Viera POV
Di pagi yang cerah ini, aku bangun dari tempat tidurku dan segera mandi untuk berangkat sekolah. Tidak butuh waktu lama aku selesai dan segera turun ke bawah untuk sarapan roti dan susu yang udah disiapkan oleh Bunda tersayang, hehe.
Ngomong-ngomong soal Ayah, dia tidak ada di rumah karena sedang berada di luar kota mengurus pekerjaannya. Abangku dan adikku? Dia ada kok ikut sarapan juga. Setelah selesai sarapan seperti biasa aku langsung pamit pada Bunda untuk pergi ke sekolah.
"Bun, udah selesai nih sarapannya. Aku langsung berangkat ya, nanti keburu telat." Aku berdiri dari dudukku.
"Iya, Vi. Hati-hati di jalan." Sahut Bunda lalu ikut berdiri.
"Hati-hati lo kak. Awas ketabrak motor." Kata Rendy tertawa cengegesan. Lah gimana? Aku kan berangkatnya bareng dia.
"Hei Rendy lisannya."
"Hehehe bercanda Bun, peace." Cengirnya tak berdosa sambil menunjukkan dua jari berbentuk v.
Aku hanya menatapnya malas, dan Bang Revan? Dia hanya senyam-senyum sendiri seperti orang gila. Tunggu, dia memang gila sepertinya.
"Bang, ayo dong! Lo kan anter gue, kenapa masih duduk aja?" Tanyaku pada bang Revan yang masih asik duduk sambil memakan rotinya.
"Rendy juga ayo, kan lo mau sekolah juga."
"Iya-iya Dek lo tuh bawel banget sih. Buru-buru banget emang?" Tanya bang Revan sambil berdiri.
"Iya ayo buruan makanya udah jam segini!" Aku melihat jam yang bertengger di tangan kiriku lalu menariknya menuju ke luar rumah.
"Kak.. Bang.. tungguin gue!" Teriak Rendy dari dalam kudengar. Tak lama setelah itu dia keluar bersama Bunda. Langsung aja kita bertiga pamit.
"Bun, kita bertiga berangkat dulu ya." Ucap Bang Revan, kita bertiga menyalami tangan bunda.
"Iya. Abang hati-hati nyetirnya jangan ngebut-ngebut."
"Siap bundaku yang cantik." Jawab Bang Revan lembut diiringi senyum manis untuk Bunda. Dia ini kalau sama Bunda jadi anak berhati lembut nan baik hati, tapi saat kepadaku dan Rendy dia berubah menjadi abang ter-nyebelin semuka bumi.
Setelah pamit, kita bertiga masuk ke dalam mobil Bang Revan. Tentu aku duduk di samping kemudi, dan si bocah di belakang. Kebetulan hari ini Bang Revan ada kelas pagi jadi setelah mengantarku dan Rendy ke sekolah, dia akan langsung menuju ke kampusnya. Biasanya aku diantar oleh Ayah tapi karena saat ini Ayah sedang tidak ada makanya nebeng sama dia.
Oh ya perlu kalian tahu, aku itu bisa menyetir mobil. Tapi aku belum diperbolehkan orang tuaku untuk menyetir terlalu jauh dikarenakan aku belum mempunyai SIM. Aku juga belum mempunyai mobil sendiri. Jadi kadang aku pergi ke sekolah menggunakan mobil Bunda.
Lima belas menit perjalanan akhirnya aku sampai di sekolah. Aku buru-buru keluar mobil dan berlari menuju kelas karena apa? Karena sekarang hari Selasa, dan aku ada piket kelas. Di sekolahku siswa diwajibkan piket saat jam pelajaran belum dimulai.
Brukk
Saat sampai di koridor, aku tak sengaja menabrak seseorang yang sedang membawa banyak buku. Aku hampir saja terjatuh jika aku tak berusaha menyeimbangkan tubuhku. Astatang, kenapa aku bisa seceroboh ini?
Saat kepalaku sudah mendongak sempurna ke arah orang itu, ternyata dia adalah Kak Alena. Kini wanita itu tengah berdiri menatapku dengan wajah datarnya. Buku-buku yang dibawanya semuanya terjatuh karena tadi tidak sengaja aku tabrak.
"Eh, Kakak.. maaf ya Kak aku gak sengaja." Ucapku berusaha tersenyum walau dalam hati sedikit takut jika dia memarahiku.
"Aku bantu ya?" Aku berjongkok untuk membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle (GxG)
Teen Fiction𝐒𝐲𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 Cinta pada pandangan pertama. Apakah ini cinta nyata, atau hanya sebatas kagum akan sosoknya? El Viera Ardhinata. Seorang gadis periang dan ceria yang tanpa sengaja bertemu dan berujung memiliki ketertarikan pada salah satu kakak ke...