Author's POV
Semenjak kejadian itu Viera berusaha mati-matian untuk menjauhi Alena seperti yang Jessica bilang padanya. Mulai dari tidak ada interaksi dengan Alena, tidak lagi mengganggunya, tidak menyapa saat mereka tidak sengaja berpapasan, dan lain-lainnya.
Viera benar-benar menuruti perkataan Alena yang menyuruhnya berhenti.
Jessica juga selalu membantu Viera. Contohnya saat Viera secara tak sengaja memandangi Alena dari kejauhan, ia akan mengalihkan perhatian gadis itu dengan mengajaknya berbicara dengan topik yang menurutnya menarik. Tapi tetap respon yang diberikan Viera hanya seadanya saja.
Semenjak kejadian itu pula Alena sudah tidak mengajarkan Viera belajar lagi. Dengan tidak adanya Alena, Viera pun berinisiatif membuat kelompok belajar dengan teman-temannya agar dirinya tetap bisa mengerjakan ujian dengan mudah dan bisa mendapatkan nilai bagus.
Viera yang menjauhi Alena itu membuat teman-teman Alena bingung. Pasalnya setiap hari di sekolah Viera pastinya akan selalu menghampiri Alena di mana pun gadis itu berada. Tapi beberapa hari ini teman-teman Alena tak merasakan demikian. Mereka berpikir pasti ada sesuatu di antara Viera dan Alena.
Alena merasa hari-harinya seperti berubah. Viera yang setiap hari mendekatinya, menggodanya dan mengganggunya saat ini sudah tidak ada lagi. Saat ini hanya ada Viera yang pendiam, tidak menyapanya dan tidak lagi peduli padanya.
Lalu ingin bagaimana? Viera menjadi seperti itu pun penyebabnya adalah dirinya sendiri. Dia yang menyuruh Viera melakukan semua hal itu.
Saat ini Alena sedang berada di kantin bersama teman-temannya. Rachel menatap heran Alena yang sedang mengaduk-aduk mie ayam tanpa berniat memakannya. Rachel menoleh ke Viola dan bertanya lewat isyarat matanya namun Viola hanya menggeleng sambil mengangkat kedua bahunya.
"Itu mie ayam keburu mekar deh." Ucap Rachel. Ia dan yang lain sudah menyelesaikan acara makannya tetapi sampai saat ini Alena belum menyentuh makanan miliknya sama sekali.
Alena yang mendengarnya pun mulai menyuap sedikit dan memasukkan ke mulutnya. Dikunyah mie ayam tersebut tanpa minat sama sekali.
"Lo kenapa sih? Kangen digangguin Viera?" Tanya Viola spontan.
Uhuk uhuk!
"Eh astaga minum-minum." Viola dengan cepat memberikan Alena air putih miliknya yang langsung ditenggak olehnya hingga tersisa setengah.
"Siapa juga yang kangen digangguin tuh anak? Malah bagus kalau dia udah berhenti gangguin gue,"
"Hmm... gitu ya. Terus ada apa sama lo dan Viera? Kenapa belakangan ini kayak ada yang beda?" Tanya Evelyn.
"Apanya yang beda?" Tanya Alena balik.
"Viera. Apa dia udah nyerah?"
Alena terdiam. Ia tak berbicara lagi setelahnya. Pikirannya berkecamuk memikirkan kata-kata Evelyn barusan.
Ada apa dengan Alena? Bukankah seharusnya ia senang jika Viera menyerah? Bukankah hal itu yang ia inginkan dari dulu? Mengapa kini dirinya menjadi gelisah jikalau hal itu betul-betul terjadi?
"Kenapa lo diem Len? Apa lo ngelakuin sesuatu yang buat dia kayak gitu?" Tanya Viola. Saat ini Alena rasanya seperti terdesak oleh pertanyaan teman-temannya.
"Gue..." Alena hanya bisa menunduk. Tak lama ia kembali mendongak dan menatap ketiganya bergantian.
"Gue nyuruh dia berhenti,"
Brak!
"Astaga Len..."
"Keterlaluan banget lo."
"Ternyata ini penyebabnya."Alena memejamkan matanya erat-erat mendapat serangan tiba-tiba dari teman-temannya. Gebrakan meja yang Viola lakukan sedikit mengundang perhatian beberapa siswa yang ada di sana. Namun Viola sungguh tak peduli dengan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle (GxG)
Teen Fiction𝐒𝐲𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 Cinta pada pandangan pertama. Apakah ini cinta nyata, atau hanya sebatas kagum akan sosoknya? El Viera Ardhinata. Seorang gadis periang dan ceria yang tanpa sengaja bertemu dan berujung memiliki ketertarikan pada salah satu kakak ke...