34.

1.4K 73 5
                                    

VOTE! KALO GAK DIGEBUKIN BAPAK GARA NIH!
☺✌


***

Kaki zeyan berjalan terus tanpa tau arah, ia bingung harus kemana, ia tak mau pulang ke rumah sagara, ia tak suka mendengar sagara menyebut aya ataupun elsya jahat, apalagi aya dituduh membuat dirinya menderita, apa-apaan itu.

Jam menunjukkan pukul delapan malam, perut zeyan rasanya sangat lapar, ia ingin ke rumah aya, tapi tak tau dimana letak rumah itu sedangkan ia tak pernah ke rumah aya sebelumnya. Kelamaan di Singapura jadi gini.

"Nyesel banget tadi nggak ngambil hape dulu, ini nggak bawa apa-apa main nyelonong aja pergi, mampus lah sekarang, udah laper, capek jalan. Eekhhh!! " Zeyan terus saja Mendumel tak jelas seperti ini.

"Kalo aja nih ya kak gara nggak bentak zeyan dan nggak ngejelekin kak elsya, zeyan nggak akan pergi." Monolognya menendang krikil kecil di tanah.

"Ngpain juga dia ngejelekin kak elsya, padahal kan kak elsya pacarnya dia, huh dasar brengsek. Kalo aja zeyan udah punya badan gede kayak dia, pasti zeyan bakal pukul dia habis-habisan. " Ujarnya lagi.

"Nggak ada bersyukur nya punya pacar sebaik kak elsya, kalo zeyan jadi dia, zeyan nggak akan mau yuh mutusin kak elsya atau kak Aya. Eh bentar, zeyan harus manggil kak elsya atau kak Aya ya? Ih bingung"

Kaki jenjang zeyan terhenti saat merasakan ada yang menahan pundaknya, jantung zeyan berdetak kencang, takut dibelakangnya adalah penculik. Zeyan memejamkan mata pasrah.

"Zeyan." Panggil gadis di belakangnya, itu adalah Aya.

Sontak zeyan membuka kembali matanya lalu menoleh ke belakang, bisa ia lihat Aya sudah berdiri tegak di sana. "Kakak!! " Seru zeyan dan langsung memeluk tubuh Aya membuat gadis itu terkejut.

"Zeyan kenapa bisa diluar hem?" Tanya Aya lembut.

"Kakak kemana aja selama ini? " Balik tanya zeyan secara tiba-tiba.

"Kakak nggak kemana-mana, di sini doang. Kenapa? " Ujar Aya.

"Bohong, kenapa kakak pergi waktu itu? Kakak nggak nengokin zeyan pas masih di rawat di rumah sakit Indonesia. Kakak kemana? " Tanya zeyan lagi.

"Kakak pindah ke rumah kakek, nenek di sini. Maafin kakak karena nggak bisa nengok kamu waktu itu, soalnya kakak ada halangan. " Jawab Aya.

Zeyan melepaskan pelukannya. "Kakak dihalangi sama mamah dan papah kan? Kakak nggak dikasih nemuin zeyan lagi sejak kejadian itu, bener kan? "

Aya mengangguk pelan. "Iya. Maafin kakak ya, waktu kamu mau dibawa ke Singapura juga kakak lagi sakit. "

"Nggak papa. Sekarang zeyan udah seneng banget masih bisa ketemu sama kakak lagi. Di Singapura zeyan selalu minta ke papah buat bawa kakak ke sana supaya bisa nemenin zeyan main lagi, tapi papah nggak mau, dia malah bilang kalo kakak ini jahat, padahal kan kakak baik. " Ujar zeyan dengan mata berkaca-kaca.

Aya tersenyum simpul. "Zeyan kenapa nangis? "

"Zeyan nggak suka kakak dikatain jahat. Semua orang selalu bilang kakak jahat, jahat, jahat. Zeyan mau bilang kalo kakak nggak jahat, kakak baik, baik bangett, tapi zeyan nggak bisa. Kak gara juga, padahal kan dia pacar kakak, kenapa dia bisa ngomong gitu, hikss" Tangis zeyan pecah seketika.

Aya langsung memeluknya erat, ia juga ikut menangis. "Nggak papa, zeyan jangan nangis, kakak ikutan sedih. Udah cup, cup. " Ucap Aya menenangkan.

"Dulu, zeyan paling benci sama om farhan yang selalu mukul kakak karena kesalahan kecil, zeyan juga benci sama tante lilis yang selalu ngasih kakak makanan sisa. Kenapa sita dan laras aja yang di kasih ayam dan daging, sedangkan kakak selalu makan mie sama telur. Hikss"

Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang