Halo semua!Apa kabar? Apakah masih ada yang ingat dengan salah satu tokoh pendukung dalam kisah Mbak Ola dan Mas Javas - Wira dan Cherry?
Yups! Ini adalah sedikit cerita tentang mereka.
Semoga berkenan untuk dibaca.
___________
Angin sepoi berhembus lembut diiringi sinar mentari senja keemasan menerpa wajah jelita Cherry. Netranya tertuju pada bulatan oranye besar yang bersiap untuk tenggelam di ufuk barat.
Suasana sore ini pun disempurnakan dengan suara deburan ombak nan tenang. Tidak lupa aroma garam laut yang menyegarkan.
Indahnya pemandangan matahari terbenam itu tidak serta merta membuat sosok di samping Cherry menatap ke depan. Malah, ia sibuk memandangi profil samping gadis itu yang sangat menawan baginya.
"Wir, kapan-kapan kita lihat matahari terbit, yuk!"
Tiba-tiba, Cherry menoleh. Wira pun membuang muka. Ia pura-pura menatap ke arah matahari yang mulai terbenam.
"Boleh. Asal kamu kuat aja naik bukitnya."
Wira, lelaki yang sejak tadi berada di sisi Cherry itu bicara tanpa menatap lawan bicaranya. Ia takut jantungnya berdebar tambah tidak karuan kalau melihat manik mata Cherry.
Entah kapan semuanya bermula. Sampai saat ini, Wira hanya ingat bahwa perasaannya pada Cherry sudah berkembang. Bukan lagi sekedar sahabat sejak kecil, tetapi ia melihat gadis itu sebagai seorang wanita yang disukainya.
Semua yang ada dalam diri Cherry sangat Wira suka. Parasnya tentu jelas memukau. Senyum serta binar mata gadis itu, mungkin adalah kesukaan Wira. Namun, lebih dari sekedar penampilan, lelaki tersebut sangat menyukai kebaikan hati Cherry.
"Kasihan, kenapa orang-orang nggak ada yang beli, sih?" Cherry menggerutu ketika mereka berjalan hendak keluar dari area pantai.
Beberapa meter di depan mereka ada bapak tua duduk di dekat perahu nelayan yang terparkir. Di depan bapak itu, dua nampan kacang rebus dijajakannya.
Kacang-kacang itu masih banyak. Entah kapan direbusnya, sebab tidak ada asap mengepul yang terlihat.
"Ayo beli," kata Wira.
Lelaki itu berjalan lebih cepat. Kemudian berjongkok saat sudah berada di depan penjual kacang.
"Beli empat bungkus, pak."
Si penjual tampak senang karena ada pembeli.
"Alhamdulillah," gumamnya, sambil membungkus kacang-kacang dagangannya dengan kertas bekas.
Di belakang, Cherry tersenyum kecil. Gadis itu menunggu Wira selesai bertransaksi.
"Wah, uangnya besar sekali. Semuanya delapan ribu," kata bapak itu. Sementara Wira menyodorkan selembar uang seratus ribu.
"Ambil aja kembaliannya, pak." Lelaki tersebut tersenyum hangat.
"Alhamdulillah, semoga mas-nya selalu dilancarkan rezekinya," ujar bapak penjual kacang dengan mata berkaca-kaca.
"Aamiin," tukas Wira.
Wira pun berdiri dan menghampiri Cherry sambil menyerahkan dua bungkus kacang pada gadis tersebut.
"Lumayan buat cemilan," kata Wira.
"Wira the best!" Cherry melingkarkan lengannya pada lengan Wira. "Di dekat pintu keluar sana juga ada penjual jagung bakar yang sepi penjual, padahal enak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Perfection (Complete)
RomansaJatuh cinta dan patah hati di hari yang sama. Itu adalah pengalaman hidup Ola yang sulit ia lupakan. Bahkan gadis itu bersumpah tidak ingin lagi bertemu orang yang membuat hatinya dibolak-balik dalam sehari itu. Siapa sangka mereka kembali bertemu...