Author's POV
"Baik anak-anak! Untuk pembagian kursi dan bus, nanti akan diatur oleh Pak David ya. Kalian nanti akan duduk sesuai dengan pembagian yang sudah ditentukan oleh beliau." Jelas Bu Vivi selaku ketua panitia dalam acara perkemahan yang akan direncanakan kali ini.
SMA Trisatya akan melakukan acara perkemahan untuk dua angkatan selama tiga hari dua malam. Dua angkatan yang ikut adalah kelas 10 dan 11. Kelas 12 tidak diperbolehkan mengikuti acara dikarenakan mereka harus fokus menjalankan pendalaman materi untuk persiapan ujian akhir nanti.
"Baik Bu!!" Jawab siswa-siswi serentak di aula sekolah.
"Kalian perlu izin terlebih dahulu kepada orang tua kalian untuk ikut acara kali ini. Nanti surat izinnya akan dibagikan oleh anggota OSIS. Oh iya, perlu Ibu katakan, barang yang kalian perlu bawa hanya barang yang penting-penting saja. Tidak perlu kalian bawa barang-barang kalian yang tidak penting sampai penuh satu koper. Jelas anak-anak?"
"Jelas Bu!!"
"Baik. Kalau begitu sekian dari saya. Ada yang ingin ditanyakan?"
"Saya Bu!" Salah satu siswi mengangkat satu tangannya. "Kegiatan kita di sana ngapain aja Bu? Terus nanti bakal ada acara bakar-bakar api unggun, kan?"
"Untuk susunan acaranya, nanti akan di-share oleh wali kelas masing-masing melalui grup kelas. Kalau bakar-bakar api unggun, hmm... ya sudah jelas ada dong, Nak." Jawab Bu Vivi diiringi senyum tipisnya.
Mayoritas anak-anak sontak berseru senang mendengar jawaban Bu Vivi.
"Saya mau tanya juga Bu!" Satu siswi lain ikut mengangkat tangannya. "Kalau pembagian kursi sama bus udah diatur, kita nggak bisa duduk sesuai keinginan sendiri dong, Bu?"
"Iya, betul, Nak."
"Yaahh... sayang banget." Ujar siswi tersebut dengan raut wajah sedih.
"Ada lagi yang mau bertanya?" Tanya Bu Vivi sekali lagi.
"Saya mau tanya Bu!" Lagi, salah seorang siswa mengangkat tangannya. Ia adalah Jestian. "Ada jurit malam gak, Bu?"
Pertanyaan yang barusan terlontar sontak membuat anak-anak perempuan menggeleng keras, berharap pertanyaan tersebut tidak diiyakan oleh Bu Vivi.
"Kalau jurit malam, Ibu masih akan diskusi mengenai hal tersebut dengan Bu Erna serta anggota OSIS. Jadi, tunggu saja kabar selanjutnya."
"Ada lagi?" Tanya Bu Vivi lagi. Sudah tidak ada yang mengangkat tangan.
"Baik kalau gitu cukup sekian. Jangan lupa siapkan segala kepentingan kalian untuk acara ini yang akan dilaksanakan minggu depan. Silakan masuk ke kelas kalian masing-masing." Ucap Bu Vivi lalu mulai berjalan meninggalkan aula sekolah.
"I know that dress is karma, perfume regret, yeah~"
"You got me thinking 'bout when you were mine,"
Viera dan teman-temannya sedang berjalan menuju kelas. Gadis itu berjalan berdampingan dengan Jessica yang berada di sebelahnya.
"Jes... lo ikut?" Tanya Viera pada Jessica.
"Ikut dong. Jarang-jarang Trisatya ada acara kek begini, kan?"
"Ya, iya sih... tapi gue bingung,"
Jessica menoleh ke arahnya. "Bingung kenapa?"
"Mau ikut atau gak,"
"Ya ikut ajalah. Ortu lo kan gak strict. Jadi pasti dibolehin."
"Iya juga sih. Ya udah karena lo ikut, gue juga ikut deh." Jawab Viera. Hal biasa yang dilakukan oleh dua sejoli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle (GxG)
Teen Fiction𝐒𝐲𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 Cinta pada pandangan pertama. Apakah ini cinta nyata, atau hanya sebatas kagum akan sosoknya? El Viera Ardhinata. Seorang gadis periang dan ceria yang tanpa sengaja bertemu dan berujung memiliki ketertarikan pada salah satu kakak ke...