43.

1.9K 90 6
                                    


🍂🍂🍂🍂

***


Arkana berjalan dengan sedikit berlari di lorong koridor rumah sakit, matanya menyapu seluruh pintu ruangan untuk mencari dimana letak ruangan sagara yang diberitahukan oleh ferdo lewat telfon tadi.

Sampai di depan ruangan sagara, arkana sedikit mengintip untuk memastikan lagi, dan ternyata benar. Tak perlu pikir panjang lagi arkana masuk langsung disuguhi pemandangan para remaja yang tepar di atas sofa dan juga di atas lantai.

Arkana geleng-geleng kelapa, matanya langsung tertuju pada Aya yang sedang tertidur di atas sofa badannya di tutupi oleh jaket. Ia melirik ke arah jam tangan yang ia gunakan, pantas saja semua tertidur begitu lelap ternyata jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga dini hari.

"Eeuugh" Lenguh ferdo melonggarkan otot-otot badannya yang sedikit terasa nyeri karena tertidur dengan cara duduk.

"Fer." Panggil arkana dengan nada pelan sambil berjongkok membuat ferdo terlonjak kaget karenanya.

"Weh! " Kaget ferdo, baru bangun sudah di berhadapan dengan laki-laki berwajah tampan seperti arkana.

"Ehh lo, kapan nyampe? Gila lama bet lo, Aya dah nungguin tuh" Ujar ferdo pelan dengan suara khas bangun tidur.

"Gue baru dari arena balap, dia udah makan kan? " Tanya arkana menatap ke arah Aya yang tidur di dekat zeyan di atas sofa.

"Belum, cuma makan dessert yang di kasih lana doang, dia belum mau makan katanya. " Jawab ferdo, mulutnya terbuka lebar karena menguap.

"Bau jigong njing" Komentar arkana membuat ferdo yang masih menguap tertawa sumbang. "Ya maap, jam berapa? " Tanyanya pada arkana.

"Setengah tiga"

Mata ferdo terbelalak kaget seolah tak percaya. "Masak sih? Tadi perasaan masih jam satu, kok bisa udah setengah tiga. " Gumamnya.

"Terserah lo deh, keadaan sagara gimana? " Tanya arkana melirik ke arah sagara.

"Ya gitu, belom mau bangun dia, dari tadi tidur terus kek gada beban sama sekali. " Jawab ferdo juga melirik ke arah sagara, menatap temannya itu tak tega.

Arkana hanya mengangguk pelan. "Mungkin dia kecapean, pengen tidur. Nanti juga kalo udah bosen tidur bangun lagi. " Ujarnya.

Mata ferdo beralih menatap arkana dengan tatapan tanda tanya nya. "Lo kesini mau jenguk sagara atau jemput Aya? " Tanya nya.

"Hem? Ya gue ke sini buat Aya, sekalian liat sagara. Tadi lo kan yang telfon gue suruh ke sini, mau ngapain? " Tanya arkana balik.

"Gue di suruh Aya buat nelfon lo tadi. " Jawab ferdo.

Arkana memandangi wajah polos Aya yang tertidur pulas, matanya mengernyit saat mendapati mata gadis itu sedikit mengeluarkan cairan bening. "Apa tadi di sini ada masalah? " Tanyanya tiba-tiba.

Ferdo menghela nafas panjang sebelum mengeluarkan suara. "Tadi orang tua sagara ke sini, gue nggak tau masalahnya apa, tapi tiba-tiba aja mereka caci maki Aya setelah zeyan manggil nama dia elsya. Trus setelah itu mereka adu mulut, lebih tepatnya zeyan sama orang tuanya. " Jawab ferdo menjelaskan.

Arakan terkejut mendengar jawaban ferdo. "Kenapa lo nggak nelfon gue lebih awal tadi, biar gue cepet kesini. " Kesal arkana mendekati Aya dengan raut wajah khawatirnya.

"Gue yang telat nelfon atau lo yang telat dateng? Perasaan setelah Aya minta tolong tadi gue langsung nelfon lo. " Balas ferdo.

"Sya? " Panggil arkana menghapus cairan bening yang keluar dari mata Aya lembut.

Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang