Viera's POV
Aku merasakan sentuhan lembut di pipiku. Mataku yang semula terpejam akhirnya terpaksa terbuka untuk melihat siapa orang yang mengganggu acara tidurku ini.
"Bangun. Gak mau beli oleh-oleh?"
Aku sedikit terpaku saat melihat wajah Alena yang sedang menatapku dari jarak sedekat ini. Dengan cepat aku menegakkan tubuhku lalu berdehem pelan. Ternyata sedari tadi aku tertidur di bahu Alena.
"Kok sepi?" Tanyaku sambil melihat sekitar. Bus ini sepertinya sedang berhenti di suatu tempat.
"Yang lain udah pada keluar." Jawabnya.
Kalau kalian bingung kenapa sekarang aku dan Alena bisa bersama, jadi begini ceritanya. Tadi saat Alena mengajakku pergi menjauh dari area kemah dan kita... berpelukan di sana, ternyata ada seseorang yang memanggil kita dan hal itu sungguh membuatku terkejut.
Dan kalian tahu orang itu siapa?
Kak Viola.
Ya, ternyata dia. Kak Viola berjalan menghampiriku dan Alena lalu dia memarahi kami berdua. Pertama, Kak Viola bertanya apa yang sedang kami lakukan di tempat sepi itu. Aku tahu dia berpikir yang tidak-tidak. Padahal kenyataannya tidak seperti yang dia pikirkan.
Kedua, Kak Viola berkata kalau aku dan Alena masih sempat-sempatnya saja berduaan dan santai-santai di tempat lain padahal sebentar lagi bus akan berangkat. Aku yang tidak berani melawan hanya diam saja. Tapi saat itu Alena langsung meladeni Kak Viola.
Alena bilang pada Kak Viola bahwa perkataannya sama sekali tidak benar. Alena juga bilang dia hanya membutuhkan seseorang untuk kembali menstabilkan emosinya. Entah apa maksudnya, yang jelas aku tak paham dengan perkataan Alena yang itu.
Setelah Kak Viola mengetahuinya, dia langsung menyuruhku untuk cepat-cepat masuk ke dalam bus. Akhirnya saat itu aku meninggalkan Alena dan Kak Viola. Aku sempatkan menoleh ke belakang, sepertinya mereka berdua terlibat pembicaraan serius.
Dan aku tak tahu apa yang saat itu tengah mereka bicarakan.
Saat sudah masuk ke dalam bus, aku kebingungan saat melihat Keiza yang seharusnya duduk di kursi sebelahku, malah duduk di kursi belakangnya. Dan itu adalah kursi milik Alena.
Aku berusaha tak acuh dengan hal tersebut dan lebih memilih duduk di kursiku sendiri. Tapi kalian tahu tidak yang membuatku makin bingung dan tak mengerti itu apa?
Tiba-tiba Alena berjalan masuk ke bus dan duduk begitu saja di kursi yang seharusnya jadi milik Keiza!
Saat itu rasanya aku ingin sekali bertanya, tetapi hal tersebut kembali kuurungkan karena melihat wajah Alena yang terlihat sangat tidak bersahabat. Jadilah hanya keheningan menyelimuti kami saat itu.
"Viera, kenapa ngelamun?"
Jentikan jari Alena yang berada tepat di depan wajahku refleks membuatku menatapnya.
"Gapapa, ngumpulin nyawa."
"Ayo turun." Alena berdiri dan aku mengikutinya. Akhirnya kita berdua keluar dari bus ini bersama.
Baru saja turun dari bus aku sudah berpapasan dengan Cinta dan Audy. Mereka berdua ingin masuk ke dalam bus dengan tangan yang sudah penuh dengan segala macam plastik yang mereka bawa.
"Lah, Vi... lo baru mau turun? Dari tadi gue sama anak-anak pada nyariin, kirain lo nyasar lagi." Ucap Cinta. Anak-anak yang dia maksud adalah para cecunguk yang tak lain Jessica, Deva, dan Rico.
"Gue ketiduran. Ini baru bangun." Jawabku.
"Kok bareng Kak Alena?" Tanya Cinta.
Pertanyaan Cinta membuat otakku refleks memikirkan sebuah alasan yang tepat untuk menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle (GxG)
Teen Fiction𝐒𝐲𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 Cinta pada pandangan pertama. Apakah ini cinta nyata, atau hanya sebatas kagum akan sosoknya? El Viera Ardhinata. Seorang gadis periang dan ceria yang tanpa sengaja bertemu dan berujung memiliki ketertarikan pada salah satu kakak ke...