Halo, kita berjumpa kembali di kelanjutan cerita ini. Setelah 2 bulan lamanya akhirnya aku bisa sempetin update lagi, hehe. Apa kabar? Bau-bau akhir tahun udah mulai kecium nih... gimana tahun 2023 menurut kalian???
Btw ini cerita perasaan udah 1 tahun lebih belum juga kelar sampai sekarang. Sebetulnya aku mau cepat-cepat tamatin, tapi untuk sekarang belum bisa karena salah aku sendiri yang sengaja bikin alurnya malah makin panjang. 😃
Udahlah ya, langsung baca aja. Aku bakal double up. See ya!
***
Viera's POV
Setelah kejadian di taman tempo hari, entah kenapa aku merasa bahwa aku dan dia kini menjadi lebih dekat. Kali ini aku bisa merasakan perubahan sikap Alena yang sangat drastis kepadaku. Jika biasanya selalu aku yang mendekati dia duluan, sekarang malah kebalikannya.
Seperti contohnya kemarin, kebetulan saat baru saja datang ke sekolah dan aku tak sengaja berjumpa dengan Alena, dia menghampiriku lalu menyapaku sambil tersenyum. Selama ini aku tidak pernah melihat sisi Alena yang seperti ini. Dan merasakannya untuk yang pertama kalinya membuatku merasa sangat-sangat senang.
Apa aku harus merayakan hal ini dengan tumpengan di rumah?
Tetapi, ada beberapa hal yang masih sangat mengganjal di pikiranku mengenai Alena. Saat itu aku melihatnya dalam kondisi yang begitu rapuh. Tubuhnya terlihat tak berdaya dan seperti tak memiliki semangat hidup. Aku tak tahu inti permasalahan yang sedang dia hadapi itu apa.
Ya sudah, mungkin memang belum saatnya aku tahu. Secara perlahan tapi pasti aku akan mulai mencari tahu, namun tidak secara langsung dengan bertanya padanya. Aku takut jika nanti Alena merasa tak nyaman karena aku seperti orang kepo jika bertanya-tanya seenak jidat.
"Viera... kenapa melamun? Mana tugas kamu?"
Suara barusan membuat perhatianku teralih pada Pak Deni yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping meja.
"Maaf Pak, ini tugasnya." Aku menyodorkan buku tulisku.
Alis Pak Deni terlihat berkerut bersamaan dengan tangannya yang membuka lembaran demi lembaran. "Ini buku coret-coretan. A love, A love, I wanna be yours, apa pula maksudnya? Mana buku sejarah kamu?"
"Astaga Pak, salah buku!"
Dengan panik aku langsung mengambil buku tersebut dari Pak Deni lalu memberikan buku sejarahku padanya.
Ini bahaya. Di buku ini ada banyak sekali tulisan hasil kegabutanku tentang Alena. Biar kuperjelas, buku ini berisi puisi, kata-kata, gambar asal, dan lirik lagu yang semuanya berkaitan dengan Alena. Untung saja Pak Deni tidak membaca semuanya.
"Hahahah A itu pasti inisial huruf nama pacar Viera Pak!" Teriak Deva terdengar. Perhatian semua anak-anak menjadi tertuju padaku.
"Tapi bentar, emang Viera punya pacar? HAHAHAHA!"
"Heh pentil pajero, ngaca dong! Emang lo juga punya pacar?!" Balasku tidak terima. Aku melempar pulpen pada Deva.
Sedetik kemudian, deringan bel tanda jam pelajaran hari ini telah berakhir itu berbunyi.
"Sudah-sudah, jangan ribut! Itu bel pulang sudah berbunyi. Kalian mau pulang tidak??" Ujar Pak Deni. Beliau berjalan ke depan kelas.
"MAUU!!" Jawab yang lain serentak.
Setelah memberi salam, Pak Deni mulai bergegas meninggalkan kelas. Aku memasukkan semua barang-barangku ke dalam tas. Setelah itu aku juga pergi keluar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle (GxG)
Teen Fiction𝐒𝐲𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 Cinta pada pandangan pertama. Apakah ini cinta nyata, atau hanya sebatas kagum akan sosoknya? El Viera Ardhinata. Seorang gadis periang dan ceria yang tanpa sengaja bertemu dan berujung memiliki ketertarikan pada salah satu kakak ke...