Viera POV
Siang hari ini di sekolahku sedang jamkos karena kepala sekolah tengah mengadakan rapat guru dadakan. Dan semua guru disini wajib mengikuti rapat tersebut. Oleh karena itu kita diperbolehkan bebas asal tidak berisik dan tidak mengganggu rapat guru.
Tapi sepertinya aturan itu sudah tidak berlaku untuk kelasku yang sudah sangat kacau dan berantakan seperti kapal pecah. Sampah kertas di mana-mana, meja dan kursi yang sudah tidak sesuai di tempatnya.
Ada bermacam-macam jenis orang di sini sekarang. Ada yang tiduran sambil bermain ponsel, ada juga yang teriak-teriak seperti orang gila, heboh banget sih heran. Serta ada juga yang sedang tidur sambil menutup wajahnya dengan buku tulis. Dan masih banyak jenis lainnya.
Sedari tadi aku hanya membenamkan wajahku di atas meja. Aku bosan. Ponselku mati karena aku lupa mengecasnya tadi pagi. Ingin tidur pun aku tidak bisa karena kelas ini terlalu berisik. Jessi sedang tidur di kursi sebelahku. Aku pun heran mengapa dia bisa tidur di saat sepeti ini.
Rico sedang menonton video di ponselnya bersama Cinta dengan earphone di satu telinga mereka masing-masing. Entah video apa yang sedang mereka tonton. Dan Deva, dia sedang di luar kelas bersama temanku yang lain. Jadilah aku sendiri di sini menemani Jessi yang tidur di sampingku.
Saat ingin mencoba memejamkan mata, aku dikejutkan dengan gerombolan siswa kelas yang lari berhamburan masuk ke kelas lalu duduk di kursi mereka masing-masing. Aku bisa tebak, biasanya di saat seperti ini ada guru killer yang akan datang.
Dan benar saja, tak lama kemudian guru itu masuk dengan wajah garangnya.
Kami sekelas hanya diam tak ada yang berbicara. Yang pasti sebentar lagi dia akan marah besar karena suara berisik kelasku tadi mungkin terdengar sampai ke ruang kepsek. Ditambah dia melihat keadaan kelasku sekarang yang sangat berantakan bak kapal pecah.
Hening sebentar..
ㅤSatu
ㅤDua
ㅤTiga
ㅤGUBRAK !!
Suara pukulan meja terdengar. Jessi dan teman-temanku yang sedang tertidur menjadi terbangun karena terkejut.
"Hei kalian! Saya memang memperbolehkan kalian untuk bebas, asal tidak berisik! Tapi kenapa suara kalian teriak-teriak terdengar sampai ke ruang kepala sekolah?!" Ucapnya marah pada kami semua. Suaranya menggelegar di penjuru kelas.
"Ini juga kenapa kelas ini sangat amat berantakan seperti gudang?! Tadi saya di sini masih rapih dan bersih tidak seperti sekarang!" Kami semua masih terdiam tidak berani menjawab.
"Saya tidak mau tahu, kalian semua harus membersihkan dan membereskan kelas ini sepulang sekolah nanti!" Lanjutnya lalu Bu garang, maksudku Bu Erna pergi ke luar kelas begitu saja. Akhirnya aku dan yang lain bisa bernafas lega.
Tak lama dari itu wali kelas kami masuk.
"Haduh kalian ini. Apa kalian tidak capek? Bapak saja yang hanya melihatnya capek banget loh." Ucap Pak Jefri yang sepertinya frustasi melihat kelakuan siswa kelasku.
"Sebentar lagi jam pulang dan bapak ingin menginfokan satu hal kepada kalian."
"Info apa tuh, Pak?" Tanya Moreno sang ketua kelas.
"Di akhir bulan ini kalian akan melaksanakan kegiatan PTS (Penilaian Tengah Semester). Oleh sebab itu, semua kegiatan ekstrakurikuler akan dihentikan satu minggu sebelum ujian dilaksanakan." Jelasnya. Oh tidak, aku belum siap. Aku harus belajar agar nilaiku bagus.
"Yahhhh.." Jawab kami serentak.
"Dan Bapak harap kalian belajar lebih giat karena nanti jika ada siswa/i yang nilainya banyak di bawah kkm kalian mungkin bisa saja tidak naik ke kelas sebelas, karena nilai PTS ini berpengaruh pada nilai akhir di raport kalian nanti." Jelasnya lagi panjang kali lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle (GxG)
Teen Fiction𝐒𝐲𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 Cinta pada pandangan pertama. Apakah ini cinta nyata, atau hanya sebatas kagum akan sosoknya? El Viera Ardhinata. Seorang gadis periang dan ceria yang tanpa sengaja bertemu dan berujung memiliki ketertarikan pada salah satu kakak ke...