Alena's POV
Kakiku secara perlahan mulai berjalan menuju parkiran dimana tempat motorku berada. Saat ini rasanya energiku sangat terkuras habis-habisan. Setelah berjam-jam berada di ruang OSIS akhirnya kini aku dapat keluar juga dari sana.
Viola benar-benar mendiamkanku setelah kejadian saat jam istirahat tadi. Dia tidak mau berbicara padaku saat aku ajak berdiskusi dan dirinya pun hanya fokus pada tugasnya sendiri.
Sebegitu pedulinya Viola dengan perempuan bernama Viera itu?
Setelah dipikir-pikir, aku tidak seharusnya memaki-maki dan membentak Viera hingga dia sampai menangis seperti tadi. Sejujurnya aku memang tidak memiliki niat untuk membuatnya menangis. Tapi entahlah, emosiku tadi sangat tidak terkontrol.
Apa yang harus kulakukan padanya?
Memikirkan hal tersebut lama kelamaan membuat kepalaku pusing.
Saat ini cacing-cacing di perutku sudah berteriak meminta makan. Perutku memang belum terisi makanan sedikit pun dari tadi pagi karena aku terpaksa harus mengerjakan tugas-tugas sialan itu. Rasanya aku ingin mengundurkan diri dari jabatan yang menyiksa diriku ini.
Aku mulai menaiki motor dan memakai helmku. Mesin sudah menyala dan aku bergegas pergi meninggalkan sekolah yang memang sudah sepi ini. Jalanan Jakarta di sore hari ini tidak terlalu ramai, jadilah aku sedikit mempercepat laju motorku.
Shit!
Fokus menyetirku tiba-tiba hilang saat kurasakan sakit dan nyeri di bagian perutku. Kepalaku menunduk dan mataku terpejam serta tangan kiriku mencoba memegang perut untuk menahan rasa nyeri itu.
ㅤ
Tiinnnn!Kepalaku kembali mendongak cepat untuk melihat asal suara klakson yang baru saja kudengar. Astaga! Aku tidak sadar jika motorku sudah berpindah jalur dan ada truk besar tepat di depan sana sedang menuju ke arahku.
Dengan secepat kilat aku langsung banting setir ke kiri sebelum truk itu benar-benar menabrak motorku.
Sreeettt...
ㅤ
BRAAAKKK!!!***
Author's POV
Saat ini Viera tengah berjalan dengan lesu menuju kamarnya. Gadis itu baru saja pulang dari sekolah. Viera masih teringat bayang-bayang tentang kejadian di sekolah tadi. Untuk yang kesekian kalinya ia menghela napas panjang.
"Dari mana lo? Kenapa baru nyampe rumah?"
Viera menoleh ke arah samping saat mendengar suara seseorang. Terlihatlah Jessica yang sedang duduk di sofa sambil bersandar. Ekspresi wajahnya benar-benar tidak terlihat seperti Jessica yang biasanya.
"Jalan-jalan." Jawab Viera cuek. Ia bergegas mengambil handuk untuk mandi.
"Nggak gue sangka ya... ternyata lo bisa melanggar janji persahabatan kita, El."
Celetukan Jessica barusan membuat Viera yang sedang melangkahkan kakinya menjadi terhenti. Cewek itu berbalik menghadap Jessica sambil menaikkan satu alisnya, tidak mengerti dengan apa yang Jessica bicarakan.
"Melanggar janji gimana sih, Jes?" Tanya Viera dengan suara pelan.
Jessica menutup buku novel yang sedang dibacanya lalu melempar buku novel tersebut ke arah kasur. Jessica berjalan ke arah Viera dan berhenti tepat di hadapannya sambil bersedekap dada.
Jessica terkekeh kecil. "Jatuh cinta kok sendirian, mandiri banget ya..."
Viera makin tidak mengerti arah pembicaraan Jessica. "Tudep Jes. Gue capek, jadi lo nggak usah basa-basi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle (GxG)
Teen Fiction𝐒𝐲𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 Cinta pada pandangan pertama. Apakah ini cinta nyata, atau hanya sebatas kagum akan sosoknya? El Viera Ardhinata. Seorang gadis periang dan ceria yang tanpa sengaja bertemu dan berujung memiliki ketertarikan pada salah satu kakak ke...