02. It's Only Coincident

19.1K 1.8K 33
                                    

Note:
Cerita ini hanya fiktif. Nama lokasi yang digunakan juga fiktif dengan penjabaran pemandangan yang didasarkan pada tempat nyata.

Selamat membaca.

...

"Terima kasih," ucap Ola begitu turun dari mobil.

Wira dan Javas membantu menurunkan barang-barang gadis itu.

Mereka berada tepat di depan sebuah sekolah dasar yang ada di Desa Lembah.

"Kalau gitu kita duluan," pamit Wira. Sementara Javas tidak banyak bicara. Lelaki itu hanya tersenyum kecil dan sekilas memamerkan lesung pipinya.

Bohong kalau Ola tidak terpesona. Ia seakan kembali ditarik ke waktu itu. Saat mereka ada di bus kala hujan membasahi kota.

Kini, suasana juga mendung. Namun baru rintik kecil air yang jatuh.

"Masa lalu, La. Ayo menapak masa depan." Gumamnya.

Tepat setelahnya, seorang ibu-ibu berseragam coklat menghampiri. Beliau kepala sekolah dasar tempat Ola akan mengajar.

Beberapa bulan lalu, gadis itu dengan iseng mengikuti tes pegawai negeri. Ia melihat peluang untuk ditempatkan di Desa Lembah. Maka, ia pun mencoba dan berhasil.

Disinilah ia sekarang. Menjadi guru Bahasa Inggris di sekolah dasar yang sangat jauh dari tempat asalnya.

"Selamat datang di Desa Lembah," ujar Ibu Siti, Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Desa Lembah.

"Iya, Ibu. Saya juga senang bisa dapat kesempatan mengajar di tempat indah ini."

Ola benar-benar mengucapkannya dengan tulus. Meski sempat ragu karena ia tidak akan bisa pergi ke mal atau menonton bioskop. Tapi kualitas udara juga pemandangan di tempatnya sekarang jauh lebih menakjubkan.

"Ayo masuk dulu. Nanti biar Pak Jono yang mengantar ke rumah." Ujar Ibu Siti.

"Baik, Bu."

Sekolah itu sudah sepi. Anak-anak memang dipulangkan selepas zuhur karena para guru mengadakan rapat untuk menyusun rencana mengajar di tahun ajaran baru ini.

Oleh sebab itu, Ola diminta langsung ke sekolahan begitu tiba. Ia berkenalan dengan para guru dan msngikuti rapat.

"Semoga betah ya," ucap Bu Fatma, guru kelas enam, seusai rapat.

Di sekolah ini, wali kelas mengajar hampir semua mata pelajaran. Kecuali pelajaran Agama, Bahasa Inggris, dan Pendidikan Jasmani.

Maka, Ola akan punya waktu luang lebih banyak. Begitu yang ia pikir. Ternyata tidak juga. Kepala sekolah ingin membuat kelas tambahan untuk belajar Bahasa Inggris, mengingat desa mereka sering dikunjungi wisatawan pendaki dari mancanegara.

Guru Pendidikan Jasmani dan Guru Agama juga memiliki program tambahan seperti Ola.

"Ayo Bu Ola, saya antarkan ke rumahnya." Ajak Pak Jono.

Awalnya gadis itu kira Pak Jono sudah cukup berumur. Ternyata tidak. Pak Jono yang mengajar Pendidikan Jasmani hanya satu tahun lebih tua darinya.

Artinya, baru dua puluh tujuh tahun, mengingat usia Ola sekarang adalah dua puluh enam tahun.

Keduanya berjalan di pinggir jalanan raya. Lalu melewati jalan kampung yang kiri kanannya masih ladang.

Sekitar dua ratus meter dari jalan besar, ada dua rumah yang berdiri dalam satu halaman.

"Terima kasih, Pak." Ucap Ola.

"Sama-sama, Bu. Ini kuncinya. Kalau ada apa-apa, hubungi saya aja. Saya tinggal di seberang." Pak Jono menunjuk sebuah rumah di seberang jalan.

Imperfect Perfection (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang