapi semoga aja dia mau makan kue yang lo beliin. Soalnya dulu gue pernah beliin dia kue, tapi nggak di makan, malah di kasih ke anak-anak. " Ujar Sagara.

"Terus kakak kasih nya apa, kalo bukan kue?" Tanya zeyan penasaran.

"Gue bikinin aja brownies kesukaan dia. "

"Emang kakak bisa buat brownies? "

"Ya bisa lah, orang kalo Aya ulang tahun, pasti minta di bikin brownies buatan gue. "

Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang