Author's POV
"Lah iya, ini Keina sama Keiza gimana? Kita kan beda, dia anak IPA." Ucap Deva.
"Tidak masalah. Aku dan Keiza akan mengerjakan tugas kami berdua." Jawab Keina disertai senyuman.
Mereka pun mulai sibuk dengan buku masing-masing. Viera dan teman-temannya memilih mengerjakan latihan soal matematika yang diberikan guru mereka. Di awal, terlihat antusiasme dari semuanya. Namun saat di pertengahan, kelimanya mulai frustasi dengan soal-soal yang semakin lama semakin sulit.
"Jessica, rasanya aku ingin buang air. Boleh aku meminjam toiletmu sebentar?" Tanya Keina.
"Oh, iya. Kebetulan gue juga kebelet. Ayo ikut gue." Jessica pun mulai berjalan diikuti Keina yang terburu-buru.
"Pala gue lama-lama panas. Rasanya mau tukeran otak sama Jerome Polin." Ucap Cinta yang langsung merebahkan tubuhnya.
"Maju lo matwa, gue mundur!" Ucap Deva yang ikut-ikutan rebahan.
"Lo pada di nomor berapa sih?" Tanya Rico.
"Gue 16." Jawab Cinta.
"Gue baru 14 cok! Lo kok ninggalin gue sih Ta?" Tanya Deva.
"Ya lo lemot sih! Udah deh gue dikte aja jawabannya,"
Mendengar suara ribut-ribut membuat perhatian Keiza yang sedang mengerjakan tugasnya itu menjadi beralih ke arah mereka. Tatapan Keiza jatuh pada Viera yang terlihat tengah mencoret-coret bukunya dengan alis berkerut, seolah sedang berpikir kritis.
"Lah ini malah udah nomor 20, bangsul!" Celetuk cinta saat mengintip buku tulis Viera.
Pikiran Viera seketika buyar mendengar suara melengking Cinta tepat di telinganya. Dengan wajah galaknya Viera menatap Cinta. "Berisik Supriyadi! Makanya yang kerja itu tangan, bukan mulut!"
Keiza menarik sudut bibirnya. Di matanya, Viera terlihat sangat menggemaskan di saat dia marah seperti itu.
"Ya maap... abisnya lo tumben ngebut banget ngerjainnya. Belajar sama siapa sih di rumah? Abang lo yang ganteng itu?"
Ditanya seperti itu, di otak Viera langsung terlintas satu nama, yaitu Alena. Ya karena memang hanya dialah yang selama ini sempat mengajarkan Viera belajar walau hanya beberapa waktu. Viera saat ini jadi lebih menguasai beberapa materi pelajaran yang sempat Alena berikan padanya.
"Iya! Puas?"
"Ihh mau juga dong diajarin belajar sama Bang Revaann!" Cinta merengek.
"Cinta stop! Gue batal restuin lo sama abang gue kalo lo gak diem!"
"Syap salah!" Cinta langsung mengubah posisinya menjadi duduk sila dengan kedua telapak tangan yang disatukan.
Viera menghela napas berat. Kepalanya mendadak terasa sedikit pening. Sedari tadi dia berusaha memecahkan satu soal tapi belum juga berhasil sampai saat ini. Keiza yang sepertinya peka, langsung bangkit dan menghampiri Viera.
Dia memajukan kepalanya untuk melihat lebih jelas soal yang sedang Viera kerjakan. Menyadari hal itu Viera sontak menggeser badannya agar tak bersentuhan dengan Keiza. Saat Keiza menoleh, ternyata jarak mereka menjadi sangat dekat. Keiza sampai terpaku melihat wajah Viera dalam jarak kurang dari satu jengkal itu.
Her face looks so pretty and cute at the same time
Meski begitu, Keiza sangat pandai mengontrol ekspresinya. Ia memundurkan kepalanya agar dapat berbicara.
"Jawabannya 7,"
"Huh? 7 dari mana? Kok bisa?" Tanya Viera bingung. Keiza bahkan tidak perlu coret-coretan buku untuk menjawab soal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle (GxG)
Teen Fiction𝐒𝐲𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 Cinta pada pandangan pertama. Apakah ini cinta nyata, atau hanya sebatas kagum akan sosoknya? El Viera Ardhinata. Seorang gadis periang dan ceria yang tanpa sengaja bertemu dan berujung memiliki ketertarikan pada salah satu kakak ke...