13. Something About Her

12.7K 1.3K 82
                                    

Javas menghela napas beberapa kali. Ia duduk di teras masjid sambil menatap pada satu titik. Tidak jauh, masih tampak dalam jarak pandangnya sosok gadis bernama Ola.

Menatapnya membuat ingatan Javas tertarik kembali ke masa lalu. Di hari hujan dalam bus waktu itu.

Ia dengan jelas masih ingat bagaimana geramnya ketika melihat Ola yang tampak tidak peduli dengan orang-orang sekitar.

Gadis itu malah sibuk memandangi dirinya selama sisa perjalanan. Hal yang sangat Javas tidak suka serta risih. Ia tidak pernah merasa terbiasa diperhatikan begitu seksama oleh para gadis. Itu hanya membuatnya merinding.

Namun kekesalan itu sangat nyata ia rasa dari tatapan Ola. Tatapannya mengingatkan Javas pada kejadian di masa lalu yang sangat ingin ia lupakan.

"Pak dokter," seseorang menyapa Javas dengan ramah.

Lelaki itu tersenyum simpul sebagai tanggapan dari sapaan para pemuda masjid. Hal itu sekaligus menyadarkannya untuk segera menghampiri Ola.

Gadis itu duduk di atas rumput dekat penjual minuman hangat. Maka Javas dengan cepat melangkah untuk menghampiri.

"Mau pesan teh jahe juga, Mas?" Tawar Ola ketika Javas sudah duduk di sebelahnya.

"Boleh."

Gadis itu bangkit dari duduknya untuk memesan satu gelas teh jahe pada penjual di dekat mereka duduk.

Lapangan kota petang ini sama ramai seperti biasa. Kebanyakan dari mereka sengaja datang untuk jajan karena ada banyak sekali penjual makanan.

Beberapa orang juga datang bersama keluarga mereka. Sengaja membiarkan anak-anak bermain dan berlarian di lapangan yang luas.

"Ini kalau ada sepeda odong-odong sama lampu warna-warninya pasti mirip kayak di alun-alun selatan Jogja." Ola berceletuk begitu kembali duduk.

"Ya, tapi bakalan berat karena jalanannya cenderung nggak rata. Nanjak." Komentar Javas.

Jalanan di sekitar lapangan memang menanjak. Jadi tidak mungkin untuk mengadakan sepeda odong-odong di sana. Berat.

Kepala Ola mengangguk. Mungkin baru sadar dengan kondisi di sekitar. Lalu keduanya terdiam.

Ola sibuk menatap sekitar lapangan, sementara Javas menatap profil samping sosok gadis tersebut.

Ingatannya di waktu kuliah kembali menyapa. Pertemuan setelah di bus. Mungkin Ola tidak sadar, tapi Javas mengingatnya. Kalau bisa ditotal, mungkin selama kuliah ada lima kali Javas bertemu dengan Ola.

Semuanya adalah pertemuan tidak terduga. Seperti bertemu di Malioboro malam-malam. Javas melihat Ola berdiri sendirian sambil menonton pertunjukan musik di jalanan Malioboro.

Selanjutnya, lelaki itu melihat Ola di warung makan dekat kosan temannya. Saat itu, Ola duduk sendirian sambil makan sepiring nasi dengan lauk tempe goreng.

Javas kembali melihat Ola di toko buku. Gadis itu serius sekali melihat novel-novel. Lagi, saat itu Ola sendirian. Seolah tidak memiliki teman.

Terakhir, Javas melihat Ola di stasiun. Saat itu Javas baru kembali dari rumah tantenya di Jakarta. Sementara Ola akan berangkat. Itu terakhir kalinya Javas melihat sosok Ola hingga di pertemuan beberapa minggu lalu.

Awalnya Javas agak ragu. Ia cukup terkejut saat melihat sosok Ola duduk di kursi paling belakang sebuah mini bus. Terjebak di dalamnya dan terlihat pasrah jika kendaraan itu masuk jurang.

Karena hal itu Javas nekat menarik mini bus agar tidak jatuh meski tahu resikonya sangat besar. Bahkan Javas sampai berdebat dengan Wira sebelum akhirnya bisa meyakinkan sang sahabat kalau semua akan baik-baik saja.

Imperfect Perfection (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang