Chapter 45 - Isi Hati Chiara

1.3K 125 11
                                    

Alena's POV

Pagi ini aku sudah berdiri tepat di depan gerbang rumah Viera. Tidak ada keperluan dan tidak ada tujuan, otakku tiba-tiba menyuruhku untuk datang ke sini. Saat sudah sampai di sini pun aku menjadi bimbang, antara ingin masuk atau kembali pulang ke rumah.

Alena, kamu bodoh sekali.

Setelah kejadian kemarin di mana aku mengajak Viera pergi dan berjalan-jalan, entah kenapa hatiku rasanya sangat senang sekali. Aku benar-benar sudah lama tidak merasakan perasaan seperti ini lagi semenjak hubunganku dengan Zeera berakhir.

Dan merasakannya untuk yang kedua kalinya dengan orang berbeda ternyata jauh lebih menyenangkan. Aku mengakui aku kalah, aku tidak bisa menahan perasaan ini terus-terusan. Aku kalah dengan gadis itu yang sialnya benar-benar membuat hatiku luluh dengan segala sikapnya yang dia lakukan padaku.

Kembali ke dunia nyata. Akhirnya selama lima menit berpikir aku pun memutuskan untuk memencet bel rumahnya. Tak lama keluar seseorang yang membukakan gerbang.

Itu dia orangnya.

"Hmmm... siapa sih? Hari libur ganggu orang tidur aj–"

Begitu melihatku, Viera yang sedang mengucek matanya itu tiba-tiba terdiam mematung. Sedetik kemudian matanya melotot entah karena apa.

"A-ALENA?!"

Viera langsung berlari masuk ke dalam rumahnya seperti orang kesetanan. Kenapa sih? Emang dia pikir aku ini setan?

Tapi tunggu, barusan Viera hanya memakai tanktop dan celana pendek saja. Barusan juga aku melihat rambut panjangnya berantakan. Bisa-bisanya dia keluar dengan kondisi seperti itu di saat ada orang yang datang. Gimana kalau yang datang itu bukan aku dan malah lelaki atau bahkan om-om mesum?

Aku tidak habis pikir dengan Viera. Kini yang kulakukan hanya terdiam seperti orang bodoh di depan gerbang rumahnya. Aku tidak mungkin masuk ke dalam rumah orang lain tanpa mendapat izin dari sang pemilik rumah tersebut.

"Astaga Viera, Viera, ada tamu bukannya disuruh masuk, malah ditinggal lari ke kamar!"

Suara Tante Risa terdengar dari dalam. Dia sedang berjalan menghampiriku.

"Alena, anak Tante yang satu itu emang suka seenak jidatnya. Maafin dia ya, nanti biar Tante hukum. Kamu udah lama nunggunya?"

Aku sedikit membungkuk lalu menyalimi tangan beliau dengan sopan. "Pagi Tante. Nggak lama kok, aku baru sebentar nunggunya. Oh iya Tan... aku gapapa, jadi Tante gak perlu hukum Viera."

"Ya udah, ya udah. Ayo kamu masuk dulu, kasian berdiri terus. Itu motor kamu di luar masukin aja." Aku mengangguk.

Setelah selesai memarkirkan motor di halaman rumah ini, aku mengikuti Tante Risa yang sedang berjalan dari belakang. Saat sudah memasuki rumahnya, mataku langsung tertuju ke arah seorang pria yang sedang duduk sambil membaca koran di sofa.

Biar kutebak, beliau pasti ayahnya Viera.

"Ayah, coba liat ada tamu siapa." Ujar Tante Risa. Ternyata tebakanku benar.

Ayah Viera menoleh ke arah kami, lalu alisnya berkerut. "Siapa ini, Bun?"

"Ayah inget kan Bunda sering cerita ke Ayah tentang anaknya Fani, teman lama Bunda saat masih kerja dulu? Nah ini dia anaknya, namanya Alena." Tante Risa mengenalkan diriku pada pria itu.

Jantung tiba-tiba berdegup cepat, aku gugup ketika ingin menyalimi tangannya. Ayah Viera seperti memiliki aura tersendiri yang membuatku segan ketika berhadapan dengannya.

"Saya Alena Om, senang bertemu dengan Om." Aku tetap berusaha berbicara dengan tenang dan memasang wajah seramah mungkin.

"Oh, hahaha... jadi kamu anaknya Fani?" Beliau tersenyum. "Salam kenal Alena. Saya Reyno, ayahnya Viera. Omong-omong, wajahmu benar-benar mirip dengan mamamu."

Love Struggle (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang