FARHAN SIDE STORY (1)

12.7K 453 4
                                    

Musim dingin di Jepang. Udara sangat dingin, bahkan jaket tebal dan sarung tangan yang dipakai Farhan masih belum cukup untuk mengusir dinginnya kota Tokyo malam itu. Hari sudah malam saat Farhan baru saja pulang dari pabrik tempatnya bekerja. Sebelum kembali ke apartemen studio kecil yang dia sewa. Selesai membayar semua barang-barang yang dia beli, Farhan bergegas keluar. Dia ingin segera sampai ke apartemen studio miliknya. Berada di udara luar saat musim dingin seperti ini sungguh bukan keputusan yang tepat.

Saat berjalan santai sambil menenteng kantong belanjaannya yang kebanyakan berisi mie instan dan beberapa snack ringan. Saat tengah berjalan, tiba-tiba saja matanya menangkap segerombolan orang yang sedang memukuli seseorang. Bahkan orang yang dipukuli itu sudah terhuyung-huyung dan kini malah terjatuh di tanah. Sementara, selisih beberapa langkah juga terdapat beberapa orang yang sudah tersungkur. Mungkin sudah tidak bernyawa. Itu bisa dilihat dari genangan darah dan tubuh yang tidak ada pergerakan sama sekali.

"WOOII STTOOPP!!!" Tiba-tiba saja Farhan berniat menolong orang yang dikeroyok tadi. Entah dorongan darimana Farhan tiba-tiba bertindak seperti itu. Mungkin dia lupa kalau sekarang dia sudah di negara orang dan buka di negaranya sendiri.

"BRENTI WOII... BISA MATI TUH ANAK ORANG!!! Eh, gua kan di Jepang, mana ngerti mereka gue ngomong apaan?" Farhan baru sadar jika dia tidak berada di Indonesia. Dia sekarang ada di Jepang.

Melihat Farhan yang berlari ke arah gerombolan yang berjumlah lima orang itu, mereka lantas menghentikan aksinya, melihat Farhan yang asing bagi mereka. Seseorang lalu menghampiri Farhan, menatapnya tajam dan kemudian berusaha menyerang Farhan. Di tempat Farhan berdiri sekarang ada satu tongkat logam yang tergeletak. Kemungkinan juga senjata salah satu dari mereka.

"Gue pake toya ini aja deh.." Farhan lalu mengayunkan toya dan memainkan toya tersebut.

"hehe.. Lumayan udah lama gak praktek silat... " Guman Farhan sambil terkekeh ringan.

Maka, terjadilah duel lima lawan satu. Entah kebetulan, atau karena kelima musuhnya itu memang sudah lelah berkelahi sebelumnya, Farhan akhirnya bisa mengalahkan mereka semuanya. Setelah memastikan semua musuhnya tadi sudah tumbang, dia lantas bergegas melihat orang yang tadi dipukuli

"Bro... Lu gak apa-apa kan? Issshh.. Lupa lagi kan gue kalau udah di Jepang. Hadeeh... Mana bahasa Jepang gue kagak lancar lagi" Farhan lalu mengecek tanda vital di tubuhnya. Diletakkannya jarinya tepat di hidung lelaki itu untuk merasakan ada tidaknya nafas. Nadi di leher lelaki itu juga masih teraba di tangan Farhan.

"Gue bawa aja deh ke rumah sakit. Ni orang juga kayaknya bakalan mati gue kalau gak cepet-cepet ditolong" Farhan lalu menggendong lelaki itu di punggungnya. Dengan setengah berlari dia bergegas ke rumah sakit yang kebetulan tidak terlalu jauh dari situ.

Sampai di lobby rumah sakit, saat Farhan menaruh tubuh lelaki itu di brankar, semua orang yang ada di sana terkejut. Saat salah satu hendak bertanya padanya, Farhan yang masih tersengal-sengal nafasnya langsung berkata

'If you wanna talk with me, please say it in english. My japannese was not good" tapi nampaknya orang tersebut tidak paham apa yang dimaksud Farhan. Lalu datang seorang yang mengenakan jas dokter, lalu menghampirinya.

"Thank you for saving our master! Arigatou Gozaimasu!" Lalu orang tersebut membungkuk dan diikuti oleh yang lain di tempat itu.

"Eh, pada ngapain lo pada?" Farhan kebingungan sendiri tapi buru-buru dia membalas ucapan terima kasih dari dokter itu

"iie, douitashimashite" Farhan lalu juga membalas dengan gestur tubuhnya.

Tiba-tiba salah seorang dari mereka berjalan panik ke arah dokter tadi dan membisikkan sesuatu. Wajah dokter tadi langsung terlihat panik dan bergegas masuk ke ruang tindakan tempat lelaki tadi ditangani. Karena penasaran, Farhan lalu bertanya

"Hei.. What's wrong?"

"Our master is bleeding and the hospital is running out of blood."

"What is his blood type?"

"AB Negative"

"Take mine. I'm AB Negative too.." Golongan darah AB Negative memang sangat langka dan sulit ditemui. Maka dari itu Farhan bersedia untuk mendonorkan darahnya. Susah mencari golongan darah tersebut sedangkan mereka harus segera menolong korban tadi. Dokter tadi langsung merangkul Farhan dan membawanya masuk ke ruang donor darah yang terletak di samping unit gawat darurat tersebut.

Selesai mendonorkan darahnya, Farhan beristirahat sejenak. Berkelahi dengan lima orang preman tadi sudah menguras tenaganya, dan sekarang dia sedikit lemas karena donor darah. Sepuluh menit berselang, dokter tadi datang sambil membawa nampan makanan untuk Farhan.

"Once again, thank you for saving our master life. May I know your name?"

"Farhan." Farhan berucap sambil memegang keningnya. Dia memang sedikit pusing setelah donor tadi. Melihat itu, dokter itu lantas tersenyum.

"Take a rest as long as you want. I have ordered our man to take you home. No need to take any public transport." Dokter itu berkata sambil menepuk pelan lengan Farhan dan hanya dijawab dengan anggukan oleh Farhan.

"Anyway, where do you cone from?" Tanya dokter itu sebelum meninggalkan ruangan

"Indonesia. I'm come from Indonesia" Setelah mengatakan itu, dokter tadi tersenyum dan meninggalkan Farhan untuk beristirahat.

Dengan sedikit memaksakan diri, Farhan lantas keluar dari ruang donor tadi. Dia cukup kaget saat didapatinya beberapa orang berbadan tegap berdiri tepat di pintu keluar ruang donor. Lebih kaget lagi saat mereka dengan serempak memberikan hormat kepadanya.

"Dr Takashima ordered us to take you wherever you want, sir" Ujar salah satu dari mereka. Farhan mengangguk karena tadi memang sudah diberi tahu bahwa akan ada yang mengantarkannya kembali ke apartemennya.

"Take me to my apartment" Kalau boleh jujur, sebenarnya Farhan sedikit takut dengan orang-orang yang ditemuinya saat ini. Firasatnya mengatakan bahwa orang yang baru saja dia tolong bukanlah orang sembarangan.

"Tadi siapa sih yang udah gue tolong? Ngeri banget dah kayak gini amat. Mana tato-nya ngeri gitu? Udah gitu mukanya nyeremin lagi..." Farhan bergumam dan bergidik dalam hati.

Saat ini dia hanya ingin kembali ke apartemennya dan beristirahat. Dia cukup lelah dan kepalanya juga pusing. Keinginannya cuma satu saat ini. Dia hanya ingin tidur. Besok dia harus kembali bekerja lagi.

Let Me Be Your Man (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang