33. It's a Date

10.7K 1K 50
                                    

"Wah!" Ujaran takjub diikuti langkah-langkah kecil Ola cukup membuat seorang Javas tersenyum lebar.

Sepagian ini, ia mengajak gadis itu untuk jalan-jalan. Mereka pun pergi ke sebuah taman yang letaknya berada di bibir pantai.

Karena sedang musim libur anak sekolah, taman itu cukup ramai. Apalagi ini hari Minggu.

Taman yang cukup luas itu dipenuhi pengunjung yang rata-rata adalah keluarga kecil. Para pedagang keliling juga mengambil kesempatan untuk mengais rezeki. Mereka menjajakan aneka dagangan. Mulai dari jajanan sampi mainan anak.

"Seru banget," ucapan itu terlepas dari bibir Ola. Mata bulatnya menatap kumpulan gelembung sabun yang keluar dari alat berbentuk pistol mainan.

Tentu saja Javas jadi terkekeh. Wanita dewasa seperti Ola tampak takjub dengan hal sepele itu sangatlah lucu.

"Mau?" Tawar lelaki itu.

"Emang mau beliin?" Cibir Ola.

"Apa sih yang enggak buat Mbak Ola," ujar Javas.

Kakinya melangkah mendekati penjual mainan gelembung. Ia membayar sejumlah uang dan membawa dua buah mainan gelembung berwarna kuning.

"Beneran beli?"

Ola sampai ternganga karena Javas langsung membeli mainan itu tanpa pikir panjang.

"Asal kamu seneng. Cuma, mainnya jangan di tempat yang ramai," pinta Javas.

Jelas rasanya memalukan. Orang dewasa seperti mereka malah bermain gelembung sabun seperti anak-anak. Pasti akan menjadi pemandangan yang lucu.

"Terus mau main di mana?" Tanya Ola.

Javas memerhatikan sekitarnya. Kemudian ia menyeringai. Lalu, menunjuka ke arah pantai yang tidak seberapa ramai.

Muda-mudi itu pun berjalan beriringan menuju pantai. Tampaknya oran-orang memang lebih fokus berkegiatan di taman. Hanya sedikit orang yang bermain di pantai berpasir hitam itu.

"Sini sini."

Kali ini Ola bersemangat. Seolah energinya yang sedari pagi buta terkuras telah kembali.

Jujur, Javas agak khawatir. Sedari malam kekasihnya begitu pendiam. Subuh tadi malah raut wajah Ola begitu muram. Namun, gadis itu sama sekali tidak memberitahukan ada masalah apa.

"Kamu udah kayak Spongebob aja. Sukanya niup gelembung balon," ejek Javas.

"Nggak niup kok. Balonnya langsung banyak tinggal tekan pelatuk pistolnya," tanggap Ola.

"Intinya main balon," ralat Javas.

Lelaki itu memerhatikan wajah Ola yang tertimpa sinar mentari pagi. Itu adalah pemandangan yang menjadi kesukaan Javas sejak beberapa waktu belakangan. Mungkin awalnya saat mereka melihat matahari terbit di atas bukit waktu itu. Wajah cantik Ola semakin menawan ketika mentari pagi menyorotnya.

Gadis itu tersenyum lebar saat gelembung segerombol gelembung sabun keluar dari mainan itu. Sesekali tangannya meraih gelembung yang beterbangan mengikuti arah angin.

Javas juga ikut menekan pelatuk pada mainannya. Semakin gembiralah Ola karena ada lebih banyak gelembung.

"Bikin gelembung banyak-banyak!" Seru Ola. Ia menyerahkan satu mainan yang dipegangnya. Lalu meminta Javas memainkannya bersamaan.

"Ada-ada aja sih," kekeh Javas. Meski begitu, ia tetap melakukan apa yang gadisnya minta.

Kini, ada banyak gelembung sabun terbang di sekitar Ola. Ia pun beranjak dari duduknya. Setelah itu, mulai berusaha menyentuh gelembung untuk membuatnya meletus.

Imperfect Perfection (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang