Udah malam itu tidur, bukan malah lanjut baca cerita 😃
***
Author's POV
"Menurut lo, wajar gak kalo seorang anak benci ayah kandungnya sendiri?"
Deg
Mulutku yang sedang mengunyah takoyaki seketika terhenti begitu mendengar perkataan Alena barusan. Aku terdiam dengan tangan memegang takoyaki yang sudah siap untuk dimasukkan ke dalam mulut. Jika dihadapkan dengan pertanyaan seperti ini, sungguh aku tidak tahu harus menjawab apa.
Readers, bantu aku!
"Pikiran gue lagi berantakan. Gue butuh seseorang yang bersedia jadi tempat pendengar yang baik," Alena menatapku. "Viera, apa lo bersedia jadi orang itu?"
Tanpa sadar kepalaku mengangguk pelan.
"Silakan ceritakan apa pun itu, aku siap untuk jadi pendengar yang baik buat kamu."
Alena tersenyum tipis bersamaan dengan tangannya yang mulai dilipat di atas meja. Tatapannya juga ikut berubah serius.
"Banyak orang bilang, ayah adalah cinta pertama dan terindah bagi anak perempuannya. Tapi kenapa bagi gue, ayah adalah penyebab patah hati terbesar dan luka tersakit di hidup gue ini?"
"Mereka juga bilang, ayah adalah sosok paling pengertian dan tempat bersandar ternyaman bagi anak perempuannya. Tapi kenapa lagi-lagi, gue gak pernah merasakan hal itu sama sekali?"
Alena melihat ke arah jalanan. Rambut serta poninya mulai berterbangan, menari-nari di udara seiring dengan irama angin yang lembut.
"Marvin Archelio. Seorang papa yang punya sifat arogan dan selalu menganggap dirinya paling mengerti segalanya. Papa yang selalu bersikap seenaknya dan kurang peduli terhadap pandangan atau perasaan orang lain. Saat bicara, dia sering menonjolkan kelebihan dirinya dan mengabaikan pendapat orang lain,"
"Sifat perfeksionis yang papa miliki bikin dia selalu ngejar kesempurnaan dalam segala hal yang dia lakuin. Papa gak pernah puas dengan hasil kerjanya sendiri dan selalu nuntut yang terbaik dari dirinya. Meski hal itu bisa bikin papa meraih prestasi tinggi, tapi seringkali bikin dia terlalu keras ke diri sendiri dan sulit untuk merasa puas,"
"Sebagai seorang workaholic, papa hampir selalu terlibat dalam pekerjaan. Dia ngabisin banyak waktu dan energinya untuk kerja, bahkan ngorbanin waktu bareng keluarganya sendiri. Meskipun papa sukses dalam karirnya, kecenderungan ini tanpa sadar mengakibatkan dampak negatif pada hubungan keluarga kami,"
Wajah Alena terlihat penuh dengan ekspresi campuran antara sedih, ketidakpastian, dan kerentanannya. Sedangkan aku, dengan penuh perhatian, menyimak dengan sabar dan gejolak perasaan yang mendalam.
"Papa dan mama jadi sering ribut. Bahkan gak jarang juga penyebab mereka ribut adalah masalah sepele. Mama udah berkali-kali ngajak papa bicara dengan harapan supaya dia bisa ngerti, dan perlahan sadar sama sifat buruk yang selama ini dia lakuin. Tapi respon yang papa kasih selalu gak sesuai harapan mama,"
"Rasa benci mulai muncul di diri gue terhadap papa saat dia mulai berani nunjukin sisi tempramentalnya. Hari itu, untuk pertama kalinya gue lihat mama dalam kondisi yang begitu hancur. Untuk ngebela mama, gue sedikit ngelakuin perlawanan ke pria berengsek itu,"
Dalam suasana yang semakin serius ini, kata-kata yang keluar dari bibir Alena terdengar gemetar seiring dengan tatapannya yang perlahan melemah.
Aku dengan lembut meraih tangan Alena, memberikan senyuman penuh harapan sebagai tanda penyemangat yang tulus dari hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle (GxG)
Teen Fiction𝐒𝐲𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 Cinta pada pandangan pertama. Apakah ini cinta nyata, atau hanya sebatas kagum akan sosoknya? El Viera Ardhinata. Seorang gadis periang dan ceria yang tanpa sengaja bertemu dan berujung memiliki ketertarikan pada salah satu kakak ke...