Chapter 42 - Dekapan Hangat

2.5K 199 19
                                    

JENG JENG JENG! Author penentu kisah cinta Viera & Alena alias aku kembali muncul ke permukaan! Yeayyy!!! Akhirnya bisa update lagi setelah menghilang kurleb 2 minggu. Maaf ya, lagi sangat amat sibuk, hehehe. Ya udah... langsung baca aja yuk, ada yang manis-manis di akhir part lho!

EITSSS!!

Sebelum mulai baca, di part ini aku kasih trigger warning dulu ya. Part ini mengandung kek#r4s4n fisik terhadap diri sendiri (S3lf-h4rm). Tolong ya, yang merasa dirinya sensitif dengan hal yang aku sebutkan di atas, ehm... tidak usah dibaca.

Dan untuk yang lain...

Happy reading :)

***


Viera's POV

Hari Kamis yang amat membosankan. Kakiku berjalan pelan menuju gerbang sekolah. Langkah terasa berat, seolah beban dunia berada di kedua pundakku ini. Meskipun di sekitar penuh dengan aktivitas, bagiku, semangat pagi ini sepertinya masih tertinggal di rumah.

3 hari.

Sudah terhitung 3 hari Alena tak datang ke sekolah.

Aku bingung sekaligus tak mengerti. Sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Sepengetahuanku, sebelumnya Alena tak pernah begini kecuali satu hal, yaitu, dia sedang sakit.

Benar juga.

Bisa jadi Alena sedang sakit dan karena hal itu dia jadi tak bersekolah 3 hari ini.

Tapi mengapa saat kemarin aku bertanya pada Kak Viola, dia menjawab bahwa Alena sekeluarga pergi ke rumah neneknya di luar kota?

Jadi yang benar itu yang mana??

Memikirkan hal tersebut lama kelamaan membuatku pusing.

Tak lama kemudian, aku merasakan pundakku ditepuk oleh seseorang. Saat menoleh ke samping, ternyata badut mampang yang sedang tersenyum lebar entah apa maksudnya.

"Masih pagi udah ditekuk aja tuh muka." Ujar Jessi. Suara seraknya itu ternyata belum juga kembali normal.

"Masih soal Alenjing ya El?" Tanyanya.

"Ya elah, ngapain mikirin dia coba? Biarin aja sih, udah mati kali." Jessi kembali bersuara.

Refleks aku mencubit pinggangnya.

"ADUH! SAKIT BEGO!"

"Sembarangan banget kalo ngomong! Gue sumpahin suara lo gak balik lagi biar lo serek permanen!"

"Apaan sih, parah banget doanya. Jangan gitulah El... emang lo tega kalo sahabat lo ini nantinya bakal kehilangan suara emasnya?"

"Sejak kapan lo punya suara emas?"

"Sejak berantem sama si nenek lampir Zeera! Besok gue bakal daftar Indonesian Idol. Gue bakal amukin jurinya kalo mereka gak lolosin gue."

"Jangan, kasian nanti Tante Irina sama Om Bastian kerepotan." Ujarku.

"Kerepotan ngapain?" Tanya Jessi.

"Nganterin anaknya ke RSJ."

"ANJING!"

Jessi menendang sepatuku lumayan kencang membuat jalanku sedikit oleng.

Tak lama Jessi menyodorkan satu airpods yang sebelumnya terpasang di telinganya itu padaku.

Love Struggle (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang