Chapter 18 - Sesuatu Hal

1.7K 186 4
                                    

Author's POV

Braakk!

Suara gebrakan meja yang berasal dari Alena itu sontak membuat Viera dan Viola terkejut. Saat ini dia sedang berdiri menatap tajam Viera yang masih terpaku di hadapannya.

"Siapa lo berani nyuruh-nyuruh gue? Apa hak lo ngatur-ngatur hidup gue? Lo bukan siapa-siapa dan lo nggak berhak ngatur-ngatur hidup gue!"

Viera dibuat semakin terkejut saat mendengar suara bentakan Alena yang cukup kencang. Apalagi dirinya berada tepat di hadapan Alena. Viola yang melihatnya pun begitu, dia juga sama terkejutnya.

"Lo keluar sekarang!"

"Tapi Kak–"

Praaangg!!

Viera sontak membuka lebar matanya saat melihat pemandangan di hadapannya ini. Saat ini egg sandwich yang dirinya buat spesial untuk Alena telah jatuh berantakan di lantai ruang OSIS yang putih bersih.

Hatinya mencelos melihat Alena membuang makanan yang dibuatnya begitu saja. Tanpa sadar kini air mata perlahan turun membasahi kedua pipi Viera yang mulus itu. Viola yang melihat kejadian seperti ini sangat tidak percaya dengan sikap sahabatnya kepada Viera.

Setelah cukup lama menunduk meratapi nasib makanannya yang sudah hancur berantakan, Viera kembali mendongak menatap Alena yang kini juga sedang menatapnya. Gadis itu mengusap air mata di pipinya.

"K-kenapa dibuang?" Tanya Viera pelan.

"Gue nggak butuh makanan dari lo."

"Keluar sekarang juga! Lo tau? Keberadaan lo saat ini cuma ganggu gue!" Bentak Alena lagi.

Rasanya Viera ingin pergi secepatnya dari sini sekarang juga. Sekali lagi Viera menunduk menatap makanannya yang berserakan. Ia mundur perlahan lalu mulai membalikan badannya dan pergi berlari keluar ruangan tanpa sepatah kata lagi.

Braakk!

Viola tiba-tiba berdiri dengan kemarahannya yang sudah berada di ubun-ubun. "Alena! Lo apa-apaan sih, hah?! Lo kenapa sampai semarah itu sama Viera?"

Alena menoleh ke arahnya. "Kenapa? Lo nggak suka gue gituin dia?"

"Sekali-kali gue harus gituin dia! Lo tau sendiri gue nggak suka dipaksa tentang hal apa pun sama seseorang? Plus dia tadi belaga sok baik dan peduli sama gue." Ucap Alena.

Viola menghampirinya. "Viera ngomong kayak gitu dia nggak bohong, dia beneran peduli sama lo! Sadar Len.. lo emosi karena apa? Niat Viera tadi itu baik. Dia bukan maksa, tapi dia berusaha bujuk lo supaya lo mau nerima pemberiannya. Tapi kenapa lo harus marah sampai segitunya sama dia? Lo itu nggak punya hak untuk bentak-bentak dia kayak tadi."

"Seenggaknya lo hargain usaha Viera. Liat ini.. dia udah capek-capek buatin makanan untuk lo, tapi liat apa yang lo lakuin? Lo nggak hargain usaha dia sedikit pun. Lo buang makanan yang dia buat pakai effort secara cuma-cuma!" Viola berucap tepat di hadapan Alena agar cewek itu dapat mendengar dan menyerap kata-kata yang diucapkannya dengan baik.

Viola berjalan meninggalkan Alena. Tapi tepat satu langkah sebelum benar-benar keluar, Viola berhenti dan mengucapkan kata-kata yang membuat Alena mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Nggak usah terlalu maksain diri kayak gini terus, Len. Lo akan menyesal suatu hari nanti saat Viera berhenti."

***

Saat ini Viera masih berlari di koridor. Ia sedang menuju rooftop sekolah agar bisa menangis sepuasnya di sana. Hatinya benar-benar hancur melihat Alena menolak mentah-mentah dan dengan tega membuang makanan yang dibuatnya begitu saja.

Love Struggle (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang