45.

2K 79 3
                                    

🍂🍂🍂

***

Lana dan arkana masih setia menemani Aya di ruang rawat gadis itu, walaupun Aya belum bangun dari pingsannya. Sudah dua jam mereka ada di sini tanpa adanya kejelasan, kapan Aya bisa bangun. Kata dokter Andre, aya akan bangun sebentar lagi, tapi sampai sekarang belum juga bangun.

Seperti yang di katakan oleh dokter Andre tadi, Aya benar-benar di tempatkan di kamar sebelah Sagara, ya walaupun masih terhalang oleh satu kamar. Dokter Andre atau paman Sagara itu sering kali menyambangi Aya yang masih tertidur pulas di atas kasus rumah sakit. Hanya untuk melihat kondisi gadis itu, dan juga mengingat ingat kembali ingatannya yang sempat terlupa di masa lalu.

Kini, lana sedang asik memakan cemilan sambil menonton drama snowdrop di aplikasi Disney. Dirinya sesekali menangis saat melihat pemeran utama selalu tersakiti, dan juga mulutnya sering kali mengeluarkan kata sumpah serapah kepada pemeran jahat di sana.

"Haaaa, kasian yeong-ro.. Huaaa jisoo gueee" Tangis lana sambil memasukkan snack ke dalam mulutnya.

Arkana yang duduk di sampingnya itu menghela nafas jengah melihat tingkah gadis ini. Kalau bukan karena dia teman Aya, mungkin saja arkana sudah lempar ke lautan.

"Lo bisa diem nggak sih? Berisik, inget lo ada di rumah sakit, banyak orang sakit yang keganggu sama suara lo" Kesal arkana menghentikan tangis lana.

"Maaf lah, gue kebawa suasana nonton ini, jisoo gue selalu aja dibuat nangis, huaa padahal dia baru aja main drama" Ujar lana mencurahkan isi hatinya.

"Heran gue, gitu doang nangis. " Decak arkana memainkan ponselnya lagi.

Lana mengacuhkan, ia melanjutkan menonton drama yang ada di ponselnya itu sambil menunggu Aya bangun. Di sela-sela kesibukan mereka itu, Tiba-tiba saja Regan datang dengan banyak makanan di tangannya.

"Ambil nih! Ngerepotin aja" Gerutu Regan menaruh semua makanan yang ia bawa untuk kedua manusia ini dan juga dirinya.

Mata lana berbinar melihat makanan banyak itu, ia menghentikan aksi menontonnya dan menutup ponselnya. Membuka semua makanan itu lalu di makan bersama.

"Lo kalo makan yang beneran dikit kek, pelan pelan, makanan lo nggak bakalan gue ambil! " Tegur Regan lantaran lana yang makan seperti dikejar penagih hutang.

"Laper gila. " Balas lana dengan mulut penuh isi.

"Ck, ck. Ni cewek bar bar banget, orang malu diliatin makan sama cowok, lah ini, santai aja ke di pantai. "

"Ya gapapa lah, ngapain malu, orang gue cantik. " Katam lana penuh percaya diri. Memang orang cantik bebas.

"Tadi ni ya, gue liat pacar lo di kamar Sagara, trus ya, gue liat lantai kamar Sagara udah bertaburan beling hape. " Beri tahu Regan tantang apa yang ia lihat tadi.

"Uhuk! Beneran? Hape siapa? "

"Mana gue tau, keknya hape si ferdo deh, soalnya muka tu anak melas bet sambil mungutin pecahan hape. "

"Ohhh, trus? "

"Mana tau, orang gue langsung pergi. Kenapa nggak lo samperin aja mereka? " Tanya Regan.

Lana menggeleng. "Enggak dulu, kata arkana nanti aja setelah Aya bangun dan baikan, nanti takutnya kalo mereka tau, apalagi Sagara bakalan kacau, nanti Sagara bakalan khawatir. " Jawabnya.

Regan mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Matanya tak sengaja memandang lurus ke depan, dimana di sana ada tubuh Aya yang tertidur. "Uhuk!! Aya Aya!! " Seru nya bangun dan menghampiri brankar Aya.

Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang