Viera POV
Aku berlari kecil menuju gerbang rumah Kak Alena setelah turun dari taksi. Sepulang sekolah sore ini aku berniat menjenguk Kak Alena yang sedang sakit. Saat mendapat kabar dari Kak Viola bahwa Kak Alena tidak masuk sekolah karena sakit tentu membuatku kaget sekaligus khawatir.
Sebenarnya aku memang mengetahui bahwa kemarin itu Kak Alena sedang tidak baik-baik saja. Kira-kira apa yang membuat Kak Alenaku menjadi seperti itu?
Aku memencet bel rumahnya. Aku tidak melihat ada tanda-tanda seseorang yang keluar dari rumah. Setelah aku memencet bel untuk yang kedua kalinya, tidak lama terdengar langkah kaki seseorang yang menghampiri gerbang.
"Maaf Non.. Non siapa ya? Dan ada keperluan apa di rumah ini?" Tanya seorang wanita paruh baya setelah membuka gerbangnya. Aku ingat, dia adalah ART rumah ini.
"Saya Viera, temannya Kak Alena, Bi. Waktu itu saya pernah mampir ke rumah ini. Bibi ingat sama saya?" Tanyaku sopan.
"Oh, iya Bibi ingat. Silakan masuk Non Viera.." Bibi mempersilakanku masuk. Setelah itu dia menutup gerbangnya kembali.
"Kak Alenanya ada Bi?" Tanyaku lagi.
"Non Alena ada, dia lagi demam. Dari kemarin malam badannya panas, Non." Ucap Bibi lagi. Duh, kan aku menjadi semakin khawatir mendengar perkataan Bibi.
"Ayo Bibi antar ke kamar Non Alena." Aku mengangguk cepat. Bibi tersenyum padaku setelah itu aku mulai mengikutinya berjalan dari belakang.
Saat baru sampai di tengah tangga, mataku menoleh ke arah kamar Kak Alena yang terbuka. Tante Fani keluar dari sana sendirian. Dia melihatku yang sedang bersama Bibi.
"Wah, ada Viera.." Aku menghampiri Tante Fani dan menyalimi tangannya dengan sopan.
"Selamat sore Tante." Sapaku tersenyum.
"Iya, sore Vi. Tante kangen deh sama kamu." Tante Fani memelukku erat. Aku membalas pelukannya tak kalah erat. Rasanya aku juga merindukan Tante Fani setelah cukup lama tidak bertemu.
Tidak lama kemudian Tante Fani melepaskan pelukannya. Setelahnya aku berbasa-basi sebentar dengannya.
"Oh iya, ini untuk Tante Fani dan keluarga. Tadi di jalan aku sempet mampir sebentar untuk beli ini. Diterima ya Tan." Aku menyorkan tanganku yang membawa sedikit buah-buahan. Tante Fani menerimanya dan dia mengucapkan terima kasih.
"Kamu ke sini pasti mau ketemu Alena ya? Dia lagi sakit, tuh anaknya lagi istirahat di kamar. Tante mau ke tetangga depan sebentar, kamu masuk aja gih!" Tante Fani mengusap punggungku lalu dia mulai berjalan menuruni tangga. Kini tinggalah aku dan Bibi yang masih setia berdiri di tangga.
Bibi menghampiriku. "Silakan masuk Non.." Ucapnya setelah dia membukakan pintu kamar Kak Alena. Setelah mengucapkan terima kasih, aku melangkah masuk ke dalam. Pintunya kembali ditutup oleh Bibi.
Mataku langsung tertuju pada kasur Kak Alena. Tunggu dulu. Aku mengerutkan alisku ketika melihat seorang anak perempuan yang sedang tertidur di sebelah Kak Alena. Aku tidak mengenalnya. Anak itu siapa?
Aku berjalan dengan sangat pelan agar tak menimbulkan suara. Wajah anak itu mirip sekali dengan Kak Alena. Apa dia adiknya?
Saat aku masih berjalan tiba-tiba kedua mata anak itu perlahan terbuka. Dia terlihat kaget dengan kehadiranku di sini. Tubuhnya yang semula tiduran kini menjadi terduduk. Seharusnya dia tidak perlu sekaget itu kan?
Kuperhatikan dia yang kini menatapku lekat sambil tangannya menggenggam tangan Kak Alena yang masih tertidur dengan erat. Saat aku maju lebih mendekat entah kenapa mata anak itu berkaca-kaca. Hey! Memang aku berbuat apa padanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle (GxG)
Teen Fiction𝐒𝐲𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 Cinta pada pandangan pertama. Apakah ini cinta nyata, atau hanya sebatas kagum akan sosoknya? El Viera Ardhinata. Seorang gadis periang dan ceria yang tanpa sengaja bertemu dan berujung memiliki ketertarikan pada salah satu kakak ke...