40.

2.2K 81 7
                                    


Kayaknya belum ada tanda-tanda end ya?
Gapapa ya, karena ini aku sengajain supaya selesai nya lama, aku nggak akan siap buat namatin cerita ini, sayang banget pokoknya.
Kalo nanti ada yang baca trus bosen, di skip juga nggak papa.
Aku nulis cerita ini juga nggak terlalu berharap banyak orang yang baca kok, soalnya nanti kalo berharap lebih,malah bikin sakit hati karena terus kepikiran.
Huhu maaf kalo banyak kata yang salah.

***

Jam menunjukkan pukul sembilan malam, aya sudah selesai dengan pekerjaannya. Kini ia sudah berada di luar cafe menunggu kedatangan ketiga teman Sagara, aya sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian biasa, ia sempatkan untuk mandi di cafe sebelum pergi ke club untuk memantau Sagara disana.

Beberapa menit menunggu, akhirnya yang ketiga teman Sagara datang dengan motor mereka masing-masing, dahi aya mengernyit kala melihat seorang perempuan yang duduk di belakang aldo sambil memeluk pinggang laki-laki itu.

"Ay! " Panggil lana turun dari motor aldo dengan wajah berbinar. Aya tentu terkejut karena lana ikut serta.

"Loh na, kamu ikut? " Tanya aya diangguki lana.

"Iyalah, gue mau nemenin temen gue mergokin mantan dia ke clubbing" Jawab lana bangga.

Tadi saat di kelas, setelah aya dari UKS lana sempat minta maaf, menyesal karena membuat aya dalam masalah. Gadis itu sampai menangis ingin dimaafkan, Karena tak tega melihat lana memohon maaf, Aya pun memaafkannya. Lagipula lana begitu juga karena marah dirinya diperlakukan tak adil.

"Emang kamu dibolehin sama mamah kamu? " Tanya Aya lagi.

"Ayaa, gue bukan anak strit boba" Jawab lana ngawur.

"Strict parents lana sayang.. " Sahut aldo membenarkan ucapan pacarnya.

"Iya itu, jadi nggak akan ada yang marah, walaupun nanti bakalan dimarahin kalo pulang subuh, tapi nggak akan kok, kan ada lo" Katanya kegirangan, memeluk tangan Aya erat.

"Iya sih. Yaudah kita jalan sekarang nih? " Tanya Aya diangguki oleh aldo, marthin fan ferdo. "Ayok, gas lah. "

"Ay, lo sama gue aja yok" Tawar marthin sedikit memaksa. Sontak ferdo langsung menempeleng kepalanya. "Aakkhhh"

"Pala lo! Aya sama gue, lo bonceng kuntilanak aja!! Kalo Aya sama lo yang ada lo modusin, lo bakalan nyari kesempatan dalam kesempitan! Dasar buaya!" Semprot ferdo memasang helmnya.

"Yaelah"

"Yaudah ay, naik, nih helm nya" Titah ferdo memberikan Aya helm. "Makasih"

Para remaja tersebut langsung melesatkan motor mereka menuju club dimana tempat Sagara berasa. Tadi aldo dan marthin sempat ke rumah Sagara untuk memastikan apakah laki-laki itu sudah pergi. Dan ya disana hanya ada zeyan, lalu mereka dengan cepat menuju cafe tempat Aya berkerja untuk menjemputnya.

Saat diperjalanan, Aya memeluk tubuhnya kedinginan, pas saja ia sedang tak membawa sweeter, tapi untung saja ada ferdo yang setia meminjamkannya jaket milik laki-laki itu. Awalnya Aya menolak karena takut ferdo juga kedinginan, tapi karena paksaan dari ferdo membuat Aya menerimanya.

Setelah sepuluh menit diperjalanan, akhirnya motor ketiga laki-laki itu sampai di sebuah club dimana tempat Sagara berada. Aya mentap takut tempat itu, ia belum juga turun dari motor ferdo sebelum laki-laki itu menyadarkan nya.

"Ay, turun, udah sampe" Ujarnya membantu Aya untuk turun karena motor itu cukup besar dan tinggi untuk ukuran Aya yang mungil.

"Ah, masa ini tempatnya fer, Sagara ketempat ini? " Tanya Aya mencoba memastikan. Ini baru saja Aya melihat area luar, belum dalam dari tempat ini.

Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang