49

1.6K 72 4
                                    

🍂🍂🍂

Typo bertebaran...

***


"LO GIMANA SIH HAH!! " Bentak ferdo marah pada marthin yang tertunduk dalam.

Mereka kini ada di rumah sakit. Ferdo dan aldo ada di sini karena marthin yang meminta mereka untuk datang membantunya menjaga Aya. Ia belum menelfon Sagara karena masih takut, takut laki-laki itu akan marah besar padanya.

"Lo nggak becus jagain kakak gue anjing!! Kalo sampe Aya kenapa-napa, mati lo sama gue. " Desis ferdo menujuk marthin dengan amarah yang mengobar.

Sontak aldo dan marthin tertoleh menatap ferdo, apa? Mereka tak salah dengar? Ferdo menyebut Aya dengan sebutan kakak? Sejak kapan dan kenapa?

Aldo ingin bertanya, tapi ia urungkan karena ferdo terlihat sangat marah saat ini, ia lebih memilih untuk diam sejenak, sampai ada kondisi yang memungkinkan untuk bertanya.

"Udah do, lo tenang dulu, Aya nggak akan kenapa-napa. Ini juga nggak sepenuhnya salah marthin, dia juga di jebak. " Ujar aldo menenangkan, menepuk beberapa kali punggung ferdo.

Memang marthin sudah menceritakan semua pada aldo dan ferdo. Aldo bisa mengerti keadaan marthin, tapi tidak dengan ferdo, laki-laki itu sangat marah karena keteledoran marthin menjaga Aya.

"Dia selemah itu, sampe ngelawan caca sama syila aja nggak bisa hah? TOLOL! " Sentak ferdo mendorong tubuh marthin tak terlalu keras.

"Lo pikir gue mau gitu? ENGGAK ANJING! Gue udah berusaha buat jaga Aya! Kalo gini kenapa nggak lo aja yang nganter Aya pulang tadi? " Balas marthin tak suka dirinya selalu di salahkan oleh ferdo. Padahal kan dia sudah mencoba sebaik mungkin menjaga Aya.

"Kalo Sagara nggak nyuruh gue buat nganter caca ke rumah sakit, gue nggak akan pernah biarin manusia goblok kayak lo nganter Aya pulang, " Ucap ferdo menatap marthin bengis.

"Terus sekarang caca kemana hah? Dia kabur kan? Lo jaga cewek kayak caca aja bisa lengah, APALAGI GUE!" Seru marthin balik mendorong pundak ferdo.

Setelah itu, ketiganya terdiam. Aldo memijat pelipis, pasti setelah ini akan ada pertengkaran hebat lagi, tentunya ada Sagara. Benar saja, baru jeda semenit Aldo berkata demikian dalam hati. Tiba-tiba saja Sagara datang dan langsung memukul wajah marthin kuat, sampai laki-laki itu terjatuh ke tanah.

"BANGSAT! GUE NYESEL NYURUH LO NGANTER CEWEK GUE PULANG ANJING!! " Teriak Sagara kini sangat marah. Memukuli wajah marthin habis-habisan, sampai mengeluarkan darah.

Aldo gerak cepat, ia langsung menghentikan aksi Sagara agar tak berlebihan.

"Sagara!! Inget lo ada di rumah sakit! Anjing!" Bentak Aldo mendorong tubuh Sagara yang tadi menindih marthin sambil di pukul.

Di sana, Sagara terduduk dengan nafas ngos-ngosan, dadanya naik turun karena amarah dan juga kelelahan. Ia menjambak rambutnya sambil memukuli kepalanya keras.

"AAGGHH! TOLOL! " Sagara memukuli rumput di bawahnya tanpa henti. Menyalurkan segala amarah yang ada di dalam dirinya.

Taman rumah sakit yang mereka tempati saat ini untungnya sepi.

"Aya. " Sagara langsung berdiri dan berlari untuk mencari keberadaan kekasihnya.

Ferdo menahan tangan Sagara saat ingin pergi itu. "Dia masih di priksa, kita belum bisa nemuin dia. Tunggu kabar dari dokter. " Beri tahu ferdo.

Mendengar itu, Sagara menutup mata menahan amarah agar tak terlalu berlebihan dalam bertindak. Ia mengambil duduk di kursi taman itu, mendudukkan diri seraya menenangkan diri. Begitu juga dengan ketiga temannya.

Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang