Author's POV
Bulan-bulan berlalu semenjak hubungan Viera dan Alena dimulai, membentang jalan waktu yang sarat akan pengalaman dan perasaan. Awalnya segala sesuatu terasa seperti dongeng yang baru dimulai dengan harapan kebahagiaan akan mengalir seperti aliran sungai yang tak henti-henti.
Di bulan-bulan pertama, Viera dan Alena masih saling berusaha memahami satu sama lain. Dengan mata yang berbinar, mereka menemukan kesamaan dan memahami perbedaan. Setiap momen bersama menjadi sepotong puzzle yang melengkapi kebahagiaan mereka.
Bulan-bulan berikutnya, mereka mulai saling berbagi rahasia, impian, dan keseruan. Tertawa bersama di saat senang, dan saling menyokong di saat sulit. Hubungan mereka menjadi seperti taman yang ditanami dengan cinta dan kepercayaan.
Namun, tidak selalu terasa seperti awal yang indah. Terkadang ada saja beberapa hal yang membuat dirinya dengan Alena terasa jauh. Dalam beberapa waktu, Alena amat sering disibukkan dengan kegiatan OSIS. Serta Viera harus ada les tambahan di rumahnya.
Saat SMA Trisatya ingin mengadakan lomba basket, gadis itu sudah pasti akan mengikutinya. Terlalu sering berlatih basket membuatnya semakin tidak memiliki waktu bersama dengan Alena, apalagi perempuan itu juga terlihat sangat sibuk. Viera tidak mau keberadaannya mengganggu Alena.
Tetapi tetap saja keduanya bisa mempertahankan hubungan mereka hingga detik ini. Meski sempat ada pertengkaran kecil, Alena dan Viera juga selalu dapat menyelesaikannya dengan baik. Terkadang Viera juga curiga dengan perilaku Zeera yang terlalu sering mengambil kesempatan untuk berdekatan dengan Alena.
***
Tirai putih melambai lembut di pagi hari, membiarkan cahaya matahari masuk ke dalam rumah yang berdiri gagah di sebuah komplek perumahan. Di sekelilingnya pepohonan hijau memberikan teduh dan udara segar yang menyegarkan. Suara burung bernyanyi merdu memecah kesunyian dan menyambut kedatangan pagi dengan penuh kehangatan.
Langkah semangat seorang perempuan yang hari ini lengkap memakai setelan kasual mencerminkan kegembiraan yang tersembunyi di dalam hatinya. Setiap detik di langkahnya menuju rumah kekasihnya dipenuhi dengan harapan yang mengalir seiring dengan semilir angin pagi yang menari-nari.
Saat sudah sampai tepat di depan rumah itu senyumnya semakin merekah membayangkan bagaimana menyenangkannya kegiatan yang ingin dia lakukan hari ini bersama orang-orang di rumah itu. Ketika merasakan tarikan di bajunya, ekspresi gadis yang tak lain Viera itu berubah seratus delapan puluh derajat.
"Ini rumahnya, Kak? Keliatannya bagus ya, minimalis gitu."
Rendy tersenyum di sebelah Viera sambil memperhatikan rumah dan pekarangan di sekitarnya. Lelaki yang lebih muda itu memaksa untuk ikut kakaknya pergi dengan alasan bosan di rumah. Dia berkata 'Masa libur di rumah aja sih Kak? Mau ikut dong!'
"Awas ya, jangan aneh-aneh di sini." Tegas Viera.
"Sip, aman. Gue cuma mau ketemu adik Kak Alena, lo sering cerita dia lucu, gue jadi penasaran anaknya kayak gimana."
"Chiara awal ketemu orang asing masih cenderung pendiam dan penakut. Nanti coba bicaranya pelan-pelan aja." Rendy mengangguk setelah memahami perkataan kakaknya.
"Non Viera?"
Kedua orang itu sontak menoleh ke arah suara yang berasal dari gerbang. Terlihatlah seorang ART yang sudah Viera kenal dekat kini sedang membawa sampah dari dalam rumah. Semenjak menjalin hubungan dengan Alena, Viera menjadi lebih sering mengunjungi rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle (GxG)
Teen Fiction𝐒𝐲𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 Cinta pada pandangan pertama. Apakah ini cinta nyata, atau hanya sebatas kagum akan sosoknya? El Viera Ardhinata. Seorang gadis periang dan ceria yang tanpa sengaja bertemu dan berujung memiliki ketertarikan pada salah satu kakak ke...