Author's POV
Hari kedua. Berbeda dengan acara kemarin yang hanya difokuskan kepada acara sekolah saja, di hari kedua ini, bisa dibilang adalah hari dimana acara inti berlangsung karena susunan acara hari ini merupakan yang paling dinanti-nanti oleh anak-anak.
Agenda camping mereka di Sabtu pagi hingga sore ini adalah bermain games. Panitia akan membolehkan mereka beristirahat setelah semua games selesai. Serta untuk nanti malam, mereka semua akan duduk melingkar mengelilingi api unggun.
Saat ini sudah pukul tujuh pagi dan semua anak-anak sudah diberikan instruksi untuk berkumpul di tengah lapang. Para anggota OSIS juga turut diberikan perintah untuk memangil ke satu persatu tenda.
Rachel menatap kesal sambil bersedekap dada ke arah empat orang perempuan yang saat ini tengah sibuk berdandan di dalam tenda mereka. Matanya melihat ke arah jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.
"Lo semua tuh kalo dandan bisa tau waktu gak sih?" Tanya Rachel.
"Eh nenek lampir, bisa sabaran dikit gak? Bentar lagi juga kita selesai," Jawab Jessica dengan tangannya yang sibuk memoles bedak di wajah.
"Liat ini udah jam berapa? Jangan kebiasaan gak disiplin deh! Lagian lo semua dandan juga buat apa, ntar juga main kotor-kotoran," Ujar Rachel.
"Seenggaknya untuk meminimalisir kejelekan bare face kita Kak." Saut Cinta dan tak lama terkekeh.
"Kalo emang udah jelek dari sananya mau digimanain juga bakal tetep jelek. Gue tunggu kalian lima menit lagi. Kalo belum ngumpul juga di lapangan, siap-siap bersihin semua toilet di sini!" Rachel bergegas pergi meninggalkan tenda mereka dan menuju ke tenda lain.
Viera dan Agatha yang baru saja kembali dari dapur umum keheranan melihat Rachel yang pergi dari tenda mereka dengan raut wajah kesalnya.
"Buat masalah apa lagi sih?" Tanya Viera sambil menatap keempat perempuan itu bergantian.
"Tuh Kakak lo nyebelin parah Vi! Ngatur-ngatur mulu, mana gak sabaran. Kalo bukan kakel, uh... udah gue ributin kali!" Ujar Azelina bersungut-sungut. Tak lupa dengan tangannya yang masih bergerak memoles sebuah lipstik di bibirnya.
"Ya lagian lo pada dandan kelamaan! Itu Bu Vivi udah manggil-manggilin kita semua nyuruh kumpul di lapangan," Ujar Agatha.
"Yaudah ayo keluar. Lo berdua gak dandan?" Tanya Cinta.
"Gak," Jawab Agatha.
"Gak perlu sih. Gue udah cakep bahkan tanpa make up." Ujar Viera dengan senyuman percaya dirinya. Kelima perempuan itu yang mendengarnya sontak bergegas keluar tenda meninggalkan Viera sendirian.
"Keluar aja keluar!"
"Mendadak mual gue, asli."
"Anggep yang ngomong barusan kentut."
"Yuk yuk kumpul yuk!"
"Emang anaknya Bu Garang suka gitu. Maklumin ya ges.""Bangsat lo semua!" Teriak Viera dari dalam tenda. Setelah menutup pintu tenda karena keluar paling akhir, gadis itu dengan cepat berlari mengejar teman-temannya.
"Kenapa sih hidup gue dipenuhi manusia yang kayak anjing semua?" Desis gadis itu di sela-sela larinya.
Setelah semua anak-anak sudah berkumpul, para panitia mulai memberikan arahan mengenai game pertama yang akan mereka mainkan. Jadi, game pertama tersebut adalah piramida gelas.
Pada game ini mereka akan melatih ketangkasan untuk menyusun gelas yang terhampar hingga ke bentuk piramida. Untuk menyusun hingga menjadi bentuk piramida hanya satu anggota. Anggota lainnya menahan anggota yang menyusun agar tidak terjatuh menggunakan kain sarung.
Aturan bermainnya adalah tangan penyusun tidak boleh menyentuh tanah. Serta kaki penyusun dan penahan tidak boleh melewati garis batas yang ada. Pemenang dari game piramida gelas adalah kelompok tercepat yang berhasil menyusun gelas menjadi piramida dalam waktu yang telah ditentukan oleh panitia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle (GxG)
Teen Fiction𝐒𝐲𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 Cinta pada pandangan pertama. Apakah ini cinta nyata, atau hanya sebatas kagum akan sosoknya? El Viera Ardhinata. Seorang gadis periang dan ceria yang tanpa sengaja bertemu dan berujung memiliki ketertarikan pada salah satu kakak ke...